Surat At Takatsur Ayat 1-8 dalam Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan Dilengkapi Tafsir Ayat 3-8
Surat At Takatsur merupakan surat ke-102 dan juz ke-30 dalam Al Quran. Surat ini memilki arti "bermegah-megahan".
Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Simak bacaan surat At Takatsur dalam tulisan Arab, latin, terjemahan, dan tafsirnya.
Surat At Takatsur merupakan surat ke-102 dan juz ke-30 dalam Al Quran.
Surat ini memilki arti "bermegah-megahan" yang diambil dari ayat pertama.
At Takatsur salah satu surat pendek yang terdiri dari delapan ayat.
Baca juga: Bacaan Surat Al Waqiah Ayat 1-50, Disertai Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Baca juga: Surat Al Jinn Ayat 1-28: Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
Dikutip dari quran.kemenag.go.id, berikut bacaan surat At Takatsur:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ - ١
Al-hākumut-takāṡur
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ - ٢
Hattā zurtumul-maqābir
Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ - ٣
Kallā saufa ta'lamụn
Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ - ٤
Summa kallā saufa ta'lamụn
Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ - ٥
Kallā lau ta'lamụna 'ilmal-yaqīn
Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ - ٦
Latarawunnal-jaḥīm
Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ - ٧
ṡumma latarawunnahā 'ainal-yaqīn
kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ - ٨
ṡumma latus`alunna yauma`iżin 'anin-na'īm
Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
Tafsir Ayat 3-8
Melansir laman kemenag.go.id, dalam ayat ke-3 surat At Takatsur, Allah memperingatkan jika bermegah-megahan itu tidak pantas dikerjakan karena berakibat buruk serta menimbulkan kekacauan dan permusuhan.
Allah menganjurkan agar diciptakan kerukunan hidup, tolong menolong dalam kebajikan, dan melestarikan hidup bermasyarakat dengan membina akhlak yang luhur serta budi pekerti yang baik.
Selanjutnya, Allah mengulang ancaman-Nya dalam ayat ke-4.
Hal tersebut merupakan ancaman sesudah ancaman, seperti seorang tuan berkata kepada hamba sahayanya agar tidak mengerjakan sesuatu, kemudian tuan itu mengulangi ucapannya.
Pada ayat ke-5, mengandung peringatan Allah dalam bentuk perintah agar waspada terhadap tingkah laku yang buruk.
Keinginan untuk berlebih-lebihan dapat menyibukkan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak bermanfaat.
Pendirian yang dianggapnya benar sebenarnya salah.
Hal tersebut, hanya sangkaan belaka yang pasti berubah, karena tidak sesuai dengan kenyataan.
Sementara itu, yang harus menjadi pendirian adalah yang sesuai dengan kenyataan dan dapat disaksikan oleh mata, perasaan atau berdasarkan dalil shahih.
Lalu, ayat ke-6 Allah menerangkan sebagian azab yang akan dialami oleh orang yang bermegah-megahan karena kelalaian tersebut.
Mereka akan ditimpa azab di akhirat dan akan melihat tempat itu dengan mata kepala mereka sendiri.
Oleh karena itu, hendaknya selalu merenungkan kedahsyatan azab dalam pikiran agar membawa mereka kepada perbuatan yang baik dan bermanfaat.
Maksud perkataan "melihat neraka Jahim" adalah merasakan azabnya, sesuai dengan tujuan Al-Qur'an dalam pemakaian kata-kata tersebut.
Pada ayat ke-7, Allah menguatkan isi ayat sebelumnya, jika azab itu benar-benar akan dirasakan oleh orang yang teperdaya.
Dengan demikian, siapa saja dan dari golongan apa saja hendaklah bertakwa kepada Tuhannya serta menghindari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka disiksa.
Selain itu, hendaknya seseorang memperhatikan nikmat-nikmat Allah yang ada padanya untuk dipelihara dan dipergunakan sesuai dengan fungsi nikmat tersebut.
Hendaknya mereka tidak melakukan kejahatan, mengada-adakan kemungkaran, dan mengharap-harapkan ampunan Allah hanya semata-mata dengan pengakuan beragama Islam dengan memakai nama dan gelar yang muluk-muluk;
Sedangkan ia menyalahi hukum-hukum Al-Qur'an dan melakukan tindakan yang sama dengan musuh Islam.
Ayat ke-8, Allah lebih memperkuat lagi celaan-Nya terhadap mereka dengan mengatakan bahwa sesungguhnya mereka akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan-kenikmatan yang mereka megah-megahkan di dunia.
Apakah mereka telah menunaikan hak Allah daripadanya, apakah mereka menjaga batas-batas hukum Allah yang telah ditentukan dalam bersenang-senang dengan nikmat tersebut.
Jika mereka tidak melakukannya, ketahuilah nikmat-nikmat itu adalah puncak kecelakaan di hari akhirat.
(Tribunnews.com/Devi Rahma)
Artikel Lain Terkait Bacaan Doa