Tanda Diri Alami Burnout, Kondisi Stres Fisik dan Mental karena Pekerjaan
Sering kali pekerjaan membuat kelelahan fisik dan mental, karena stres yang berulang serta berkepanjangan atau yang dikenal dengan kondisi burnout.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bekerja merupakan kegiatan yang menguras fisik dan otak.
Sering kali pekerjaan membuat kelelahan fisik dan mental, karena stres yang berulang serta berkepanjangan atau yang dikenal dengan kondisi burnout.
“Kondisi burnout ini dapat dirasakan orang-orang di berbagai macam profesi bahkan oleh para pelajar sekalipun. Burnout merupakan suatu fenomena yang nyata,” papar Psikolog Rizka Ramadhani Savira Tatyagita, pada kegiatan webinar bertajuk “Healthy Mind, Healthy Me, Productive Tomorrow,” akhir pekan lalu.
Baca juga: Mengenal Wirausaha Burnout, Cara Menghindari dan Mengatasinya
Baca juga: Studi: Merawat Wajah dan Bibir Bisa Redakan Stres
Di Indonesia isu burnout sudah banyak dibahas meski belum masuk dalam kategori diagnosis di dunia kesehatan. Satu penyebabnya adalah toxic productivity, yakni istilah yang merujuk pada keinginan tidak sehat untuk secara kontinyu bersikap produktif walaupun pekerjaannya telah selesai ia lakukan.
“Terdapat tiga komponen utama dari kondisi burnout yakni kelelahan secara fisik dan emosi yang berakibat pada penurunan efisiensi kerja, sikap yang skeptis dan cenderung dingin pada pekerjaan, serta kecenderungan untuk menilai diri sendiri secara negatif,” tegasnya.
Rizka menuturkan, seseorang yang mengalami burnout akan cenderung sulit berkonsentrasi, mudah lupa, serta merasa cemas dan khawatir utamanya dalam urusan pekerjaan.
“Mereka yang mengalami burnout juga dapat mengalami masalah tidur akibat stres yang dirasakan atau mengalami simptom fisik seperti sakit kepala, sakit punggung, dan masalah pencernaan,” lanjutnya. Kondisi burnout ini juga tidak jarang dapat menyebabkan mood swing atau perubahan suasana hati yang begitu cepat," ungkap alumnus Fakultas Psikologi UNAIR itu.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi burnout.
Coba untuk mengelola waktu secara efisien dalam bekerja. Luangkan waktu untuk melakukan hobi dan menyediakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga atau teman.
Pola hidup sehat seperti istirahat yang cukup, olahraga, dan konsumsi makanan bergizi, menurutnya juga dapat membantu mengatasi kondisi burnout pada seseorang.
“Tetapkan standar yang ‘wajar’ pada apa yang Anda lakukan dan coba untuk belajar mengenal diri sendiri dengan lebih baik,” pesan Rizka.
Dengan mengenal diri sendiri, seseorang dapat mengetahui pola pikir apa saja yang menyebabkan ia mengalami burnout.
Selain itu, memperoleh dukungan sosial yang memadai dari lingkungan sekitar.
Dukungan sosial sebagai sumber daya yang memberikan efek positif guna mereduksi stres dan melindungi diri dari burnout.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.