Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Campur Bahasa Ala Anak Jaksel Populer, Adakah Dampaknya Pada Bahasa Indonesia?

Fenomena which is, basically, literally populer jadi bahasa ala anak Jakarta Selatan atau Jaksel. Adakah dampaknya padsa bahasa Indonesia>

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Campur Bahasa Ala Anak Jaksel Populer, Adakah Dampaknya Pada Bahasa Indonesia?
goodnewsfinland.com
ILUSTRASI bahasa. Campur Bahasa Ala Anak Jaksel Populer, Adakah Dampaknya Pada Bahasa Indonesia? 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Belum lama ini fenomena which is, basically, literally populer jadi bahasa ala anak Jakarta Selatan atau Jaksel.

Mereka mencampurkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam satu kalimat, bahkan satu kata atau dalam sosiolingustik (ilmu bahasa dari segi sosial), disebut alih kode atau code switching.

Baca juga: 20 Kata-kata Maaf Sebelum Ramadhan 2022 dalam Bahasa Inggris dan Artinya, Dapat Dibagikan di WA

Adakah dampak dari fenomena itu?

Meski menggabungkan kedua bahasa, namun Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FIB UNAIR Dr Dra Ni Wayan Sartini MHum menyebut tidak ada dampak buruk bagi bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia tetap tidak akan tergeser kedudukannya dengan adanya bahasa Jaksel tersebut.
“Karena saat berada di situasi formal atau resmi, penutur akan menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai.

Saya rasa juga mereka tidak menggunakan bahasa Jaksel ketika menjadi pembicara seminar, saat ujian skripsi, atau situasi formal lainnya. Akan menjadi tindakan yang kurang tepat jika sampai terjadi,” ujar Dr Wayan dikutip dari keterangan tertulis, Senin (4/4/2022).

Berita Rekomendasi

Fenomena ini tidak berdampak buruk, namun bahasa Jaksel dapat menjadi sarana pembelajaran bahasa asing.

Jika seseorang dapat menguasai dua bahasa sekaligus atau lebih, maka dikatakan sebagai bilingual.

Dr Wayan mengungkapkan, fenomena kebahasaan masyarakat itu merupakan hasil dari pemikiran atau ide yang kreatif.

“Tidak akan menjadi masalah jika masyarakat menggunakan bahasa yang bercampur. Selama penggunaannya berada dalam situasi yang tepat. Artinya, hanya pada ranah pergaulan atau informal,” tutur Dr Wayan.

Bagi Dr Wayan, bahasa seperti sebuah pakaian, tidak dapat menyamakan penggunaannya pada situasi yang berbeda. Bahasa yang baik adalah ketika bahasa tersebut menyesuaikan situasinya.

“Hal yang saya lihat selama ini penutur menggunakannya hanya sebagai bahasa pergaulan. Jadi, sah-sah saja,” sambungnya.

Penyebab Munculnya Bahasa Ala Anak Jaksel

Munculnya bahasa Jaksel tidak lepas dari pengaruh globalisasi.

Kini bahasa Inggris, merupakan bahasa persatuan dalam dunia global.

“Karena perkembangan bahasa mengikuti perkembangan budaya,” ungkap dosen asal Bali tersebut.

Selain itu bahasa Jaksel dengan bahasa Inggris sebagai pelengkap komunikasi juga berkaitan dengan prestise status sosial.

Tingkat sosial masyarakat Jaksel dianggap lebih tinggi sehingga merasa perlu untuk memasukkan unsur bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas