Kartini Masa Kini Ala Irma, Cita-cita Jadi Model hingga Nyaman Jadi Pamdal Kuburan
Irma Alusi namanya. Profesinya Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) TPU Srengseng Sawah.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar pukul 08.25 WIB suasana di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, terlihat sepi.
Bisingan mesin pemotong rumput petugas kebersihan kuburan pun mewarnai kesepian itu.
Dari kejauhan tampak seorang wanita sedang berjalan ke arah kantor pelayanan pemakaman.
Baca juga: Iriana: Peringatan Hari Kartini Era Kebangkitan Perempuan Indonesia
Baca juga: Peringatan Hari Kartini sebagai Momentum Memperhatikan Pendidikan Anak Perempuan di Indonesia
Raut wajah wanita itu tampak ceria. Ia seolah menyembunyikan kelelahan dibalik senyumannya.
Wanita itu memperkenalkan diri.
"Irma Alusi,"katanya ramah sambil menyebutkan usianya 37 tahun.
"Capek, mas. Apalagi sekarang macet. Di jalanan itu enggak bisa diprediksi (macet)," katanya kepada Tribunnews.com, Kamis (21/4/2022).
Wanita asal Cirebon, Jawa Barat itu merupakan Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) TPU Srengseng Sawah.
Irma tinggal bersama keluarganya di Parung, Bogor, Jawa Barat.
Setiap hari dia bolak-balik Bogor-Jakarta demi menafkahi keluarganya. Irma masuk kerja pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 03.WIB.
Awal mula Irma belum terpikir sama sekali menjadi Pamdal. Sebelumnya, dia kepengen jadi model.
"Dulu sih cita-citanya pengen jadi model. Saya sempat ikut audisi dan diterima. Cuman orangtua enggak setuju," ucapnya sambil tertawa.
Bahkan, dirinya sempat diminta orang tuanya untuk bersekolah di sebuah perguruan tinggi (PT) Angkatan Laut (AL). Namun, Irma menolak.
Jadi Pamdal bukan suatu hal baru bagi ibu dari empat anak itu.
Irma pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta dan apartemen pada profesi yang sama.
"Saya lebih nyaman jadi Pamdal. Saya dari tahun 2010 jadi Pamdal sampai sekarang," ujarnya.
Berkat keteguhan dan semangatnya, dirinya diangkat menjadi Pamdal TPU sejak tahun 2017.
Irma mengaku sempat takut ketika TPU Srengseng Sawah jadi lokasi penguburan jenazah pasien Covid-19.
"Risikonya sama kesehatan kita. Kalau mau dibilang cape, pasti cape. Tapi kan itu tanggung jawab," ungkapnya.
Irma juga kerap diejek terkait pekerjaannya. Ejekan itu seringkali datang dari teman dan tetangganya. Namun, dirinya tak menghiraukan.
"Sering (diejek orang). Ah, kerjanya cuma satpam kuburan. Enggak usah bergaya deh, kerjanya cuma satpam doang," kata Irma menirukan orang yang mengejeknya.
Dia memiliki keinginan agar keluarganya bisa sukses. Ia tak rela bila anak-anaknya suatu saat mengalami nasib sepertinya.
"Cukup saya ajalah yang nasibnya seperti ini (jadi Pamdal)," ungkapnya dengan nada tinggi mengalahkan bisingnya mesin pemotong rumput yang sedang digunakan beberapa petugas lainnya.
Gaji Irma kini mengikuti upah minimum regional (UMR) DKI Jakarta, yakni Rp 4,6 juta per bulan. Namun, belum mencukupi kebutuhannya.
Sebab, Irma saat ini masih kredit rumah dengan masa cicilan sepuluh tahun.
"Kalau ngontrak terus, habis (uangnya). Buat makan enggak ada," ujarnya sambil tertawa.
Bertepatan hari Kartini ini, Irma berpesan agar perempuan-perempuan di Indonesia menjadi wanita yang tangguh, hebat, kuat, dan tak mudah menyerah.
Dia percaya bahwa usaha tak mungkin mengkhianati hasil. Segalanya, kata dia, butuh proses untuk mencapai keberhasilan.
"Kita harus bisa memperjuangkan dari titik terendah sampai titik teratas. Karena kita ambil dari pengalaman ibu kita Kartini, 'habis gelap terbitlah terang'," ucap Irma.