Koleksi Busana Luwur Karya Siswi SMK NU Banat Bikin Fashion Enthusiast Terpukau di Muffest+ 2022
Sejumlah Fashion Enthusiast Terpukau oleh Koleksi busana Luwur. Mereka tak menyangka busana-busana itu adalah Karya Siswi SMK
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Koleksi Busana Luwur Karya Siswi SMK Nu Banat Bikin Fashion Enthusiast Terpukau di Muffest+ 2022
TRIBUNNEWS.COM - Kemampuan para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan di bidang fesyen tak bisa dipandang sebelah mata.
Mereka terbukti punya potensi besar untuk menjadi desainer profesional dalam urusan menampilkan kreasi busana kekinian.
Contoh teranyar adalah raihan dari sejumlah pelajar di SMK NU Banat, Kudus, Jawa Tengah pantas mengundang decak kagum.
Baca juga: UMKM Fesyen Lokal ini Raih Peningkatan Transaksi Hingga 300 Persen Jelang Ramadan di Tokopedia
Mereka sukses tampil di ajang Muslim Fashion Festival+ (MUFFEST+ 2022).
Para pelajar tersebut tergabung dalam tim desainer untuk jenama Zelmira untuk menampilkan koleksi busana muslim bertajuk 'Luwur'.
Karya mereka bertema ‘Luwur’ tersebut merupakan salah satu sekolah binaan Djarum Foundation.
Rancangan mereka diwujudkan bak kreasi perancang busana profesional, dan lantas dibanjiri tepuk tangan dari para fashionista yang hadir di Grand Ballroom The Ritz-Carlton, Pasific Place, Jakarta Selatan.
Cerita di balik koleksi Luwur
Luwur merupakan tradisi turun-temurun di Kudus yang merujuk pada sebuah kegiatan tahunan untuk membuka dan mengganti kain kelambu pembungkus nisan dan cungkup makam Sunan Kudus.
Biasanya, prosesi tersebut dilakukan setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah.
Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasa yang telah dilakukan Sunan Kudus bagi penduduk sekitar.
Salah satu siswi SMK NU Banat yang juga tergabung sebagai tim desainer Zelmira, Dewi Rosita mengaku antusias sekaligus bahagia.
Sebab, dia bersama timnya dapat memamerkan koleksi Luwur di fashion show bergengsi tersebut.
"Jadi terinspirasi dari elemen-elemen kearifan lokal yang ada di kudus, khususnya makam Sunan Kudus," kata dia dilansir Kompas.com.
"Mulai dari cuttingan-nya yang mengadopsi ornamen-ornamen yang ada di makam atau sekitarnya."
Sejumlah koleksi busana diwujudkan ke dalam busana Muslim wanita dalam bentuk outer, baju, celana panjang atau terusan yang modis.
Mayoritas busananya didominasi oleh warna-warna earthy seperti coklat muda, coklat tua, putih dan sedikit sentuhan gold.
Bagi Dewi, keikutsertaan mereka di MUFFEST+ 2022 dapat memperkaya wawasan akan perkembangan industri fashion.
“Banyak sekali brand fashion dan lebih dari 100 desainer kenamaan yang meramaikan acara ini," papar Dewi.
"Ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang perkembangan fashion yang kelak bisa menjadi insipirasi.”
Selain Dewi, terdapat tiga siswi SMK NU Banat lainnya yang ikut ambil bagian dalam gelaran ini yaitu Munira, Fathin Naziha dan Najla Mufida Azmi.
Keempatnya merupakan siswa kelas XII jurusan Tata Busana.
Tak hanya menampilkan karya terbaru di runway, mereka juga membuka booth agar para penikmat fashion dapat melihat lebih dekat dan memiliki karya-karya Zelmira.
Menariknya, dalam waktu tiga hari gelaran MUFFEST+ 2022, ratusan pakaian yang mereka pajang di booth tersebut laris manis.
Pujian dari fashion enthusiast
Salah satu pujian datang dari selebgram dan juga fashion enthusiast Irani Vianza yang terpukau delapan muse membawakan koleksi Luwur di runaway.
Irani tak menyangka siswi SMK bisa menampilkan karya yang tak kalah bagus dari desainer kenamaan.
“Saya awalnya tidak menyangka kalau ini buatan anak SMK. Karena look dan detailnya bagus, apalagi begitu tahu kalau ternyata Luwur mengangkat konsep kearifan lokal," kata Irani.
"Menurut saya ini hal yang unik sekaligus keren, karena bisa mengaplikasikan konsep itu menjadi busana yang desainnya khas banget," tegas Irani.
Hal senada juga diungkapkan oleh desainer senior, Ali Charisma. Pria kelahiran Bali ini mengapresiasi karya Luwur dari Zelmira yang sangat wearable, sehingga akan sangat mudah diserap oleh pasar.
Sementara dari sisi desain, Ali juga berharap merek Zelmira - brand besutan anak SMK NU - mampu memadukan tren fashion yang sedang berkembang dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia.
“Menurut saya anak-anak SMK NU Banat sudah memiliki identitas yang jelas, yaitu membuat pakaian yang wearable dengan mengusung nilai-nilai historis sehingga karya ini bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat," katanya.
Ali pun berharap, Zelmira beserta konsep yang diusungnya bisa menjadi lokomotif dan menginspirasi sekolah-sekolah kejuruan lain di Indonesia untuk melakukan pola serupa.
Sehingga nantinya kita bisa melihat lahirnya desainer-desainer muda dari kalangan SMK di Indonesia. (Dinno Baskoro/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dipuji, Koleksi Luwur Karya Siswi SMK NU Banat di MUFFEST+ 2022"