Surat Al Quraisy Ayat 1-4, Dilengkapi dengan Bacaan Arab, Latin dan Tafsir Singkat
Surat Al Quraisy ayat 1-4: Suku Quraisy penjaga Ka'bah. Surat ke-106 Al-Quran. Bacaan Arab dan latin, terjemahan bahasa Indonesia dan tafsir singkat
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Surat Al Quraisy adalah surat ke-106 di dalam kitab suci Al-Qur'an.
Surat ini terdiri dari 4 ayat dan memiliki arti Suku Quraisy.
Dikutip dari Quran Kemenag, surat ini menjelaskan tentang Suku Quraisy yang setia menjaga dan merawat Ka'bah.
Mereka adalah suku yang melahirkan Nabi Muhammad SAW.
Suku Quraisy merupakan suku pedagang yang berniaga ke Yaman dan Syam pada musim dingin dan panas.
Selain berniaga, mereka mensyukuri berkah dari Allah dengan cara beribadah serta menjaga Baitullah, Ka'bah.
Selengkapnya, simak bacaan surat Al Quraisy dengan bacaan Arab dan latin, arti dalam bahasa Indonesia, serta tafsir singkat berikut ini.
Baca juga: Surat Al-Ala dalam Tulisan Latin dan Arab Beserta Artinya
Surat Al Quraisy ayat 1-4, dikutip dari quran.kemenag.go.id:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillahirrahmannirrahiim.
Artinya: Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ - ١
1. Li`īlāfi quraīsy
Artinya: Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ - ٢
2. Ilāfihim riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf
Artinya: (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ - ٣
3. Falya’budụ rabba hāżal-baīt
Artinya: Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah),
الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ ࣖ - ٤
4. Allażī aṭ’amahum min jụ’iw wa āmanahum min khaụf
Artinya: yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.
Baca juga: Surat Al-Ghasyiyah dalam Tulisan Latin dan Arab Lengkap Beserta Artinya
Tafsir singkat Al Quraisy ayat 1-4, dikutip dari quran.kemenag.go.id:
1. Ayat 1
Wahai manusia, kamu akan dibuat kagum karena kebiasaan orang-orang Quraisy, suatu kabilah besar yang mempunyai peranan sentral pada masyarakat Arab dalam bidang politik dan sosial.
Kabilah ini nantinya melahirkan Nabi Muhammad SAW.
Suku Quraisy memiliki daerah perdagangan yang luas.
Mereka melakuan perniagaan pada musim dingin ke arah selatan, yaitu negeri Yaman.
Sedangkan pada musim panas mereka pergi ke utara,yaitu negeri Syam.
Namun, kemakmuran yang merata dan kemakmuran Suku Quraisy jangan sekali-kali hanya untuk memuaskan hawa nafsu.
Berkah dari Allah harus dijadikan bekal untuk beribadah kepada-Nya dan menyukuri segala nikmat pemberian-Nya.
Sehingga, menghasilkan kesejahteraan, cukup sandang-pangan dan keamanan dari ketakutan seperti diisyaratkan dalam kalimat: "Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan."
2. Ayat 2
Kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin ke Yaman dan musim panas ke Syam untuk berniaga guna memenuhi kebutuhan hidup mereka di Mekah
Mereka juga berkhidmat merawat Kakbah dan melayani para peziarah, suatu hal yang menjadi kebanggan mereka atas kabilah-kabilah lain.
Allah menerangkan profesi suku Quraisy sebagai kaum pedagang di negara yang tandus dan mempunyai dua jurusan perdagangan.
Mereka ke Yaman untuk membeli rempah-rempah yang datang dari Timur Jauh melalui Teluk Persia.
Sedangkan di Syam pada musim panas untuk membeli hasil pertanian yang akan dibawa pulang ke negeri mereka yang tandus lagi kering itu.
Orang-orang penghuni padang pasir (Badui) menghormati suku Quraisy karena mereka dipandang sebagai jiran (tetangga) Baitullah, penduduk tanah suci dan berkhidmat untuk memelihara Ka'bah, dan penjaga-penjaga Ka'bah.
Mereka selalu pulang dalam keadaan aman dan sentosa.
Rasa hormat Suku Quraisy ketika merawat Baitullah memberikan mereka kekuatan jiwa dan memelihara keselamatan mereka dalam misi perdagangan ke utara (Yaman) dan ke selatan (Syam).
Sehingga timbullah suatu kebiasaan dan kegemaran untuk berniaga yang menghasilkan banyak rezeki.
Mereka sangat menghormati Ka'bah, terutama setelah peristiwa pasukan gajah yang binasa oleh kemurkaan Allah.
Pengaruh positif dari perbuatan menjaga dan merawat Baitullah, mendatangkan berkah, sehingga mereka rela bepergian untuk berniaga sambil menjaga Baitullah.
Jika tidak demikian akan berkuranglah sumber-sumber rezeki mereka sebab negeri mereka bukanlah tanah yang subur.
Baca juga: Doa Agar Terlepas dari Kesulitan, Doa Nabi Yunus dalam Surat Al Anbiya Ayat 87
3. Ayat 3
Mereka pergi berniaga tiap tahun dengan aman dan sentosa.
Oleh karena itu maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini, yaitu Ka'bah.
Pengabdian mereka hakiki dan tidak mempersekutukan-Nya, sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah mereka terima.
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang Quraisy agar mereka menyembah Tuhan Pemilik Ka'bah.
Allahtelah menyelamatkan mereka dari serangan orang Ethiopia yang bergabung dalam tentara gajah.
Sudah seharusnya mereka hanya menyembah Allah dan mengagungkan-Nya.
4. Ayat 4
Hendaklah mereka menyembah Tuhan Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar, memenuhi kebutuhan dasar mereka, dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.
Terpenuhinya kebutuhan akan makanan dan rasa aman merupakan dua prasyarat penting yang menjamin kesejahteraan suatu masyarakat.
Kemudian, Allah menjelaskan sifat Tuhan Pemilik Ka'bah yang disuruh untuk disembah itu, yaitu Tuhan yang membuka pintu rezeki yang luas bagi mereka dan memudahkan jalan untuk mencari rezeki itu.
Jika tidak demikian, tentu mereka berada dalam kesempitan dan kesengsaraan.
Allah mengamankan jalan yang mereka tempuh dalam rangka mereka mencari rezeki, serta menjadikan orang-orang yang mereka jumpai dalam perjalanan senang dengan mereka.
Mereka tidak menemui kesulitan. Kalau tidak, tentu mereka selalu berada dalam ketakutan yang mengakibatkan hidup sengsara.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Al Quran