Pentingnya Menjaga Kualitas Udara di Rumah untuk Mencegah Virus Maupun Bakteri
Kota-kota besar di negara-negara miskin dan berkembang cenderung memiliki polusi udara lebih banyak dibandingkan kota-kota di negara maju.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polusi udara selama ini telah menjadi masalah yang cukup sentral bagi kesehatan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di kawasan perkotaan.
Masalah polusi udara ini tidak hanya kita temui di jalanan saja, namun juga di dalam rumah.
Perlu diketahui, polusi udara memiliki beragam ukuran, mulai dari yang berukuran besar seperti butiran pasir hingga yang berukuran kecil seperti emisi pembakaran logam.
Ada pula yang berukuran mikroskopis seperti virus dan bakteri yang beterbangan serta menempel pada barang-barang di rumah kita.
Tentunya, semuanya sangat berbahaya bagi kesehatan jika dihirup.
Lalu sebenarnya dari mana saja sumber polusi udara ini?
Dikutip dari laman education.nationalgeographic.org, Sabtu (4/6/2022), polusi memasuki atmosfer bumi melalui berbagai cara, sebagian besar polusi udara diciptakan oleh manusia dalam bentuk emisi dari pabrik, mobil, pesawat atau kaleng aerosol.
Asap rokok bekas pun dianggap sebagai salah satu penyebab polusi udara, sumber polusi buatan manusia ini disebut dengan istilah sumber 'antropogenik'.
Sementara itu, beberapa jenis polusi udara seperti asap kebakaran hutan atau abu gunung berapi yang terjadi secara alami disebut sebagai sumber alami.
Baca juga: Pilih Bangun Rumah di Bali, Kimberly Ryder: karena Jakarta Polusi Banget
Polusi udara paling umum terjadi di kota-kota besar, di mana emisi dari berbagai sumber terkonsentrasi.
Kota-kota besar di negara-negara miskin dan berkembang cenderung memiliki polusi udara lebih banyak dibandingkan kota-kota di negara maju.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beberapa kota paling tercemar di dunia di antaranya adalah Karachi di Pakistan, New Delhi di India, Beijing di China, Lima di Peru dan Kairo di Mesir.
Namun ternyata, banyak pula negara maju yang memiliki masalah serupa, yakni kota Los Angeles di California, Amerika Serikat (AS) yang dijuluki sebagai 'Kota Asap'.
Lalu bagaimana dengan polusi udara di dalam ruangan?
Polusi udara biasanya dianggap muncul dari asap dari pabrik-pabrik besar maupun knalpot kendaraan.
Namun ada banyak jenis polusi udara yang bisa muncul di dalam ruangan juga.
Pemanasan rumah dengan membakar bahan-bahan seperti minyak tanah, kayu, dan batu bara dapat menimbulkan polusi udara di dalam rumah.
Abu dan asap dapat membuat manusia sulit bernapas, dan partikel ini dapat menempel pada dinding, makanan hingga pakaian.
Durables Product Manager Amway Indonesia, Tri Susandari mengatakan bahwa secara rata-rata, setiap harinya manusia menghirup 11.000 liter udara, dan tentunya tidak semua udara yang dihirup itu adalah udara bersih.
"Polutan dan kontaminan berbahaya bagi tubuh, tanpa kita sadari, terdapat di udara yang kita hirup sehari-sehari, bahkan yang di dalam ruangan. Ketika udara tercemar, partikel dan kontaminan ini masuk ke dalam pernafasan bersama dengan oksigen yang dibutuhkan tubuh," kata Tri, dalam keterangan resminya.
Setiap partikel yang terhirup oleh manusia, kata dia, memiliki ukuran yang berbeda-beda.
Semakin kecil ukurannya, maka semakin dalam partikel ini bisa menembus tubuh kita.
Jika materi Partikulat Atmosfer atau Particulate Matter (PM) 2.5 yang berukuran 2.5 mikron saja bisa masuk jauh hingga ke paru-paru dan aliran darah, maka partikel yang lebih kecil serta mikroskopis seperti virus dan bakteri tentunya akan jauh lebih mudah untuk masuk ke dalam tubuh.
Melihat begitu banyaknya virus yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan, banyak pihak yang terus berinovasi dan menggunakan teknologi mutakhir untuk mengatasi masalah ini.
Seperti yang dilakukan Amway yang menghadirkan penjernih udara 'Atmosphere Air Treatment System.
Atmosphere Air ini menggunakan teknologi HEPA class 13 (H13) dengan standard EN 1822 dan mengkombinasikan sensor partikel, sistem filtrasi 3 tahap serta motor housing yang unik untuk menghasilkan udara bersih.
Perlu diketahui, HEPA class 13 (H13) dengan standard EN 1822 ini merupakan salah satu jenis filter HEPA dengan standar filtrasi tertinggi serta berstandar medis, seperti yang terdapat pada laboratorium medis dan rumah sakit.
Memiliki sister penyaringan yang terdiri dari Pre-Filter, Filter HEPA H13, dan Filter Odor, Atmosphere Air ini tidak hanya dapat menyaring partikel-partikel besar seperti debu dan sejenisnya saja.
Namun juga dapat mengurangi lebih dari 300 patogen dan partikulat seperti virus, serbuk sari, tungau, jamur, bakteri, debu, asap, allergen hewan rumah, bahkan yang berukuran sekecil 0,0024 mikron sekalipun, serta menangkap lebih dari 15 kontaminan gas yang berbeda seperti Benzene, Formaldehyde, Ozone, Nitrogen di-oxide hingga Sulfur dioxide.
Begitu pula dengan Filter Odor yang dapat menghilangkan formaldehida, dioksin dan ozon serta bau tak sedap seperti rokok, bau masakan dan bau hewan peliharaan.
Terkait virus yang sering berada di sekitar rumah kita, seperti apa ukurannya?
1. Influenza (flu)
Influenza atau flu merupakan infeksi virus yang menyerang hidung, tenggorokan dan paru-paru.
Baca juga: Trik Vicky Shu Lindungi Anak dari Virus Hepatitis Akut, Pakai Masker dan Panaskan Makanan dari Luar
Mereka yang menderita flu dapat mengalami demam, sakit kepala, pilek, hidung tersumbat serta batuk.
Banyak orang mengira flu sama dengan penyakit batuk pilek biasa (common cold).
Namun perlu diketahui bahwa meskipun memiliki gejala yang mirip, kedua kondisi ini disebabkan oleh jenis virus yang berbeda.
Gejala flu lebih parah dan menyerang secara mendadak, sedangkan gejala batuk pilek biasa cenderung ringan dan muncul secara bertahap.
Virus ini sangat mudah menular dan dapat menyebar melalui percikan liur saat orang yang terinfeksi sedang batuk, bersin atau berbicara.
Ukuran dari virus Influenza adalah 0,098 mikron.
2. Rhinovirus
Istilah Rhinovirus berasal dari Bahasa Yunani, yakni rhino yang berarti hidung.
Virus ini dan enterovirus tertentu, virus influenza, virus adeno (Adenovirus) serta virus-virus lainnya dapat menyebabkan penyakit batuk pilek (common cold).
Rhinovirus memiliki 90 tipe, virus ini paling optimal berkembang pada jaringan yang berasal dari jaringan embrio manusia.
Penularannya adalah melalui kontak langsung dengan saluran pernafasan.
Gejala yang ditimbulkannya termasuk di antaranya sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, bersin dan batuk, terkadang disertai dengan nyeri otot, kelelahan, malaise, sakit kepala, kelemahan otot hingga kehilangan nafsu makan.
Ukuran virus ini pun sangat kecil, yakni hanya sebesar 0.023 mikron.
3. Virus Hepatitis A
Virus Hepatitis A (HAV) merupakan virus berukuran 0.033 mikron yang dapat menyebabkan penyakit Hepatitis A dan biasanya ditularkan melalui makanan maupun air minum yang terkontaminasi feses atau kotoran dari pengidap Hepatitis A.
Gejala klinis yang ditimbulkan dari penyakit ini diantaranya mual, muntah, demam, lemas, feses berwarna pucat, mata dan kulit berubah menjadi kekuningan, nyeri perut, berat badan turun, urine berwarna gelap seperti warna teh serta kehilangan nafsu makan.
4. Adenovirus
Adenovirus merupakan kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan atas, saluran pencernaan, mata dan sistem saraf.
Meskipun mampu mengakibatkan berbagai penyakit infeksi, virus yang berukuran 0.0793 mikron ini memang lebih sering menimbulkan berbagai gangguan pernafasan seperti penyakit mirip flu, radang tenggorokan dan pneumonia.
Kelompok virus ini bahkan bisa menginfeksi setiap orang pada berbagai kelompok usia, namun sebagian besar kasusnya terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun.
Virus ini menyerang sistem pernapasan yang ditularkan melalui droplet yang keluar saat penderita batuk dan bersin atau menyentuh permukaan benda terkontaminasi menggunakan tangan, lalu menyentuh mulut, hidung atau mata.
Infeksi akibat adenovirus bahkan bisa menimbulkan dampak yang lebih serius pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk kelompok lanjut usia (lansia), orang dengan gangguan imun (immunocompromised) dan penderita penyakit kronis atau penyakit penyerta (komorbid).
5. Coronavirus atau virus corona (Covid-19).
Virus Corona (Covid-19) atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan.
Perlu dicatat bahwa virus ini berukuran kecil yakni 0.113 mikron dan bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan, infeksi paru-paru yang berat hingga kematian.
Penularannya adalah melalui percikan ludah yang keluar saat penderita batuk maupun bersin.