Surat An Nahl Ayat 65: Bacaan, Terjemahan, dan Tafsir, Berisi Tentang Air Hujan
Quran Surat An Nahl ayat 65. Bacaan latin, Arab, beserta arti terjemahan dan tafsir QS An Nahl ayat 65.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Berikut bacaan Quran Surat An Nahl ayat 65 beserta terjemahan dan tafsirnya.
Surat An Nahl artinya Lebah.
Surat An Nahl adalah surat ke-16 dalam Quran, terdiri dari 128 ayat.
Adapun dalam Surat An Nahl ayat 65 berisi penjelasan mengenai air hujan.
Baca juga: Bacaan Surat An-Nahl Ayat 1-30 dengan Tulisan Arab, Latin, dan Artinya
Bacaan Surat An Nahl ayat 65, dikutip dari quran.kemenag.go.id :
وَاللّٰهُ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ ࣖ
65. Wallāhu anzala minas-samā'i mā'an fa aḥyā bihil-arḍa ba‘da mautihā, inna fī żālika la'āyatal liqaumiy yasma‘ūn(a).
Terjemahan Surat An Nahl ayat 65 :
"Allah menurunkan air (hujan) dari langit dan dengannya (air itu) Allah menghidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mendengarkan (pelajaran dengan perhatian dan penghayatan)."
Tafsir Surat An Nahl ayat 65 :
- Tafsir Wajiz
Dan Allah menurunkan air hujan dari arah langit sesuai kadar yang ditentukan-Nya.
Dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi dengan tumbuhnya berbagai jenis tanaman dan tumbuhan di permukaannya yang tadinya sudah mati, kering, dan tampak tanpa tanda kehidupan.
Sungguh, pada yang demikian itu, yaitu turunnya air dari langit beserta proses yang terjadi padanya dan akibat yang ditimbulkannya terhadap permukaan bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran, kekuasaan, dan keesaan Allah bagi orang-orang yang mau mendengarkan dan mengambil pelajaran.
- Tafsir Tahlili
Allah swt mengajak para hamba-Nya untuk memperhatikan dalil dan bukti yang menunjukkan kebenaran bahwa Allah swt itu Maha Esa dan Dialah yang berhak dipertuhan dan pantas disembah.
Dalam hal ini, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menurunkan hujan dari langit, yang dibutuhkan berbagai macam tanaman di permukaan bumi.
Andaikan tidak ada hujan, tentulah bumi itu menjadi kering, tandus, dan tak mungkin ditumbuhi oleh tanam-tanaman dan rerumputan.
Hal itu menunjukkan bahwa Allah berkuasa menghidupkan tanah dan menyuburkannya setelah tidak adanya tanda-tanda kehidupan.
Orang-orang yang memperhatikan kejadian itu tentu akan melihat bukti-bukti yang jelas dan tanda yang pasti tentang adanya Allah Yang Mahakuasa.
Hal ini hanya dapat dipahami oleh orang yang mau mendengarkan penjelasan Allah, memperhatikan dan memikirkan tanda-tanda keesaan-Nya.
Hal itu terkadang dapat dilakukan dengan penelitian secara langsung atau mendengarkan dan memahami pengalaman-pengalaman atau hasil penelitian orang lain dengan sebaik-baiknya.
(Tribunnews.com)