Bacaan Dzikir Hari Senin, Beserta Huruf Arab, Latin dan Artinya, Dapat Membuka Pintu Rezeki
Berikut ini bacaan dzikir hari Senin dengan huruf arab, latin dan artinya. Dapat membaca dzikir apapun yang diniatkan untuk mengingat Allah.
Penulis: Tartila Abidatu Safira
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini bacaan dzikir hari Senin dengan huruf arab, latin dan artinya.
Tidak ada ketentuan khusus membaca bacaan dzikir hari Senin ataupun hari lainnya.
Sehingga, bacaan dzikir hari Senin dapat membaca dzikir apapun yang diniatkan untuk mengingat Allah.
Seperti istighfar, membaca bacaan dzikir pagi petang atau dzikir Al-Matsurat.
Membaca bacaan dzikir dapat membuka pintu rezeki, hal tersebut sesuai dengan firman Allah QS. Hud ayat 3 sebagai berikut:
وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ
Baca juga: Bacaan Dzikir Setiap Saat, Beserta Huruf Arab, Latin dan Artinya, untuk Mengingat Allah
Artinya: Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (Kiamat).
Orang yang senantiasa membaca bacaan dzikir bukan termasuk golongan orang yang berpaling dari Allah.
Memiliki kebiasaan membaca bacaan dzikir dengan niat mengingat Allah di segala aktivitasnya, adalah ciri orang yang bertaqwa.
Karena menjalankan perintah Allah untuk senantiasa berdzikir, sesuai firman Allah, QS. Al - Ahzab ayat 41 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴿٤١﴾ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allâh, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”
Baca juga: Bacaan Dzikir setelah Sholat Dhuha, Beserta Huruf Arab, Latin dan Terjemahan
Simak bacaan dzikir hari Senin, menurut TribunPontianak dan buku 24 Jam Dzikir dan Do'a Rasulullah oleh DR. Muh. Mu'inudinillah Basri, LC., M.A:
Membaca bacaan dzikir hari Senin
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullahal 'adziim
Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.
لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Al Anbiya: 87).
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinya: “Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
اَللَّهُمَّ يَسِّرْ وَ لَا تُعَسِّرْ
Allahumma yassir wala tu'assir
Artinya: "Permudahlah, jangan dipersulit, berilah kabar gembira, jangan ditakut-takuti," (HR. Bukhari dan Muslim)
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.”
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” Al-Baqarah: 255)
فَلَكَ الْحَمْدُ مُتَوَاتِرًا مُتَّسِقًا وَ مُتَوَالِيًا مُسْتَوْسِقًا, وَ صَلَوَاتُهُ عَلَى رَسُولِهِ أَبَدًا وَ سَلاَمُهُ دَائِمًا سَرْمَدًا. اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوَّلَ يَوْمِي هَذَا صَلاَحًا, وَ أَوْسَطَهُ فَلاَحًا, وَ آخِرَهُ نَجَاحًا. وَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ يَوْمٍ أَوَّلُهُ فَزَعٌ, وَ أَوْسَطُهُ جَزَعٌ, وَ آخِرَهُ وَجَعٌ
Falakal hamdu mutawâtiran muttasiqan wa mutawâliyan mustausiqâ, wa shalawâtuhu ‘alâ rasûlihi abadan wa salâmuhu dâ`îmân sarmadâ. Allâhummaj‘al awwala yaumî hâdzâ shalâhâ, wa ausathahu falâhâ, wa ãkhirahu najâhâ, wa a‘ûdzu bika min yaumin awwaluhu faza‘, wa ausathahu jaza‘, wa ãkhiruhu waja‘.
Artinya: “Ya Allah jadikanlah permulaan hariku kemaslahatan, pertengahannya keberhasilan dan akhirnya keberuntungan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari hari yang awwalnya ketakutan, pertengahannya kegelisahan dan akhirnya kesakitan.”
(Tribunnews.com/Safira) (TribunPontianak/Madrosid)