Kridha Dhari Hadirkan Christmas Carol, Dukung Kebaya ke Unesco
Kridha Dhari, Kebaya Menari dan Kebaya Bergerak sukses menggelar Kebaya Christmas Carol, yaitu perayaan Natal dalam bingkai budaya nusantara.
Penulis: Toni Bramantoro
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kridha Dhari, Kebaya Menari dan Kebaya Bergerak sukses menggelar Kebaya Christmas Carol, yaitu perayaan Natal dalam bingkai budaya Nusantara.
Dalam acara ini selain ibadah dan giat sosial juga mengetengahkan tema budaya Kebaya sebagai busana nasional kebanggaan perempuan Indonesia, yang juga sebagai dukungan gerakan membawa Kebaya ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda dunia.
Putri Kuswisnu Wardhani, selaku Dewan Pertimbangan Presiden, yang hadir dan sangat mendukung acara ini, merasa sangat bangga dengan kentalnya nuansa toleransi dan budaya di acara ini.
“Perayaan Natal yang digagas oleh Kridha Dhari dan penggiat Kebaya lintas agama mencerminkan Indonesia yang sesungguhnya, yang sarat dengan ke- Bhinneka-an atau keberagaman suku agama budaya ditengah adanya degradasi yang disadari atau tidak sehingga kewajiban kita semua perbedaan harusnya jadi kekuatan,” ungkap Putri Kuswisnu Wardhani disela-sela acara Kebaya Christmas Carol di Thamrin Nine, kawasan Thamrin, Jakarta, akhir minggu lalu.
Putri Kus Wisnu Wardhani menyambut baik langkah bersama Kridha Dhari, Kebaya Menari, dan Kebaya Bergerak dengan menyelenggarakan Kebaya Christmas Carol tersebut lantaran ikut mendukung pengusungan Kebaya sebagai warisan budaya Indonesia ke Unesco.
"Sekaligus menggalang kebersamaan bangsa dalam keberagaman, melalui partisipasi penyelenggaraan lagu-lagu Natal yang dinyanyikan oleh saudara-saudara lintas agama," katanya.
Putri juga mengapresiasi kegiatan ini karena ikut ambil bagian mengkampanyekan gerakan Kebaya Goes To Unesco dan ini memang bukan hanya saat ini tapi perempuan Indonesia saat ini sudah sangat bangga menggunakan Kebaya yang merupakan jati diri bangsa kita kan mereka juga tidak pernah meninggalkan budaya sebagai perekat bangsa.
"Salah satu perekat keberagaman itu budaya, jadi budaya jangan dilihat pemecah tapi justru perekat dan memperkaya jadi kalo kita liat begitu ibu-ibu punya satu tujuan bersama membawa Kebaya ke Unesco," katanya. "Semua kompak langsung mau dari suku, agama atau apapun karena Kebaya pantas diperjuangkan sebagai bagian dari budaya Indonesia, sehingga wanita Indonesia bangga kenakan Kebaya sebagai identitas busana mereka,” ungkapnya.
Kegiatan yang ditujukan bagi masyarakat umum ini tidak dipungut biaya. Syaratnya hanyalah menggunakan kebaya dan kain nusantara bagi perempuan, serta baju nusantara atau kemeja batik bagi laki.
Baca juga: Berbagai Elemen Dukung Indonesia Daftarkan Kebaya ke UNESCO dengan Single Nomination
“Diharapkan kegiatan ini mampu mewakili ke-Bhinneka-an Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Perbedaan itu indah, keragaman adalah kekayaan. Dengan bergandeng tangan, bersama menjadi kekuatan,” kata Ketua panitia, Cilla Estevina.
Pada bagian berdoa bersama mewakili 6 (enam) agama yang ada di Indonesia, dipimpin oleh 6 (enam) pemuka agama dari Kementerian Agama RI.
Disini peserta terbuka bagi berbagai agama untuk berkumpul dan berdoa bersama, memohon perlindungan dan keselamatan Indonesia, agar tetap damai, sejahtera dan berjaya di masa mendatang.
Keseluruhan acara dikemas dengan berbagai hiburan yang sarat budaya Indonesia.