Emansipasi Wanita, Kaum Hawa Kini 'Banjiri' Sektor Teknologi
Di era disrupsi digital ini, banyak wanita yang dapat secara mudah memasuki sektor teknologi untuk memulai karir mereka.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kaum wanita saat ini tidak hanya menjadi komplementer saja dalam sektor penopang perekonomian, karena banyak diantara mereka yang kini turut mengisi posisi penting dalam berbagai industri, termasuk teknologi.
Di era disrupsi digital ini, banyak wanita yang dapat secara mudah memasuki sektor teknologi untuk memulai karir mereka.
Namun perlu diketahui, memulai karir di bidang satu ini bisa dijalani dengan sangat mudah dan lancar jika anda memiliki 'alat yang tepat'.
Selama ini banyak yang mengira bahwa bidang teknologi hanya diisi oleh kaum laki-laki saja.
Bahkan banyak wanita yang menyimpulkan bahwa teknologi 'bukan milik mereka'.
Baca juga: MUI: Perempuan Tidak Boleh Mendapatkan Diskriminasi dalam Mengakses Pendidikan
Memang ada kesenjangan besar antara laki-laki dan perempuan yang berkecimpung di bidang teknologi.
Hal ini tentu menuntut perempuan untuk mengembangkan keterampilan teknologi mereka.
Dengan berpartisipasi di sektor teknologi, anda dapat menciptakan kesadaran yang lebih baik bagi wanita di luar sana dan menjembatani kesenjangan antara pria dan wanita di bidang teknologi.
Dikutip dari laman heelsandtech, Selasa (20/12/2022), menurut laporan tahun 2020 oleh organisasi nirlaba terkemuka, secara keseluruhan, jumlah Ahli Teknologi wanita terus bertambah setiap tahun.
Setiap hari semakin banyak wanita luar biasa yang menemukan dan bertahan dalam peran teknologi terkemuka.
Peluang inilah yang coba digali melalui Devfest Jakarta 2022, untuk meningkatkan peran wanita dalam teknologi, khususnya menambah jumlah developer wanita.
Dalam Konferensi teknologi lokal yang digelar Google Developer Group (GDG) di seluruh dunia di K-Link Tower, Jakarta Selatan, pada 26 Oktober lalu, turut dibahas pula sesi Women in Tech dengan topik 'The Actual Impact and Contribution'.
Baca juga: MUI: Jumlah Perempuan di Parlemen Masih Rendah
Sesi tersebut membahas mengenai stigma yang telah terbentuk selama ini, bahwa 'wanita jangan belajar di bidang teknik, karena bidang itu diisi oleh sebagian besar laki-laki'.
Co-Founder dan CPO generationgirl.org, Tania Soerianto mengatakan bahwa kehadiran Women in Tech kini sudah menjadi sesuatu yang normal dan lazim.
"Women in Tech adalah perempuan-perempuan yang berani mendobrak the stereotype, bahwa a tech itu being a male dominated industry, dan perempuan yang berani berinovasi," tegas Tania, dalam Youtube GDG Jakarta.
Sedangkan Software Engineer Quinyx, Fatma Janna menggarisbawahi besarnya peluang bagi kaum hawa untuk berkarir di bidang teknologi.
"Women in Tech merupakan perkumpulan orang yang jelas, perempuan yang bekerja di bidang teknik. Industri role-nya bisa macam-macam, mulai dari Software Engineer, UI/UX, AI Research Engineer, hingga Founder, hal tersebut menjadi peluang yang baik bagi para perempuan yang bekerja di bidang teknik industri," jelas Janna.
Sementara itu, Community Manager GDG Jakarta, Putranto Adhi Nugroho mengaku optimisme gelaran Devfest 2022 mampu menghadirkan lebih banyak developer wanita.
"Melalui gelaran ini. kami mencoba menghadirkan lebih banyak developer yang andal untuk menjawab kebutuhan industri teknologi tanah air. Selain itu, kami berharap bisa menghadirkan lebih banyak developer perempuan yang bisa juga berkontribusi banyak di dunia teknologi Indonesia," tegas Putranto.
Semakin banyaknya kaum wanita dalam bersuara untuk dapat bekerja di bidang teknik industri, maka secara perlahan dapat mengikis stigma yang ada selama ini, bahwa pekerja di bidang teknik industri bukan hanya untuk kaum laki-laki saja.
Dihadiri seribuan developer, DevFest Jakarta 2022 turut mengangkat isu mengenai android, web teknologi, cloud, hingga teknologi terkini seperti Machine Learning, Mobile Application serta Web Application.