Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Lifestyle

Anak Anemia Rentan Jadi Korban Bullying, Begini Penjelasan Psikolog

Salah satu cara pencegahan anemia adalah lakukan skrinningjangan lupa, pastikan asupan nutrisi, stimulasi dan hubungan anak hangat

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Anak Anemia Rentan Jadi Korban Bullying, Begini Penjelasan Psikolog
Freepik
Ilustrasi Bullying di Sekolah - Anak yang mengalami anemia nyatanya tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik saja, tapi juga psikis bahkan, anak yang mengalami anemia berisiko mengalami bullying atau perundungan.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anak yang mengalami anemia nyatanya tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik saja, tapi juga psikis. 

Bahkan, anak yang mengalami anemia berisiko mengalami bullying atau perundungan. 

Kok bisa? 

Menurut Psikolog Klinis Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi. hal ini bisa saja terjadi. Meski tidak secara langsung. 

Anna menjelaskan, anemia rentan dialami anak berusia lima tahun ke bawah. Sehingga perundungan tidak terjadi di usia tersebut. 

Namun, bullying terjadi ketika anak anak sudah cukup besar dan duduk di bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan seterusnya. 

Baca juga: Meski Nathalie Holscher Kerap Di-bully Warganet, Yogi Ilham Tetap Tulus Dampingi Mantan Istri Sule

Berita Rekomendasi

"Bayangkan anak alami anemia, zat besi kurang. Sebenarnya ada satu hormon sangat berpengaruh yaitu dopamin dan oksitosin.

Kita bilang (keduanya) hormon kesehatan mental," ungkap Anna pada media briefing di Jakarta, Jumat (1/9/2023). 

Hormon dopamin berpengaruh cukup besar agar anak bersemangat, merasa positif dan sebagainya.  

Saat anemia, hormon tersebut berkurang. 

"Apa yang terjadi? Konsentrasi bermasalah, kemudian dia punya masalah dalam emosinya, menjadi cenderung negatif, kemudian ketika berteman, bergaul tidak optimal," jelas Anna.

Sebagai contoh, saat teman sebayanya mengobrol perihal film, anak yang mengalami anemia sulit berkonsentrasi sehingga tidak tercipta komunikasi yang nyambung. 

"Teman-temannya merasa, kita semua nyambung kok kamu enggak. Disitu kena potensi mengalami bullying. Kamu gak ngerti kena begituan, tontonan kamu gak asyik," kata Anna mencontohkan.

Lebih lanjut, ketika anak mengalami bullying kondisi emosi pun bertambah buruk.

Anak merasa dirinya jelek, tidak baik, dan tidak disukai. 

Dari sana muncul bibit masalah kejiwaan seperti kecemasan dan dalam jangka panjang bisa mengalami depresi. 

"Kemudian anak jadi sedih, sudah lemas badannya, mojok sendirian bisa berlanjut depresi. Tapi tenang saja, ini tidak harus terjadi, sangat bisa dicegah," tegas Anna. 

Salah satu cara pencegahan anemia adalah lakukan skrinning.

Dan jangan lupa, pastikan asupan nutrisi, stimulasi dan hubungan anak hangat. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas