3 Amalan Sunnah di Bulan Syaban: Puasa hingga Sholat Sunnah
Bulan Syaban dimanfaatkan oleh para muslim untuk memperbanyak amalan sunnah sebelum melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadan.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Bulan Syaban dimanfaatkan oleh para muslim untuk memperbanyak amalan sunnah sebelum melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadan.
Bahkan pada bulan Syaban, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah hingga hampir satu bulan penuh.
Kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah.
Oleh karenanya, umat muslim dapat mengikuti jejak Rasul dengan melakukan amalan-amalan sunnah di bulan Syaban, yakni:
1. Puasa sunnah
Sebuah hadits menjelaskan bahwa:
مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ اَيَّامٍ مِنْ اَوَّلِ شَعْبَانَ وَثَلَاثَةً مِنْ اَوْسَطِهِ وَثَلَاثَةً مِنْ اٰخِرِهِ، كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ ثَوَابَ سَبْعِيْنَ نَبِيًّا، وَكَانَ كَمَنْ عَبَدَ اللّٰهَ تَعَالٰى سَبْعِيْنَ عَامًا، وَاِنْ مَاتَ فِيْ تِلْكَ السَّنَةِ مَاتَ شَهِيْدًا
“Barang siapa berpuasa 3 hari di awal Bulan Sya’ban, berpuasa 3 hari di pertengahan Bulan Sya’ban, dan berpuasa 3 hari di akhir Bulan Sya’ban, maka Allah mencatat baginya pahala 70 nabi, dia seperti orang yang telah beribadah kepada Allah Ta’ala selama 70 tahun, dan jika dia meninggal dunia di tahun itu maka dia mati dalam keadaan syahid”.
Namun perlu diperhatikan, bahwa mayoritas ulama’ memberikan hukum makruh bahkan ada yang mengatakan haram jika hanya mengkhususkan berpuasa setelah Nisfu Sya’ban.
Ini didasarkan pada salah satu hadits Nabi SAW, di antaranya adalah:
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلاَ تَصُوْمُوْا
“Jika sudah datang separuh Bulan Sya’ban, maka janganlah berpuasa”.
Baca juga: Niat Puasa Syaban, Jadwal dan Hikmahnya
Meskipun demikian, namun para ulama’ masih membolehkan puasa-puasa sunah yang dianjurkan setelah Nisfu Sya’ban, misalnya berpuasa Hari Senin, berpuasa Hari Kamis, dan lain sebagainya.
2. Istighfar
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca istighfar, memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah diperbuat.
Sebab, manusia tidak pernah lepas dari suatu kesalahan, perbuatan dosa, dan kemaksiatan.
3. Sholat sunnah di malam Nisfu Syaban
Nisyfu Syaban merupakan hari atau malam pertengahan bulan Syaban, yakni pada 15 Syaban.
Artinya malam Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 14 Syaban malam.
Berdasarkan kalender Hijriah Kemenag, malam Nisfu Syaban jatuh pada Sabtu, 24 Februari 2024.
Pada bulan ini, umat Islam dapat memperbanyak amalan dengan berpuasa dan menunaikan shalat malam. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam hadits berikut:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود
Artinya: “Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka shalatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas).” (HR. Ibnu Majah)
Selain itu, dalam hadits riwayat Ibnu Hibban juga dijelaskan bahwa Nisyfu Syaban menjadi momen Allah SWT mengampuni seluruh penduduk Bumi. Kecuali orang-orang yang berlaku syirik atau menduakan Allah SWT dan menyimpan rasa dengki seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut:
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ
Artinya: “Allah merahmati para hamba-Nya di malam Nisfu Syaban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap muslim lain karena urusan duniawi.” (HR Ibnu Hibban, th-Thabarani dan al-Baihaqi).
(Tribunnews.com, Widya)