Diklaim Lebih Sehat, Berikut Cara Pemakaian Minyak Makan Merah yang Tepat
Minyak ini diklaim lebih murah dan lebuh bergizi ketimbang minyak makan biasa. Ini kata ahli gizi dari Unair.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merilis Minyak Makan Merah (M3).
Minyak ini diklaim lebih murah dan lebuh bergizi ketimbang minyak makan biasa.
Lalu bagaimana tehnik penggunaanya yang benar agak tidak merusak nilai gizi makanan?
Ahli Gizi Universitas Airlangga (UNAIR), Lailatul Muniroh menyarankan cara pemakaian minyak makan merah ini denga menggoreng, menumis, memanggang hingga sebagai salad dressing.
Ia mengatakan bahwa minyak makan merah memiliki beberapa kandungan bioaktif (fitonutrien) yang lebih unggul daripada minyak konvensional.
“Data dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) tahun 2022 menunjukkan bahwa M3 mengandung konsentrasi Karoten sebesar 753 ppm, Vitamin E sebesar 1016 ppm, dan Squalene sebesar 348 ppm, yang mana kandungan ini lebih tinggi dibandingkan dengan minyak lainnya,” jelas Lailatul dikutip dari laman unair, Rabu (20/3/2024).
Lebih lanjut, Lailatul menguraikan bahwa Karoten yang berfungsi sebagai pro vitamin A dan antioksidan, memiliki peran vital dalam meningkatkan sistem imun serta kesehatan mata dan kulit.
Selanjutnya, Vitamin E, sebagai antioksidan, berkontribusi pada kesehatan jantung dan mendukung fungsi kekebalan tubuh.
Sementara itu, Squalene, dikenal dengan manfaat antioksidan dan antiinflamasi, berperan penting dalam kesehatan kulit dan imunitas tubuh.
Selain itu, Lailatul menekankan potensi manfaat dalam mendukung perkembangan otak anak.
Minyak makan merah diklaim memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk anak-anak karena mengandung asam oleat dan asam linoleat, yaitu kelompok asam lemak omega-9 dan omega-6 yang penting untuk perkembangan otak anak.
Baca juga: Menteri Teten Klaim Minyak Makan Merah Tuai Pujian dari Chef Juna: Dia Muji Luar Biasa
Asam oleat berperan dalam pembentukan membran sel otak, sementara asam linoleat merupakan komponen utama dalam pembentukan membran tersebut dan juga prekursor asam arakidonat, yang terlibat dalam transmisi sinyal seluler di otak.
Kedua asam lemak ini menyediakan bahan bakar untuk pembentukan membran sel otak dan mendukung fungsi sel normal otak.
Sayangnya, Lailatul menilai produk ini tidak melalui proses bleaching sehingga memungkinkan mengandung kontaminan yang lebih tinggi, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan produk akhir.
Selain itu, minyak makan merah juga lebih rentan terhadap oksidasi, yang dapat memperpendek umur simpannya.