Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Teks Khutbah Jumat 29 November 2024: Mengantisipasi Dampak setelah Pilkada 2024

Naskah atau teks khutbah Jumat 29 November 2024 tentang cara mengantisipasi dampak setelah Pilkada 2024 dengan menjaga kerukunan.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Teks Khutbah Jumat 29 November 2024: Mengantisipasi Dampak setelah Pilkada 2024
Kompas
Ilustrasi Pilkada 2024 - Naskah atau teks khutbah Jumat 29 November 2024 tentang cara mengantisipasi dampak setelah Pilkada 2024 dengan menjaga kerukunan. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah contoh naskah atau teks khutbah Jumat 29 November 2024.

Naskah khutbah Jumat hari ini, Jumat, 29 November 2024 dalam artikel ini dalam rangka menyikapi takdir dan hasil setelah Pilkada 2024.

Bahwasanya masyarakat Indonesia telah melangsungkan pesta demokrasi dalam gelaran Pilkada 2024.

Dalam khutbah Jumat 29 November 2024 ini diterangkan cara mengantisipasi dampak setelah Pilkada 2024.

Khotib dapat mengajak umat Islam untuk mempertahankan kerukunan, persatuan dan kesatuan pasca berlangsungnya Pilkada 2024.

Adapun contoh teks khutbah Jumat setelah Pilkada 2024  ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat hari ini, Jumat, 29 November 2024.

Simak contoh khutbah jumat berikut ini, dilansir dari laman Pondok Pesantren Lirboyo.

Khutbah Jumat: Mengantisipasi Dampak Pesta Demokrasi

اَلْحَمْدُ لِلَّهِز. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَهُ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَ لَهُ الْمُلْكُ كُلُّهُ وَ بِيَدِهِ الْخَيْرُ كُلُّهُ وَ إِلَيْهِ يَرْجِعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِيْ ذَاتِهِ وَ أَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَخْلُوْقَاتِهِ
أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُقْتَدِيْنَ بِهِ فِيْ كُلِّ حَالَاتِهِ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَ مَنْ يُطِعِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jamaah salat Jum’at Rahimakumullah..

Berita Rekomendasi

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangann-Nya. 
Karena dengan takwalah kita akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat.

Takwa merupakan hal yang harus sepenuhnya kita usahakan tanpa henti. Dalam takwa, jiwa dan raga harus bersama-sama layaknya dua sisi uang yang saling melengkapi satu dan lainnya. 

Demikian juga, takwa merupakan suatu proses yang harus terus kita usahakan sampai datang ajal menjemput. Oleh karenanya, Allah swt. Berfirman:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

 “Dan sembahlah tuhanmu sampai datang kepadamu suatu kepastian (ajal)”. (QS. al-Hijr: 99)

Baca juga: Teks Khutbah Jumat: Siapkan Diri yang Terbaik Menuju Kematian

Jamaah salat Jum’at yang Rahimakumullah..

Marilah kita pertahankan kerukunan, persatuan dan kesatuan umat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Terlebih lagi, kita telah menghadapi pesta demokrasi. Karena ketika pesta demokrasi berlangsung maka berita hoax, ujaran kebencian, adu domba, dan lain-lain juga semakin tersebar. 

Hal ini menjadi ancaman nyata bagi kita semua, umat Islam, bahkan ancaman bagi seluruh elemen bangsa Indonesia. 

Karena tidak ada tujuan lain dari semua itu kecuali untuk memecah belah kerukunan umat dan mengadu domba bangsa kita.

Karena mungkin saja, karena sebuah demokrasi kita bisa terpecah belah. Mendukung salah satu pihak dan menjelek-jelekan pihak yang lain. Padahal hal ini dapat menyebabkan kita terpecah belah.

Dengan demikian, formula terbaik dalam menyikapinya adalah dengan mempererat ikatan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wataniyah kita dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam  al-Qur’an, Allah SWT telah berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai“. (QS. Ali Imran: 103)

Dalam penafsiran ayat tersebut, sahabat Ibnu Mas’ud menafsiri kata hablillah dengan arti jamaah atau bisa juga bermakna perkumpulan.

Jamaah salat Jum’at Rahimakumullah..

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah juga menyampaikan tentang pentingnya sebuah persatuan dan bahayanya sebuah perpecahan. 

Diriwayatkan dari al-Qadha’i, Nabi SAW bersabda:

اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ

“Persatuan adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab”.

Maka dari beberapa dalil tersebut telah memberi pemahaman bahwa Allah SWT dan Rasulllah SAW memerintahkan terhadap kita semua untuk menjaga persatuan dan kerukunan umat. Serta juga untuk menjauhi permusuhan dan perpecahan. Dan jika seandainya terjadi sebuah perbedaan, maka itu adalah sebuah keniscayaan. 

Karena pada dasarnya perbedaan yang Islam larang adalah setiap perbedaan yang berdampak pada kehancuran dan perpecahan di antara umat Islam. Sehingga kita semua diharuskan pandai dan bijak dalam menyikapi perbedaan yang ada.

Kerukunan dan persatuan adalah sebuah keharusan yang terus kita pertahankan. Terlebih lagi kita sadari bahwa sebentar lagi kita semua akan merasakan atmosfer udara pesta demokrasi. 
Percaturan dunia politik, permainan elit, bahkan spekulasi strategi telah mewabah di sekeliling kita semua.

Apabila demokrasi seperti ini tidak kita sikapi secara bijak, maka semuanya akan berpotensi membawa dampak buruk bagi kita semua. 
Silahkan memiliki pilihan yang berbeda dalam berdemokrasi. Namun perbedaan pilihan itu jangan sampai mencederai kerukunan dan persatuan di antara kita semua.

Jamaah salat Jum’at Rahimakumullah..

Persoalan pemimpin dalam agama Islam memanglah sangatlah krusial. Karena Ia dibutuhkan dalam masyarakat atau komunitas. 
Bahkan, dalam lingkup yang sangat kecil sekalipun. Adanya pemimpin menjadikan adanya sistem lebih terarah.

Tentu saja pemimpin di sini bukan seseorang dengan otoritas yang mutlak untuk kita patuhi. Ia dibatasi oleh syarat-syarat tertentu yang membuatnya harus berjalan di atas jalan yang benar.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda:

إِذَا كَانَ ثَلاَثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ

“Bila ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR. Abu Dawud)

Hadits ini memuat pesan bahwa kepemimpinan adalah hal penting dalam sebuah aktivitas bersama. Perjalanan tiga orang bisa dikatakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim kecil.

Artinya, perintah Nabi tersebut tentu lebih relevan lagi bila diterapkan dalam konteks komunitas yang lebih besar. 

Seperti mulai dari keluarga, kemudian tingkat rukun tentangga (RT), rukun warga (RW), desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga seterusnya.

Jamaah salat Jum’at Rahimakumullah..

Hadirnya pemimpin membuat kerumunan massa menjadi kelompok (jamaah) yang terorganisasi. Ada tujuan, pembagian peran, dan aturan yang ditegakkan bersama.

Sebagai warga negara, kita harus berpartisipai aktif dalam demokrasi. Seperti pilkada serentak yang sudah digelar. 

Kita telah gunakan hak pilih kita untuk turut berpartisipasi dalam demokrasi untuk memilih pemimpin yang paling sesuai.

Dengan ikut andil dalam demokrasi, berarti kita semua turut berperan aktif dalam melancarkan misi untuk menciptakan hubungan timbal balik dan keharmonisan antara agama dan negara.

Namun, yang menjadi tugas penting kita adalah bagaimana tetap menjaga kondusivitas selama pesta demokrasi ini berlangsung. 

Kita semua harus tetap memegang teguh dan memprioritaskan asas persatuan dan kesatuan. 
Karena kesatuan tidak hanya sebatas menjaga kita semua dari segala ancaman yang telah ada di depan mata.

Melainkan kesatuan sangat dibutuhkan demi menciptakan kemaslahatan bersama.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatnya serta menjadikanya baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur Amin ya rabbal ‘alamin.

إِنَّ اَحْسَنَ الْكَلاَمِ  كَلاَمُ اللهِ الْمَلِكِ الْعَلاَّمِ  وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالىَ يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ

أَعُوْذُ بِا للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. وَالْعَصْرِ  إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ  إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

باَ رَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى  الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ , وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ .إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas