Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: KIB Harus Segera Deklarasi Capres, Jika Tak Ingin Kehilangan Momentum Politik

Ia menilai KIB terlalu lama bermain dengan narasi kelembagaan dan telat mendeklarasikan capres dan cawapres.

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pengamat: KIB Harus Segera Deklarasi Capres, Jika Tak Ingin Kehilangan Momentum Politik
Doc. Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat Temu Koordinasi Nasional Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Hotel Dalton Makassar, Minggu (6/11/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Arifki Chaniago melihat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berpotensi gagal mendeklarasikan capres dan cawapres jika terlalu lama memberikan kepastian kepada publik.

Apalagi, ia melihat PPP dan PAN sudah mulai berada pada posisi sulit, karena kader-kadernya mendorong partai agar mendukung capres atau cawapres dari luar KIB.

Pria yang merupakan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, ini menilai narasi yang dibangun oleh KIB sejak awal cukup menarik.

Sayangnya, KIB terlalu lama bermain dengan narasi kelembagaan dan telat mendeklarasikan capres dan cawapres.

Sehingga KIB yang pada awalnya dapat momentum harus rela kehilangan percakapan di ruang publik ketika NasDem sudah mendeklarasikan Anies sebagai capres dan Prabowo yang hampir menemukan kesempakatan dengan Cak Imin.

“KIB itu pada awalnya telah menjalankan narasi politik pada jalur yang benar. Tetapi, langkah politik yang menunda deklarasi capres dan cawapres menyebabkan KIB kehilangan momentum," kata Arifki dalam keterangannya, Rabu (23/11/2022).

Baca juga: Survei SMRC: Jika Ganjar Pranowo Jadi Capres dari KIB, Perolehan Suara Golkar Diprediksi Melejit

Berita Rekomendasi

Pun harus disadari politik personal itu masih kuat, sehingga menurut Arifki suara publik cendrung dominan dari narasi kelembagaan partai politik. Apalagi masih rendahnya kepercayaan publik terhadap kiprah partai politik.

Ia mencontohkan PAN dan PPP yang saat ini harus bertarung dengan keinginan pemilihnya. PAN harus mengakui pemilihnya juga ikut terbelah dengan kuatnya figur personal diluar partai seperti Anies dan Ganjar dalam bursa pilpres 2024.

Selain itu, PAN juga mendorong tokoh-tokoh lain di luar partai seperti Erick Tohir dan Ridwan Kamil sebagai figur yang ingin diidentikan dengan PAN.

Dalam konteks yang sama, PPP harus berlawanan dengan basisnya yang sudah terang-terangan mendukung Anies dan Ganjar.

PAN dan PPP adalah syarat dari deklarasi KIB jika masih ingin berperan di Pilpres 2024, karena Golkar belum cukup memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

KIB mungkin saja akan bisa mendeklarasikan capres dan cawapres, tetapi harus diakui sulit untuk mendorong kader-kader partai anggota koalisi.

KIB tidak punya pilihan lain dengan mendorong kader populer dari luar KIB untuk maju, seperti Anies, Ganjar, dan Prabowo.

“Narasi KIB tentu akan semakin lemah jika koalisi ini mendeklarasikan capres dan cawapres dari luar partai. KIB harus berani dan mengambil langkah cepat jika tidak ingin kehilangan momentum," jelasnya.

"Tiga partai harus segera memutuskan siapa yang akan maju sebagai capres dan cawapres, PAN atau PPP yang mengalah untuk posisi cawapres jika Golkar inginkan capres. Jika pilihannya orang luar, KIB harus lebih cepat umumkan ke publik," Arifki menambahkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas