Pengamat Sebut Permasalahan Terkait Sistem Pemilu akan Terjadi Berulang
Jerry menyarankan dalam merancang sistem pesta demokrasi rakyat Indonesia itu, pemerintah harus mengetahui terlebih dahulu tujuannya
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Jerry Sumampouw mengatakan, baik Pemilu sistem terbuka ataupun tertutup memiliki kelemahan dan kelebihan.
Oleh karena itu dalam merancang sistem pesta demokrasi rakyat Indonesia itu, pemerintah harus mengetahui terlebih dahulu tujuannya.
"Kita udah tahu tertutup atau terbuka punya kelemahan dan kelebihannya sendiri," kata Jerry, saat ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (12/2/2023).
"Makanya kalau menurut saya, dalam merancang sistem itu, kita (tahu) mau apa dulu," katanya.
Ia menyebut permasalahan terkait sistem jalannya Pemilu itu terjadi berulang.
Baca juga: Kamhar Demokrat: Caleg Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Ibarat Beli Kucing dalam Karung
"Kita mau treatment apa sih dalam pemilu. Supaya dalam 5 tahun enggak kita ulang. Ini ngulang-ngulang terus ini. Kita enggak pernah tahu apa targetnya."
Terkait target gelaran Pemilu itu, dijelaskan Jerry, bisa dibuat agenda setting.
Ia kemudian menyontohkan hal itu, dengan mengambil permasalahan terkait maraknya money politics atau politik uang yang merajalela.
"Misalnya begini, kita cerita tentang politik uang merajalela, kita perihatin. Kalau mau politik uang hilang ya pakai sistem tertutup," jelasnya.
Sebab, Jerry mengatakan, sistem Pemilu terbuka-tertutup menyumbang potensi terjadinya politik uang.
"Kalau terbuka kan pemain politik uang banyak. Satu dapil aja satu partai itu bisa 10 orang. Kalau tertutup cuma partai," ujarnya.
"Mungkin uangnya beralih tidak kepada pemilih, tapi kepada perolehan nomor urut partai," katanya.