Berkaca pada Pilpres 2019, Relawan Berharap Gerindra Tetap dengan PKB untuk Menangkan Suara di Jatim
Relawan Prabowo Mania menyatakan, perolehan suara Prabowo Subianto di Jawa Timur bisa dimenangkan jika Gerindra bersanding dengan PKB di Pilpres.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan Prabowo Mania menyatakan, perolehan suara Prabowo Subianto di Jawa Timur bisa dimenangkan jika Gerindra bersanding dengan PKB di Pilpres mendatang. Hal ini berkaca pada Pemilu 2019 silam.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Ketua Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer seraya merespons soal adanya wacana Prabowo berduet dengan kader PDIP, Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Ya alangkah bagusnya gini lah 2019 kan kelemahan pak Prabowo ada di Jawa Timur, dengan adanya PKB dan NU artinya itu kan mengisi kekurangan pak Prabowo," kata pria yang akrab disapa Noel tersebut kepada Tribunnews, Senin(13/3/2023).
Dirinya meyakini, dengan Gerindra berlokasi bersama PKB maka suara dari masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) akan dapat diperoleh dengan maksimal oleh Prabowo.
Tak hanya itu, bahkan kata dia, suara pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 juga akan beralih ke Ketua Umum Gerindra tersebut.
Baca juga: Plt Ketum PPP Bandingkan Koalisi Lebaran Bahagia dengan Politik Nasi Goreng ala Megawati-Prabowo
"Artinya di kantong NU nanti sudah pasti mendukung pak Prabowo khusus di Jawa Timur ditambah lagi nanti di Jawa Tengah, ditambah lagi pendukung Jokowi yang bermigrasi suaranya ke pak Prabowo," kata dia.
"Kadi kita punya keyakinan lah, keyakinan penuh di 2024 nanti pak Prabowo presidennya," sambung Noel.
Pernyataan tersebut seraya menjadi harapan bagi Noel, agar Gerindra tetap berkoalisi dengan PKB bukan dengan partai lain.
Kendati demikian, jika dalam perjalannya ada partai lain yang hendak bergabung, maka bukan tidak mungkin partai tersebut bergabung.
"Ya namanya harapan (bersama PKB) sah-sah saja kan, karena gini, kalau seandainya PDIP tetap bersikeras bahwa capresnya dari Kadernya ya sudah silakan gapapa," tutur Noel.
"Saya yakin sekali nanti, misal kaya Gerindra, PKB dan akan bertambah lagi partai yang berkoalisi dengan Gerindra PKB kemungkinan ada dua partai lagi tuh partai besar yang ikut gabung di koalisi Gerindra PKB," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo angkat bicara terkait wacana duet Prabowo-Ganjar usai keduanya dampingi Presiden Jokowi saat Kunker di Kebumen, Jawa Tengah.
"Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden," kata Hashim di Museum Joang 45, Jakarta, Minggu, (12/3/2023).
Menurut Hashim hal itu dikarenakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jauh lebih senior dibandingkan dengan Ganjar Pranowo.
"Pak Prabowo jauh lebih senior, lima belas tahun lebih tua, pengalamannya berbeda. Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo. Saya kira kami terbuka untuk itu, Pak Ganjar sebagai calon wakil presiden," tegasnya.
Baca juga: Ganjar Dinilai Lebih Tepat Jadi Cawapres jika Duet dengan Prabowo, PDIP: Jelas Tak Mungkin
Respons PDIP
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa partainya belum bisa menyampaikan sikap soal usulan duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Menurut Hasto, seluruh keputusan partai baik soal pasangan capres-cawapres maupun tokoh yang akan diusung, merupakan ranah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hal itu disampaikan Hasto menanggapi pertanyaan media soal Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang membuka peluang menduetkan Prabowo-Ganjar di Pilpres.
"Ya nanti Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan memutuskan pasangan yang terbaik dan sesuai dengan yang menjadi harapan rakyat," kata Hasto saat ditemui di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).
Hasto pun menjelaskan, bahwa kewenangan Megawati memutuskan pencapresan sudah berjalan di PDIP selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut bisa dilihat dari pengusungan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres pada Pilpres 2014 dan 2019.
"Jadi, kalau kita lihat secara empiris pada tahun 2014 dan 2019, maka tahapannya, Ibu Megawati Soekarnoputri menetapkan calon presiden dari internal PDI Perjuangan, pada saat itu adalah Bapak Jokowi," ujar Hasto.
Hasto pun menegaskan bahwa calon presiden (Capres) harus berasal dari kader PDI Perjuangan. Tetapi, peluang kerja sama dengan Gerindra masih sangat terbuka.
"Ya penawaran kerja sama tentu saja dalam rangka calon presiden, berasal dari PDI Perjuangan," tegas Hasto
"Sebagai partai pemenang pemilu dengan kepercayaan rakyat dua kali berturut turut, tentu saja kami akan mengusung calon presiden dan inilah sebagai konsekuensi dari keputusan Kongres ke-lima pada tahun 2019 lalu," tandasnya.