Elektabilitas Prabowo Naik Versi Survei Indikator, Pengamat: Berkat Sokongan Presiden Jokowi
Pengamat politik Bawono Kumor memberikan komentarnya soal elektabilitas Prabowo Subianto yang naik berdasarkan survei terbaru Indikator Politik.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik Bawono Kumoro memberikan komentarnya soal elektabilitas Prabowo Subianto yang naik berdasarkan survei terbaru Indikator Politik Indonesia.
Menurut Bawono, naiknya calon Presiden dari Partai Gerindra itu tidak lepas dari tangan dingin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Upaya Jokowi mempromosikan Prabowo untuk maju Pilpres 2024 mendatang terlihat beberapa waktu terakhir.
Terbaru, Jokowi mengajak Prabowo serta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meninjau panen padi di Desa Lenjer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen pada Kamis, 9 Maret 2023 lalu.
"Keberhasilan Prabowo Subianto menuai dukungan dari sebagian pemilih Presiden Joko Widodo tidak terlepas dari sokongan-sokongan Presiden dalam berbagai kesempatan termasuk kunjungan-kunjungan kerja beberapa bulan terakhir dimana seringkali mengajak ikut serta Prabowo Subianto," kata Bawono kepada Tribunnews.com, Selasa (28/3/2023).
Bawono melanjutkan penjelasannya, dengan sokongan Presiden Jokowi berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Prabowo.
Baca juga: Politikus PDIP Minta Kader Tegak Lurus Perintah Megawati Soal Wacana Duet Prabowo-Ganjar
Mantan Danjen Kopassus dinilai berhasil menuai dukungan dari sebagian pemilih Jokowi pada dua pemilu terdahulu.
Padahal diketahui Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 Prabowo selalu menjadi rival Jokowi.
"Sehingga di mata pemilih Presiden Joko Widodo di dalam dua pemilu terdahulu PS diasosiasikan sebagai bakal calon presiden paling direstui oleh Presiden Jokowi," imbuh Bawono.
Bawono menambahkan perihal naiknya elektabilitas Prabowo.
Menurutnya, naiknya elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra ini juga berdampak langsung dengan elektabilitas Ganjar.
Ganjar memang mendekati Pilpres 2024, digadang-gadang menjadi figur kuat yang akan maju menjadi cawapres.
Meskipun hingga sekarang PDI Perjuang belum menentukan cawapres yang akan diusung.
"Dampak dari keberhasilan hal tersebut membuat elektabilitas Prabowo mengalami kenaikan dan tingkat elektabilitas Ganjar cenderung stagnan," tandas Bawono.
Hasil Survei Terbaru Indikator Politik Indonesia
Dalam simulasi 34 nama capres yang disurvei Indikator Politik Indonesia (IPI) tercatat elektabilitas Ganjar Pranowo ungguli nama-nama seperti Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Adapun survei tersebut telah dilakukan pada Februari-Maret melibatkan 1.220 responden di seluruh Indonesia.
Dari hasil survei tersebut tercatat Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas 30,8 persen, disusul Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dengan angka yang sama 21,7 persen. Lalu disusul Ridwan Kamil 6,3 persen dan AHY 1,6 persen.
"Itu berdasarkan simulasi berdasarkan simulasi 34 nama capres. Jadi urutan tiga teratas tidak banyak berubah kecuali peringkat dua dan tiga masuk dalam margin of error antara Pak Prabowo dan Anies Baswedan," kata Burhanuddin dalam keterangannya dari hasil survei IPI terbaru secara daring, Minggu (26/3/2023).
Kemudian dikatakan Burhanuddin melihat dari tren hasil survei elektabilitas, nama Prabowo dan Ganjar Pranowo cenderung naik. Sementara itu Anies Baswedan cendrung stagnan.
"Kalau kita lihat trennya seperti acuan kuda, awalnya Pak Prabowo yang unggul, kemudian Ganjar urutan ketiga dan Mas Anies urutan dua. Kemudian Ganjar menyalip Anies Baswedan di bulan Juli 2021, menyalip Pak Prabowo April 2022," tegasnya.
Sementara itu menurut Burhanuddin untuk posisi empat ke bawah tidak ada ubahan angka yang berarti.
"Kecuali Ridwan Kamil yang sempat melejit setelah tragedi yang dialami putranya. Tetapi kemudian ada penurunan," tutupnya.
Baca juga: Kata Sandiaga soal Dukungan PPP Gorontalo Maju Pilpres 2024 dan Pertemuannya dengan Prabowo
Adapun sebelumnya Burhanuddin Muhtadi menyebutkan bahwa dari hasil survei terbaru IPI Februari-Maret menyimpulkan masalah ekonomi mendesak untuk diselesaikan untuk calon presiden 2024.
"Isu apa yang dianggap penting oleh pemimpin nasional dalam lima tahun ke depan. Mungkin ini penting buat calon presiden atau partai politik kalau ingin suara pada publik," kata Burhanuddin dalam keterangannya dari hasil survei IPI terbaru secara daring, Minggu (26/3/2023).
Adapun dari hasil survei IPI dari 25 kondisi masalah yang harus diselesaikan pemerintah selanjutnya. Tiga teratas responden meminta menyelesaikan masalah ekonomi.
Urutan paling pertama masyarakat meminta pemerintah untuk mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok 36,9 persen. Kedua menciptakan lapangan kerja 17,7 persen. Serta terakhir mengurangi kemiskinan 10,6 persen.
Sedangkan masalah selanjutnya yang mendesak untuk diselesaikan pemberantasan korupsi 7,1 persen, memajukan sektor pertanian 3,4, mendorong pertumbuhan UMKM 3,2 persen.
Baca juga: Prabowo Bertemu Sandiaga Uno di Kantor Kemenhan, Gerindra: Secara Garis Besar Bahas Pilihan Politik
Kemudian masalah selanjutnya pemerataan pendapatan 3,1 persen, keamanan 2,7 persen, kualitas pendidikan 2,3, tindakan tidak bermoral 1,4 persen dan modal usaha 1,4 persen.
Sebagai informasi survei terbaru IPI di atas melibatkan sebanyak 1.220 orang pada Februari dan periode 12-18 Maret 2023 jumlah sampel sebanyak 800 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9 persen (Februari) dan ±3.5 persen (Maret) pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Rahmat Fajar Nugraha)