Gabung PPP Atau PKS, Analisa Pengamat Soal Potensi Sandiaga Uno Jadi Cawapres Anies Baswedan
Harapannya dengan Sandiaga masuk ke PPP atau PKS dengan membawa logistik yang signifikan sehingga dapat menolong. Logistik tersebut sangat diperlukan
Penulis: Erik S
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari koalisi politik dan survei yang dilakukan lembaga survei politik masih menempatkan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan sebagai calon terfavorit capres.
Pengamat politik Cecep Hidayat mengatakan adanya capres alternatif di luar mereka masih mungkin terjadi.
Jika Partai Golkar tergoda dan tak diakomodasi kepentingannya dalam koalisi parpol yang saat ini ada, bisa jadi capres alternatif muncul.
“Saya menduga Partai Golkar akan bergabung dengan poros yang ada. Ada atau tidaknya capres alternatif ini tergantung dari negosiasi antar parpol yang telah membuat koalisi. Namun berdasarkan hasil munas terakhir menyebutkan capres dari Partai Golkar adalah Arilangga Hartarto,”kata Cecep dalam keterangannya, Rabu (10/5/2023).
Menurut Cecep nantinya capres ini memilih cawapres yang sesuai dengan kebutuhannya untuk memenangkan pilpres.
Sehingga nantinya cawapres tersebut akan dapat melengkapi kekurangan dari capres.
Misalnya karakter Ganjar yang memiliki latar belakang politikus serta nasionalis, akan mencari cawapres yang berasal dari kalangan religius dan profesional.
Prabowo yang memiliki latar belakang militer dan politikus, diperkirakan akan mencari cawapres yang bisa melengkapi dirinya seperti sosok yang mengerti ekonomi.
Anies diperkirakan akan mencari cawapres yang mampu mendapatkan suara dari provinsi di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sebab kekuatan Anies saat ini masih dari Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Sementara untuk liga cawapres masih menempatkan Erick Thohir, Ridwan Kamil dan Sandiaga S Uno sebagai yang terbaik.
Dari prediksi Cecep, yang akan menghalangi Kang Emil maju menjadi cawapres adalah Partai Golkar.
Sebagai pendatang baru, Cecep menilai Kang Emil masih memiliki tantangan untuk bisa mendapatkan dukungan di internal Golkar.