Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Elektabilitas Anies Turun di 2023, Saiful Mujani Sebut Faktor Ideologis Jadi Penyebab Jangka Panjang

SMRC menjelaskan faktor jangka panjang yang mempengaruhi turunnya elektabilitas capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Elektabilitas Anies Turun di 2023, Saiful Mujani Sebut Faktor Ideologis Jadi Penyebab Jangka Panjang
Tangkapan layar
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjelaskan faktor jangka panjang yang mempengaruhi turunnya elektabilitas capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan. 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjelaskan faktor jangka panjang yang mempengaruhi turunnya elektabilitas capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.

Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan, ada faktor jangka panjang yang menyebabkan merosotnya elektabilitas eks Gubernur DKI Jakarta itu jelang Pilpres 2024.

Ia menuturukan, faktor jangka panjangnya menyangkut aspek ideologis.

Terkait aspek ideologis, Saiful menyebut, hasil survei SMRC menemukan pemilih di Indonesia lebih cenderung menilai diri mereka lebih ke Pancasila.

"Politik agama Islam itu (skor) adalah 10 persen. Nah pemilih rata-ratanya kalau dibuat skornya itu 4,75 persen lebih ke Pancasila," kata Saiful Mujani, dalam paparannya di laman YouTube SMRC TV, Kamis (8/6/2023).

Sehingga, Saiful menyimpulkan, sentimen ideologis pemilih di Indonesia itu Pancasila, bukan politik Islam.

Berita Rekomendasi

"Oleh karena itu, kalau Anda ingin sukses dipilih rakyat, sentimennya harus dekat dengan rakyat seperti itu."

Lebih lanjut, Saiful menyampaikan, dari hasil surveinya ditemukan bahwa pemilih menilai sentimen ideologis Anies terhadap Pancasila, di angka 5,41 persen.

Meski demikian, jika dibandingkan dengan dua nama bacapres lain, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Kedekatan Anies dengan rata-rata pemilih dengan sentimen ideologis Pancasila itu dinilai paling rendah.

Adapun bacapres yang dinilai pemilih paling mendekati ideologi Pancasila, yakni Ganjar Pranowo, dengan perolehan 4,72 persen.

Sedangkan, nilai Prabowo Subianto, sebesar 4,61 persen.

"Ganjar 4,72. Tadi angka rakyat di angka 4,75. Kan sama, hampir plek gitu. Jadi ideologi rakyat Indonesia secara umum lebih ke Pancasila," kata Saiful.

"Prabowo juga sama 4,61. Lebih ke dalam, lebih ke Pancasila daripada Ganjar. Kenapa begitu saya tidak tahu persis. Ini kan aspek ideologis dari pemilih kita," sambungnya.

Baca juga: SMRC: Dua Faktor Jangka Pendek Ini Sebabkan Elektabilitas Anies Baswedan Turun Signifikan

"Jadi Anies ini dinilai oleh pemilih kita itu lebih Islam. Sementara pemilih pada umumnya kurang, lebih ke Pancasila."

Sebelumnya, hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan, elektabilitas capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan cenderung turun memasuki tahun 2023.

Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan, pemilih memiliki harapan besar saat Anies Baswedan dideklarasikan maju di Pilpres 2024 oleh Partai NasDem, dengan membawa tagline "Perubahan".

Saiful menjelaskan, sebelum memasuki tahun 2023, elektabilitas Anies Baswedan sempat sama dengan capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Bahkan, katanya, elektabilitas Anies mengalami kemajuan dari 23 persen naik ke 28 persen.

"Dalam potret kita 2 tahun terakhir, kita melihat Anies sebelum memasuki 2023, di Desember 2022 Anies itu sempat betul-betul seimbang sama Prabowo. Bahlan kalau dibaca angka mutlaknya (Anies) di atas Prabowo dan dia mengalami kemajuan dari 23 ke 28," kata Saiful, dalam paparannya di laman YouTube SMRC TV, Kamis (8/6/2023).

"Itu artinya harapan tadi, Anies akan menjadi semakin kompetitif terlihat sebelum 2023."

Meski demikian, Saiful mengatakan, hasil tersebut berbanding terbalik bagi Anies saat memasuki tahun 2023, yang cenderung mengalami penurunan signifikan.

"Tapi memasuki 2023 sampai survei terakhir kita bulan Mei ini. Anies mengamami penurunan cukul signifikan dari 28 persen menjadi 19,7 persen atau turun sekitar 8 persen dan itu signifikan, 2 kali margin of error hanya dalam waktu kurang lebih 5-6 bulan," ungkap Saiful.

Sementara itu, menelisik lebih jauh hasil survei elektabilitas Prabowo Subianto cenderung menunjukkan kenaikan.

"Sebaliknya pada Prabowo mengalami kenaikan, signifikan juga. Yang tadinya di bawah Anies 26 persen dan 25 persen kemudian menjadi 32 persen. Naik 7 persen," jelas Saiful.

Terlebih, capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, juga menunjukkan tren elektabilitas naik, bahkan sejak tahun 2022.

"Kalau Ganjar itu ada kecenderungan memang dari tren ini, sejak memasuki 2022 itu cenderung menguat. Ia melewati Pak Prabowo," katanya.

"Pak Prabowo kalau dilihat dari ujung ke ujung ini, dari 34 persen ke 32 persen sebetulnya stagnan. Tidak beda signifikan. Yang mengalami kemajuan itu adalah Ganjar, dari 25 persen menjadi 39,2 persen di survei terakhir," sambung Saiful Mujani.

Dengan demikian, Saiful menyimpulkan, elektabilitas Anies Baswedan mengalami penurunan signifikan di 6 bulan terakhir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas