Puja Puji Kader PDI Perjuangan Saat Bertemu Prabowo Subianto, Begini Respons Ganjar Pranowo
Dua kader PDI Perjuangan secara terang-terangan menyampaikan pujian terhadap sosok bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua kader PDI Perjuangan secara terang-terangan menyampaikan pujian terhadap sosok bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Dua kader senior PDIP, Effendi Simbolon dan juga Budiman Sudjatmiko, secara tersirat memberikan dukungan saat bertemu dengan Prabowo Subianto.
PDIP langsung bersikap atas pertemuan kadernya dengan Prabowo Subianto dalam kurun tiga bulan terakhir.
Effendi Simbolon
Dalam forum rapat kerja komunitas Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI), pada Jumat (7/7/2023), Effendi Simbolon menilai Prabowo adalah sosok yang pantas memimpin bangsa menggantikan Presiden Joko Widodo.
Prabowo hadir sebagai undangan dalam acara tersebut.
Kata Effendi, sosok itu harus memiliki keandalan dalam memimpin bangsa di masa depan.
"Saya secara jujur berharap Indonesia di nahkodai oleh pemimpin yang punya kehandalan."
"others wise kita akan jadi porak poranda negara yang tadi disampaikan pak Prabowo begitu besarnya aset bangsa aset negara," kata Effendi, Jumat (7/7/2023).
Atas pernyataannya itu, lantas Effendi mengungkapkan bahwa sosok yang layak untuk memimpin itu adalah Prabowo Subianto.
Baca juga: Pengamat Nilai Fenomena Kader PDIP Dukung Prabowo Jadi Alarm Bagi Ganjar Pranowo
"Nah tadi saya kira kita bisa membaca lah, secara jujur, secara objektif saya melihat figur itu ada di pak Prabowo," ucap dia.
Saat disinggung sosok itu ada di nama Ganjar Pranowo, Effendi meminta untuk tidak dibandingkan.
Sebab menurutnya, Ganjar Pranowo adalah capres pilihan Ketua Umum Partai tempatnya bernaung, sehingga, dia akan patuh pada mandat tersebut.
"Saya tidak ingin membanding-bandingkan ya. Kan pak Ganjar sudah diputuskan oleh ketua umum kami. Tentu saya harus patuh akan itu. Ya tentunya sebagai kader,"katanya.
Saat ditemui di sela-sela acara Rakernas, Effendi menyebut, apa yang dilakukannya merupakan tanggungjawab moral sehingga harus menyuarakan.
"Ya saya kader partai, tapi sekaligus saya punya tanggung jawab moral punya tanggungjawab politik bahwa kita juga menyuarakan," kata Effendi.
Budiman Sudjatmiko
Terbaru, Budiman Sudjatmiko menilai bahwa Prabowo menjadi satu figur yang layak menjadi pemimpin masa depan.
"Saya berharap Pak Prabowo sehat, teruskan tugas, tunaikan tugas, dan saya ingin orang Indonesia layak untuk mendapatkan orang terbaik, salah satunya Pak Prabowo," kata Budiman di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam.
Budiman pun merasa banyak memiliki kesamaan pandangan kepimimpinan dengan Prabowo.
Di antaranya, keduanya ingin membawa Indonesia bangkit di tengah banyaknya turbulensi.
"Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya dalam pengertian suatu bangsa yang ingin bangkit di tengah turbulensi," ungkapnya.
Karena itu, kata Budiman, diperlukan sosok yang kepemimpinan yang berasal dari intelejen dan aktivis untuk menghadapi krisis global.
Gabungan dua kepimpinan itu diyakini dapat menghadapi berbagai persoalan bangsa.
"Karena kalau ada orang politik latar belakangnya intelijen atau tentara, atau latar belakangan aktivis, kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komperhensif," jelasnya.
Aktivis 98 ini pun berbicara mengenai keinginannya untuk mewujudkan dua sila dalam pancasila di Indonesia.
Yakni, persatuan Indonesia untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Mudah-mudahan, kami percaya, bahwa sisa usia saya, seusia Pak Prabowo, Pancasila ini terlalu mulia, lima sila ini terlalu mulia. Setidaknya kalau sisa usia saya, Pak Prabowo, dan teman-teman di sini bisa mewujudkan persatuan Indonesia untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya.
Respons Ganjar Pranowo
Bakal calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo menilai, pertemuan antara tokoh politik merupakan sebuah hak pribadi.
Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo menanggapi pertemuan politikus PDIP Budiman Sudjatmiko dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Itu haknya Pak Budiman,” kata Ganjar saat ditemui usai mengikuti acara silaturahmi 1 Muharam 1445 H yang digelar relawannya di Gedung Serba Guna Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/7/2023).
Ganjar mengaku tidak terganggu dengan adanya pertemuan-pertemuan antara kader PDI-P dengan tokoh dari partai politik lainnya.
Ia menambahkan, pertemuan seperti itu tidak akan mengganggu soliditas PDI-P mengusung dirinya sebagai bakal capres 2024.
“Tidak pernah terganggu,” kata Gubernur Jawa Tengah itu.
Pengamat ingatkan Ganjar Pranowo
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, fenomena kader PDIP mendukung Prabowo Subianto menjadi tanda bahaya atau alarm bagi Ganjar Pranowo di pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Setidaknya ada dua kader senior PDIP yang mulai menunjukkan sikap mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres mendatang, dibandingkan mendukung Ganjar Pranowo.
Keduanya adalah, Effendi Simbolon dan kekinian Budiman Sudjatmiko yang bahkan sampai berkunjung ke Kertanegara atau rumah Prabowo.
"Dengan fenomena dukungan itu mungkin kedepannya juga banyak tentu ini berbahaya bagi Ganjar Pranowo," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (20/7/2023).
Ujang mengatakan, dalam konteks pemenangan itu partai harus bersatu, kadernya harus solid.
Jika terjadi perpecahan, tentu bukan hanya merugikan Ganjar, tapi juga PDIP.
"Tentu ini merugikan Ganjar di pilpres 2024 karena untuk menang harus solid bersatu," ucapnya.
Baca juga: Megawati Diminta Segera Bersikap Jika Tidak Mau Semakin Banyak Kader PDIP yang Dukung Prabowo
Lebih jauh, peluang kemenangan Ganjar ditentukan bagaimana cara PDIP menyelesaikan dinamika internal.
Menurut Ujang, apalagi nantinya lebih banyak lagi kader PDIP dukung Prabowo, akan sulit bagi Ganjar untuk bertarung di pilpres 2024.
"Kalau kader-kader PDIP semakin banyak dukung Prabowo, kerugian besar bukan hanya untuk Ganjar tapi juga PDIP, dan saya melihatnya ini maka peluang Ganjar akan sedikit berat untuk bisa berkontestasi di pilpres 2024," pungkasnya. (TRIBUNNEWS)