Pengamat Nilai Kepemimpinan Prabowo Subianto Sudah Teruji
Prabowo Subianto dinilai sebagai sosok pemimpin yang sudah teruji dan menghadirkan banyak keberhasilan besar untuk bangsa dan negara.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai sebagai sosok pemimpin yang sudah teruji dan menghadirkan banyak keberhasilan besar untuk bangsa dan negara.
Pengamat Politik Citra Institute Efriza menilai kompetensi kepemimpinan Prabowo lebih unggul dibanding figur capres lain.
"Dari sisi kepemimpinan, Prabowo dianggap lebih baik dibandingkan Ganjar Pranowo karena memiliki kehandalan sebagai pemimpin dan latar belakang militer serta menjabat Menhan," kata Efriza, kepada wartawan, Jumat (21/7/2023).
Dia menuturkan, kepemimpinan Prabowo sangat jauh teruji sebagai capres untuk Pilpres 2024.
Situasi itu, dikatakan Efriza, terbukti dari kesuksesan Prabowo memimpin Kementerian Pertahanan (Menhan) hingga saat ini.
Menurut dia, Prabowo sebagai sosok yang sangat tepat menjadi presiden Indonesia selanjutnya.
Baca juga: Entaskan Kemiskinan dan Perkuat Kesejahteraan Rakyat Jadi Fokus Prabowo Pimpin Indonesia ke Depan
Ia melihat Prabowo menjadi pemimpin yang bisa menjamin terjaganya persatuan dan kesatuan Indonesia.
"Dan juga, karena dianggap sebagai sosok tepat dalam menjamin terjaganya persatuan dan kesatuan di negeri ini," kata Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo ini.
Sementara itu, Jurnalis Senior TVRI Effendi Soen membeberkan kecemerlangan kepemimpinan Prabowo semasa menjabat sebagai Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus (Kopassus).
Prabowo memiliki peran dalam operasi pembebasan sandera Mapenduma pada tahun 1996.
Baca juga: Tanggapi Isu Pelanggaran HAM Prabowo, Relawan: Isu yang Selalu Direproduksi Tiap 5 Tahun Sekali
“Saya melihat Prabowo yang dipatuhi oleh pasukannya. Bebannya luar biasa karena menyangkut dunia international,” ucap Effendi.
Effendi kala itu ikut meliput aksi Kopassus yang dipimpin Prabowo, memahami beban besar dipanggul Prabowo lantaran harus menjaga nyawa keselamatan para prajuritnya, terrutama dalam menghadapi serangan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Sebanyak 26 orang yang berasal dari 10 Tim Ekspedisi Lorentz yang terdiri dari 3 orang periset WWF dan UNESCO, serta 13 penduduk desa yang sedang mengumpulkan data di Mapenduma Papua disandera oleh ratusan anggota OPM pimpinan Daniel Yudas Kogoya.
Selain itu, dia mengaku ikut menyaksikan bagaimana Prabowo memimpin pasukan operasi militer dan mengatur strategi guna membebaskan sandera.
Selama penyanderaan para korban digiring berjalan di hutan Papua tanpa mendapatkan asupan makanan sehingga beberapa sandera jatuh sakit.
“Keputusan sekecil apapun harus diperhitungkan karena kita akan membuat keputusan terkait penyergapan itu. Di satu sisi ngeri juga, namun di sisi lain saya bangga karena Indonesia punya kemampuan,” ungkap Effendi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.