Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Politik: Budiman Sudjatmiko Sangat Mungkin Dipecat, PDI Perjuangan Partai Tegas Disiplin

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, Budiman perlu menyampaikan permintaan maaf kepada PDI Perjuangan atas deklarasinya mendukung Prabowo itu.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Pengamat Politik: Budiman Sudjatmiko Sangat Mungkin Dipecat, PDI Perjuangan Partai Tegas Disiplin
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko saat melakukan wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di gedung Tribun Network, Jakarta, Selasa (15/8/2023). Pada wawancara tersebut Budiman Sudjatmiko menjelaskan alasan pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan perkembangan politik jelang Pemilu 2024. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko berharap dia tak dipecat partainya imbas dari deklarasi dukungan kepada capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, Budiman perlu menyampaikan permintaan maaf kepada PDI Perjuangan atas deklarasinya mendukung Prabowo itu.

Adi menilai, PDI Perjuangan sangat mungkin menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap Budiman, yang dianggap sudah membelot dan tak sejalan.

"Saya kira kalau Budiman Sudjatmiko tidak minta maaf ke PDIP atas deklarasinya itu ya sangat mungkin PDIP akan memecat ya," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, kepada Tribunnews.com, Minggu (20/8/2023).

Terlebih, menurut Adi, PDI Perjuangan merupakan partai politik yang tegas menegakkan disiplin kepada para kadernya.

"Apapun judulnya PDIP ini kan partai politik yang cukup tegas menegakkan disiplin kepada kadernya yang dianggap membelot dan sudah tidak sejalan," jelas Adi.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, Adi mengatakan, tak ada alasan untuk PDIP mempertahankan Budiman, yang sejatinya telah mendukung Prabowo, di saat partainya mengusung capres Ganjar Pranowo di 2024 mendatang.

"Jadi memang kalau kita menggunakan perspektif publik, Budiman sudah tak sejalan dengan PDIP. Jadi tak ada alasan untuk mempertahankan Budiman. Budiman jelas-jelas sudah deklarasi mendukung Prabowo Subianto yang berbeda dengan sikap PDIP yang mengusung Ganjar," terang Adi.

Pakar politik UIN Jakarta ini menduga PDI Perjuangan akan memberikan sanksi pemecatan terhadap Budiman Sudjatmiko.

Namun, lanjutnya, bukan tidak mungkin partai berlambang banteng hitam bermoncong putih itu bakal mempertimbangkan pemberian sanksi lebih ringan, jika Budiman menyampaikan permintaan maaf dan mengakui khilaf.

"Saya menduga PDIP akan memberikan sanksi tegas seperti pemecatan. Tapi kalau Budiman minta maaf secara serius bahwa apa yang dilakukan keliru dan khilaf, mungkin PDIP akan mempertimbangkan sanksi yang lebih ringan," kata Adi.

Diberitakan sebelumnya, politikus PDIP sekaligus tokoh reformasi Budiman Sudjatmiko berharap dirinya tidak dipecat dari partainya dampakdari mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Diketahui Prabowo dan Budiman telah resmi mendeklarasikan relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) pada Jumat (18/8/2023) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

"Karena pada akhirnya partai katakanlah menggambil kesimpulan dengan argumentasi ketika saya diwawancarai, ketika saya pidato kemarin, ketika wawancara dimuat oleh media teman-teman akibat wawancara ini," kata Budiman saat ditemui di Komplek Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/8/2023) malam.

Baca juga: Berharap Tak Dinyatakan Bersalah Usai Deklarasi Dukung Prabowo, Budiman Belum Tahu Respons PDIP

Meski begitu Budiman berharap partainya bisa memahami jalan yang ia pilih dengan pertimbangan aliansi strategis.

"Ada benarnya juga kenapa tidak dipertimbangkan untuk membangun aliansi strategis dengan Gerindra, misal seperti itu," kata Budiman.

"Sehingga kemudian tindakan saya salah, tapi sanksinya tidak harus dipecat. Saya sih berharap itu, dan saya masih percaya partai saya akan mengambil juga pilihan itu salah satunya," harapnya.

Budiman Sujatmiko sebelumnya mengungkap alasan tidak mendukung Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres).

"Indonesia butuh kepemimpinan yang strategik. Pak Ganjar baik, bukan buruk ya. Tapi Indonesia butuh kepemimpinan yang strategik untuk hari ini," katanya.

Menurutnya, ke depan Indonesia butuh pemimpin yang bisa melihat keadaan global seperti kondisi ekonomi, teknologi, perang dan masalah-masalah lainnya.

"Kita butuh kepemimpinan yang punya visi misi jangka panjang yang bisa menyelesaikan masalah kerakyatan," ujar dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas