Usai Bertemu Prabowo, Demokrat akan Putuskan Arah Koalisi saat Rapimnas 21 September
Demokrat berencana mengumumkan arah koalisi politik saat rapat pimpinan nasional (rapimnas) partai pada Kamis (21/9/2023).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Demokrat berencana mengumumkan arah koalisi politik saat rapat pimpinan nasional (rapimnas) partai pada Kamis (21/9/2023) mendatang.
Meski disebut sudah mantap mendukung bakal calon presiden (bacapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Demokrat belum resmi memutuskan bergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, pun mengonfirmasi hal tersebut.
Ia mengatakan, pihaknya sudah mendukung Prabowo Subianto sebagai bacapres seperti yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat mengunjungi Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023).
“Ketua Umum Partai Demokrat menyampaikan hasil keputusan MTP (Majelis Tinggi Partai) Demokrat yang menyatakan Partai Demokrat mendukung Pak Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024,” ucap Riefky dalam keterangannya, dilansir Kompas.com.
Baca juga: Pakai Kemeja Hitam Putih, Ganjar Pranowo Hadiri Acara Kuliah Kebangsaan di UI
Meski begitu, kata Riefky, AHY baru akan mengumumkan keputusan resmi saat menggelar Rapimnas pada Kamis (21/9/2023).
“(Rapimnas) yang diikuti ribuan pengurus Partai Demokrat dari seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Koordinator Juru Bicara Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.
Menurutnya, deklarasi resmi untuk keputusan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres akan disampaikan langsung oleh AHY selaku Ketua Umum Partai Demokrat saat Rapimnas Demokrat.
Dijelaskan Riefky, agenda Rapimnas ini bakal digelar pada hari Kamis, mendatang.
"Deklarasi akan disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat AHY dalam Rapimnas Partai Demokrat, hari Kamis, 21 September 2023, yang diikuti ribuan pengurus Partai Demokrat dari seluruh Indonesia," tuturnya.
Diketahui, jajaran elite Partai Demokrat termasuk Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, di Hambalang, Minggu (17/9/2023).
Pertemuan tersebut, membahas terkait dukungan Partai Demokrat kepada Bacapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Pernyataan SBY Nyatakan Dukungan ke Prabowo di Pilpres 2024
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), akhirnya melabuhkan dukungan ke bakal capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Dukungan ini disampaikan saat SBY dan Partai Demokrat menyambangi kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023) kemarin.
Meski begitu, belum ada deklarasi secara resmi Partai Demokrat atas dukungan tersebut.
SBY menyatakan secara langsung, dirinya bakal turun gunung untuk ikut andil memenangkan Prabowo di Pilpres 2024.
"Saya yakini, dengan izin Allah, masa Pak Prabowo untuk memimpin kita semua adalah melalui Pilpres yang akan datang. For you, saya siap turun gunung," kata SBY dalam sambutannya, dikutip dalam akun Instagram PAN @amanatnasional, Senin (18/9/2023).
Baca juga: Demokrat Dukung Pencapresan Prabowo, Peluang AHY Jadi Cawapres Kembali Terbuka?
Alasan Demokrat Dukung Prabowo
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, mengungkapkan tiga alasan mengapa Demokrat pilih merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Viva mengatakan, alasan SBY dan Partai Demokrat merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) lantaran merasa nyaman.
Selain itu, kata Viva, SBY melihat latar belakang Prabowo Subianto yang merupakan seorang pejuang TNI.
"Silaturahmi tadi ditegaskan Pak SBY yang menyatakan bahwa Partai Demokrat menyatakan mendukung Prabowo di Pilpres 2024," kata Viva dalam program Kompas Malam Kompas TV, Minggu (17/9/2023).
"Alasannya, pertama, Pak Prabowo ini adalah seorang pejuang yang pernah dididik bersama-sama dalam satu almamater," lanjutnya.
Viva menuturkan, Partai Gerindra dan Demokrat memiliki sejarah panjang kerja sama karena pernah berkoalisi pada pemilu-pemilu sebelumnya dan program maupun visi Prabowo sebagai capres dianggap tak memiliki perbedaan yang signifikan.
(Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra, Milani Resti Dilanggi, Kompas.com)