Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Plus Minus Jika Kaesang Jadi Ketua Umum PSI, Potensi Lolos Parlemen hingga Hubungan Jokowi-PDIP

Baru saja berstatus sebagai anggota, Kaesang kini langsung diusulkan untuk menduduki jabatan tertinggi partai yakni ketua umum. 

Penulis: Daryono
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Plus Minus Jika Kaesang Jadi Ketua Umum PSI, Potensi Lolos Parlemen hingga Hubungan Jokowi-PDIP
YouTube Kaesang Pangarep by GK Hebat
Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep. Baru saja berstatus sebagai anggota, Kaesang kini langsung diusulkan untuk menduduki jabatan tertinggi partai yakni ketua umum PSI. 

TRIBUNNEWS.COM - Baru hitungan hari setelah resmi menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep langsung diusulkan sebagai Ketua Umum PSI.

Diketahui, Kaesang resmi menjadi kader PSI ditandai dengan penyerahan Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI atas Kaesang yang diserahkan pengurus PSI kepada Kaesang di rumah Jokowi di Solo, Sabtu (23/9/2023).

Baru saja berstatus sebagai anggota, Kaesang kini langsung diusulkan untuk menduduki jabatan tertinggi partai yakni ketua umum. 

Wakil Dewan Pembina PSI Grace Natalie tidak menampik peluang Kaesang jadi Ketua Umum PSI.

Dikatakan Grace, usulan Kaesang menggantikan Giring Ganesha sebagai ketua umum merupakan aspirasi pengurus.

"Ini aspirasi yang disampaikan oleh teman-teman pengurus, dan kita tampung tidak apa-apa di PSI, semua aspirasi," kata Grace Natalie dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (25/9/2023).

"Dalam rapat hari ini kami juga akan mendengarkan lebih spesifik masukan dari teman-teman pengurus."

Berita Rekomendasi

"Ada yang merasa bahwa Mas Kaesang ini bisa punya gagasan-gagasan baru, terobosan-terobosan baru mungkin yang tidak mainstream politik pada umumnya, dan PSI selalu terbuka pada gagasan-gagasan seperti itu," lanjutnya.

Ketua Umum PSI, Giring Ganesha mengaku justru dirinya yang meminta agar Kaesang menjabat sebagai ketua umum. 

"Mungkin bagi banyak elit politik, aneh jika seorang Ketua Umum malah merekomendasikan nama penggantinya. Di PSI kami diajarkan soal kolektifitas kerja, jabatan itu soal manajerial, namun beban kerja selalu dibagi bersama," kata Giring dalam keterangan yang diterima, Senin.

Usulan Kaesang sebagai ketua umum PSI ini akan dibahas lebih dalam dalam Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI yang berlangsung malam ini, Senin (25/9/2023). 

Baca juga: PSI Klaim Warga Ingin Kaesang Pangarep Majukan Kota Depok

Plus minus Kaesang jika jadi ketua umum PSI

Lantas, apa plus minusnya apabila Kaesang nantinya benar-benar menjadi ketua umum PSI

Sejumlah pengamat pun memberikan tanggapan.

Berikut rangkumannya:

1. Berpotensi loloskan PSI ke Senayan di Pileg 2024

Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi berpendapat upaya menjadikan Kaesang sebagai ketua umum PSI dalam rangka menaikkan elektablitas PSI dalam Pemilu 2024.

Dengan Kaesang menjadi Ketua umum PSI, ada harapan bisa membawa PSI lolos dan memiki kursi di DPR RI. 

Mengingat dalam Pileg 2019 lalu, PSI gagal masuk ke Senayan karena perolehan suaranya di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen. 

"Tentu saja Kaesang tidak akan dibicarakan banyak orang kalau bukan anak Presiden Jokowi yang kebetulan presiden dengan popularitas tinggi sekitar 80 persen. Efek Jokowi ini diharapkan mampu memompa elektabilitas PSI yang sejauh ini masih sangat tidak aman untuk lolos parliamentary threshold," kata Burhanuddin.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis Survei Indikator: Evaluasi Publik Atas penanganan Mudik 2023, Minggu (14/5/2023).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi (Tribunnews.com/ Ashri Fadilla)

Menurut Burhanuddin, apabila Kaesang hanya dipasang sebagai kader, efek elektoralnya diperkirakan tidak akan terlihat.

Namun, lanjut Burhanuddin, akan berbeda apabila Kaesang dipasang sebagai ketua umum. 

"Tapi kalau langsung dipasang sebagai ketua umum mungkin efek elektoralnya akan bisa mengangkat, minimal meloloskan PSI ke Senayan," ujarnya.

Pendapat senada disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari. 

Menurut Qodari, masuknya Kaesang berpotensi mendongkrak suara partai secara signifikan dalam Pemilu 2024. 

Pasalnya, lanjut Qodari, mencermati dinamika politik di tanah air, faktor figur menjadi salah satu variabel penting dalam pemenangan pemilu.

"Jadi misalnya, Partai Demokrat besar itu karena ada tokoh Pak SBY. Kemudian PDIP sendiri tahun 1999 bisa menjadi pemenang pemilu karena faktor Ibu Mega, kemudian Gerindra bisa signifikan karena faktor Pak Prabowo," kata Qodari saat dihubungi wartawan, Sabtu (23/9/2023) lalu.

"Nah faktor tokoh ini bisa langsung misalnya dalam kasus Ibu Mega dan Pak Prabowo mereka ketua umumnya tapi bisa juga tidak langsung, misalnya Partai Demokrat kita ingat tahun 2004 Pak SBY tidak ketua umum Partai Demokrat tetapi istrinya adalah wakil ketua umum," imbuhnya.

Penyerahan Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk Kaesang Pangarep di Kediaman Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Sabtu (23/9/2023).
Penyerahan Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk Kaesang Pangarep di Kediaman Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Sabtu (23/9/2023). (KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati)

Dikatakan Qodari, faktor Jokowi akan sangat menentukan dalam perebutan elektoral di Pemilu 2024.

Hal itu mengingat tingginya tingkat kepuasan Jokowi di angka 80 persen.

"Bahkan capres-capres ini, terutama yang sedang leading seperti Prabowo dan Ganjar itu sebetulnya kan suaranya tidak lepas dari kepopuleran Pak Jokowi, karena dua tokoh ini menggunakan tagline keberlanjutan yang artinya meneruskan kepemimpinan Pak Jokowi," ujar Qodari.

"Nah mayoritas masyarakat Indonesia itu mau Pak Jokowi itu dilanjutkan kepemimpinannya program-programnya," tambahnya.

Berangkat dari pengalaman Pileg 2024 dan kasus Demokrat serta mencermati hasil survei capres sekarang ini, Qodari melihat partai yang paling berasosiasi dengan Jokowi itu punya potensi besar untuk bisa mendapatkan suara yang juga besar.

"Jadi PSI ini dapat mengubah peta suara di tahun 2024 yang akan datang, dengan kata lain saya mau mengatakan PSI ini dengan masuknya Kaesang menjadi game changer dalam pemilu legislatif 2024 yang akan datang," ujar Qodari.

Baca juga: Kaesang Gabung PSI, Projo Beri Apresiasi: Bisa Ubah Apatisme Politik di Kalangan Anak Muda

2. Gerus suara PDIP

Buhanuddin Muhtadi menilai apabila Kaesang nantinya menjadi Ketua Umum PSI, partai yang paling terkena dampak negatif adalah PDI Perjuangan.

Hal ini tak lepas dari bacaan publik yang akan menganggap Jokowi sebagai kader PDIP tidak hanya memberikan restu bagi PDI Perjuangan. 

Sinyal itu yang kemudian ditangkap oleh pendukung Jokowi.

"Kalau Kaesang jadi ketua umum PSI, ada bacaan seolah-olah ayahnya ini merestui Kaesang di PSI dan itu memberi sinyal ke pendukung Jokowi bahwa Jokowi bukan semata-mata restunya ke PDIP karena ada Kaesang (di PSI)," ujarnya.

Spanduk Kaesang Pangarep yang ada di pinggir Jalan Ir Surami, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo, Kamis (21/9/2023).
Spanduk Kaesang Pangarep yang ada di pinggir Jalan Ir Surami, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo, Kamis (21/9/2023). (TribunSolo/Adi Surya Samodra)

Lebih jauh, Burhanuddin menilai, apabila Kaesang menjadi ketua umum PSI, hal itu diperkirakan akan membuat hubungan keluarga Jokowi dengan PDIP yang saat ini diisukan renggang akan semakin tampak ke publik. 

Dalam kontesk Pilpres 2024, apabila Kaesang menjadi ketua umum PSI dan capresnya adalah Prabowo Subianto maka kerenggangan hubungan diperkirakan semakin terlihat. 

"Kalau misalnya Kaesang diberi mandat sebagai ketua umum PSI, mendukung Prabowo sebagai capresnya itu akan semakin terbuka hubungan yang coba ditutup-tutupi di bawah meja, menjadi sangat terbuka. Ditafsirkan ada yang tidak baik-baik saja antara PDIP dengan keluarganya pak Jokowi," bebernya. 

3. Kaderisasi PSI dipertanyakan

Meski terdapat nilai plus bagi PSI apabila Kaesang menjadi ketua umum, terdapat sisi kelemahan yang muncul. 

Kelemahan itu di antaranya soal sistem kaderisasi PSI yang dipertanyakan. 

Menurut Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti apabila Kaesang langsung ditunjuk sebagai ketu umum PSI maka hal itu akan meruntuhkan wibawa PSI

"Itu sangat mungkin, jadi pragmatis itu adalah calon wali kota dan calon ketua umum. Tapi menurut saya kalau PSI membenarkan dia jadi calon ketua umum dalam waktu dekat ini itu sama dengan menurunkan kualitas PSI," kata Ray dihubungi Senin, (25/9/2023).

Pengamat politik Ray Rangkuti.
Pengamat politik Ray Rangkuti. (dok. Kompas)

Dikatakan Ray karena bagaimanapun partai politik harus memiliki proses kaderisasi yang baik.

"Ini belum pernah melakukan perjenjangan tiba-tiba menjadi ketua umum. Itu sama dengan meruntuhkan wibawa PSI sendiri," ujarnya. 

Tanggapan senada juga dilontarkan Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro. 

Menurut Bawono, usulan Kaesang sebagai ketua umum menjadikan mekanisme demokrasi di internal PSI menjadi tidak jelas. 

Hal itu berpotensi menjadi persoalan di kemudian hari.

 "Yang harus jadi catatan bagi Partai Solidaritas Indonesia adalah jangan sampai perekrutan Kaesang ini membuat mekanisme demokrasi internal di dalam organisasi Partai Solidaritas Indonesia atau aspek kaderisasi menjadi semakin tidak jelas," kata Bawono saat dihubungi pada Minggu (24/9/2023), dikutip dari Kompas. com.

Baca juga: Isu Kaesang Jadi Ketum PSI, Grace Natalie: Ini Aspirasi Teman-teman Pengurus

Bawono juga menyoroti frekuensi pergantian ketua umum PSI yang cukup sering.

Padahal, PSI masih berusia muda.

Pergantian itu terjadi setelah Grace Natalie mengundurkan diri, kemudian digantikan oleh Giring Ganesha sampai saat ini.

Jika usulan Kaesang menjadi ketua umum dibahas dan disetujui, PSI akan berganti pucuk pimpinan sebanyak tiga kali dalam delapan tahun usia perjalanannya.

"Kita tahu sampai dengan hari ini Partai Solidaritas Indonesia sudah dua kali berganti ketua umum. Frekuensi itu cukup sering terhitung bagi partai baru," ucap Bawono.

Bawono mengatakan, jika PSI kembali memilih sosok baru buat memimpin maka mereka harus menjelaskannya kepada masyarakat dan para kadernya terkait mekanisme organisasi terkait pergantian itu.

"Bagaimana demokrasi internal di dalam organisasi berjalan sehingga seseorang bisa mencapai pucuk pimpinan tertinggi di organisasi Partai Solidaritas Indonesia sebagai sebuah partai politik," ujar Bawono.

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas