Konflik Menag Yaqut Vs PKB: Berawal Pilih Amin Bidah hingga Singgung Pemimpin Bermulut Manis
Bahkan kini, PKB bersiap memberikan sanksi pendisplinan kepada Yaqut Cholil Qoumas terkait sejumlah pernyataannya.
Editor: Muhammad Zulfikar
Meski begitu, Gus Jazil tidak membeberkan sanksi pendisiplinan apa yang akan diterapkan oleh PKB terhadap Menag Yaqut.
Dirinya hanya menegaskan, kalau PKB merupakan partai yang terbuka untuk menjaga persatuan dan kebersamaan.
"Sudah kita sudah, kita serahkan ke mekanisme internal organisasi saya yakin cepat atau lambat itu sudah ada pendisiplinan kok. Jadi enggak usah khawatir," tukas dia.
Baca juga: Menag Yaqut Tak Mau Dipanggil DPP PKB Buntut Pernyataannya: Saya Taat kepada Kiai
Taat kepada Kiai
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan akan memberikan sanksi disiplin kepada Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas karena ucapannya 'Jangan memilih pemimpin hanya karena wajahnya tampan dan mulutnya manis'.
Menanggapinya, Yaqut mempertanyakan siapa yang berhak memanggilnya atas hal tersebut karena menurutnya, saat ini ia masih termasuk pengurus PKB.
"Pengurus yang mana dulu? Siapa yang berhak? Saya ini salah satu pengurus ini, masa saya panggil diri saya sendiri," ujar Yaqut saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2023), dilansir Kompas.com.
Yaqut pun menegaskan, dirinya hanya mau dipanggil oleh Majelis Syura PKB karena pernyataannya itu.
Ia menyatakan tak berkenan jika dipanggil hanya oleh pengurus DPP PKB saja.
"Dewan syura ya saya taat kepada kiai," kata Yaqut.
Baca juga: Menag Yaqut Tak Mau Dipanggil DPP PKB Buntut Pernyataannya: Saya Taat kepada Kiai
Menurut Yaqut, ia masih menempati salah satu jabatan ketua di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB.
Namun, memang ia akui, dirinya belum tahu apakah struktur di PKB sudah direvisi atau belum.
"Saya salah satu ketua di DPP PKB, ngga tau apakah sudah direvisi atau belum saya gak tau."
"Tapi soal apakah dipanggil saya belum dapat surat panggilan sampai sekarang," katanya.
Yaqut mengklaim pernyataannya itu ia lontarkan demi mencerdaskan masyarakat.
Namun, jika memang dianggap salah, maka dia siap dipanggil partai.
"Kalau saya mengajak masyarakat untuk rasional mengajak rakyat untuk memilih dengan cara cerdas itu dianggap kesalahan, ya monggo (silakan) begitu loh," imbuh Yaqut.