Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Nilai Elektabilitas PAN Naik karena Gencar Lakukan Hal Ini

Burhanuddin menyebut PAN kian gencar melakukan sosialisasi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan daftar calon legislatif tetap (DCT).

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pengamat Nilai Elektabilitas PAN Naik karena Gencar Lakukan Hal Ini
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan secara resmi membuka acara perayaan ulang tahun ke 25 PAN di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023). Zulhas berpesan agar para kader dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Zulhas juga mencontohkan dirinya yang bekerja keras dalam menjalankan amanat sebagai Menteri Perdagangan RI. Khususnya untuk memperjuangkan ketersediaan bahan pokok yang terjangkau bagi masyarakat. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) diprediksi kembali masuk DPR pada Pemilihan Legislatif 2024 berdasarkan hasil jajak pendapat dari Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Dalam hasil survei LSI periode 18-20 September 2023, dukungan kepada PAN mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan dirinya tidak mengetahui apa saja faktor yang mendorong peningkatan dukungan kepada PAN.

Namun, berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya, kenaikan itu dipengaruhi masifnya sosialisasi PAN melalui berbagai kanal.

"Di data saya, faktor utama peningkatan adalah sosialisasi PAN. Jadi, kita punya pertanyaan, 'Dalam 1 bulan terakhir, partai-partai mana yang sering ibu/bapak lihat di koran, sosial media, spanduk, baliho?' Nah, PAN itu naik signifikan. Hanya kalah dibanding PDIP dan Gerindra," kata Burhanuddin dalam rilis survei LSI secara daring, Rabu (4/10/2023).

"Nah, apakah sosialisasi PAN ini memuat di antaranya jingle PAN yang viral itu? Mungkin saja, tetapi jignle PAN itu masuk ke dalam kategorisasi sosialisasi," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Burhanuddin menyebut PAN kian gencar melakukan sosialisasi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan daftar calon legislatif tetap (DCT).

"Beberapa bulan sebelumnya, PAN biasanya sosialisasi rendah," ujarnya.

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, sependapat dengan Burhanuddin. Ia berpendapat, faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan dukungan kepada PAN adalah sosialisasi.

Dia berpendapat demikian lantaran efek ekor jas (coat-tail effect) atas tingginya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinikmati PDIP.

Sekalipun bagian dari pendukung pemerintahan, asosiasi PAN dengan Jokowi tidak sekuat PDIP.

"Jokowi pun bukan dianggap tokoh yang representasi PAN. Apalagi, kalau kita ingat pada pemilu sebelumnya, PAN itu partai yang berkoalisi dengan lawannya Pak Jokowi. Jadi, kalau mau ikut atribusi dengan ketokohan Pak Jokowi tidak bisa," urainya.

"Maka, satu-satunya faktor yang memengaruhi peningkatan suara PAN adalah peningkatan faktor sosialisasi," sambungnya.

Djayadi menambahkan, tokoh lokal juga bisa menjadi faktor yang turut menyumbangkan tingkat dukungan publik terhadap partai politik (parpol).

Terlebih, Pileg sejatinya adalah pertarungan domestik di daerah pemilihan (dapil). Namun, ia menilai, para tokoh lokal tersebut belum bergerak secara masif.

Faktor berikutnya yang bisa memengaruhi adalah faktor ketokohan di tingkat lokal. Menurut Djayadi, Pileg sejatinya adalah Pemilu lokal, di mana pertarungan sesungguhnya ada di dapil.

Jika sebuah partai di tingkat lokal meningkat gerakannya, kata dia, hal itu bisa membantu elektabilitas partai secara keseluruhan.

"Karena itu, faktor apa yang paling mungkin memengaruhi PAN? Ya, soal sosialisasi," tuturnya.

Menyangkut konsolidasi Muhammadiyah, Djayadi mengakui bahwa banyak anggota ormas Islam terbesar kedua di Indonesia tersebut memilih PAN.

Kendati begitu, ia mengingatkan bahwa karakteristik warga Muhammadiyah dalam memilih seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Cenderung baru menentukan di ujung-ujung, menjelang hari H Pemilu," jelasnya.

Dalam survei LSI, elektabilitas terbesar PAN disumbang pemilih dari Sumatra 7,1%, Jawa Tengah (Jateng) dan DIY 5,5%, dan Jawa Barat (Jabar) 5%. Namun, dukungan terbesar dari masyarakat perkotaan (5%) daripada pedesaan (2,9%).

Penelitian dilaksanakan dengan mewawancarai 1.206 responden yang telah memiliki hak pilih melalui sambungan telepon dan ditentukan dengan metode random digit dialing (RDD).

Adapun toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Berikut elektabilitas partai politik versi survei LSI 18-20 September 2023:

1. PDIP 23,4%
2. Partai Gerindra 15,7%
3. Partai Golkar 7,3%
4. PKB 5,8%
5. PKS 5%
6. Partai Demokrat 4,2%
7. Partai NasDem 4,1%
8. PAN 4%
9. Partai Perindo 2,6%
10. PPP 2,4%
11. PSI 1,1%
12. Partai Ummat 1%
13. Partai Hanura 0,5%
14. PKN 0,4%
15. PBB 0,3%
16. Partai Gelora 0,2%
17. Partai Garuda 0,2%
18. Partai Buruh 0,1%
19. Tidak tahu/tidak menjawab 21,5%

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas