Respons Ganjar Ditanya soal Masuk Politik Butuh Uang: Penting, tapi Tidak Pokok
Bacapres dari PDIP, Ganjar Pranowo, hadir dalam acara kuliah umum di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung, Rabu (11/10/2023).
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Bakal calon presiden (bacapres) dari PDIP, Ganjar Pranowo, hadir dalam acara kuliah umum di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung, Rabu (11/10/2023).
Pada acara tersebut, salah satu mahasiswa sempat melemparkan pertanyaan kepada Ganjar perihal masuk politik membutuhkan uang.
Ganjar Pranowo pun menjawab bahwa uang itu penting, tetapi tidak pokok untuk masuk ke politik.
Menurutnya, anak muda punya pilihan dan tak harus berpartai politik untuk berkontribusi, mereka bisa melakukannya melalui jalur organisasi dan aktivis.
Baca juga: Ganjar Isi Kuliah Umum di Unpar Hari Ini, Celetukan Mahasiswa soal Penguasa Buat Riuh
"Masuk politik tapi enggak punya uang? Uang penting, tapi tidak pokok maka kenapa saya melamar anak muda, tidak harus berpartai politik, kamu bisa menapaki jalur-jalur tadi (berorganisasi hingga jadi aktivis)," kata Ganjar dikutip dari YouTube Kompas TV.
Sementara itu, acara kuliah umum di Unpar ini sebenarnya tak hanya mengundang bacapres dari PDIP itu.
Dua bacapres lain, yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo juga turut diundang untuk mengisi Dialog Kebangsaan di Unpar ini.
Namun sampai sekarang, baru Ganjar Pranowo yang telah mengonfirmasi kehadirannya.
Dialog kuliah umum ini bertajuk 'Peran Pemuda dalam Masa Depan Politik Indonesia'.
Sambutan untuk Ganjar
Dikutip dari tayangan YouTube Tribunnews, Ganjar disambut riuh para hadirin saat naik ke atas panggung.
Ganjar menyampaikan terima kasih atas undangan dari Unpar, baginya hal itu merupakan suatu kehormatan.
Dalam kesempatan itu Ganjar menekankan pentingnya peran anak muda di dunia politik Tanah Air.
"Maka butuh anak muda dengan energi baru untuk membikin politik itu asyik, politik itu menarik dan nilai kehidupan keseharian yang mesti kita ikut terlibat," ucap mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
"Maka saya ambil tema kalau anak muda aktif politik itu seperti apa," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar menanyakan kepada para mahasiwa apa saja dua masalah krusial yang harus dituntaskan Indonesia.
Seorang mahasiswa kemudian menyeletuk soal penguasa yang dinilai berbuat seenaknya.
"Penguasa yang selalu melakukan seenak jidat," kata seorang mahasiswa disambut riuh tepuk tangan para hadirin.
"Ini bahasa yang saya suka, anak muda banget," jawab Ganjar dengan tertawa.
Belum selesai Ganjar menanggapi, mahasiswa lain kemudian menimpali dengan keresahannya soal maraknya penutupan tempat ibadah.
"Soal penutupan tempat ibadah, Pak," kata salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum Unpar.
"Ini contoh bagaimana anak muda sekarang memikirkan bangsanya dengan kalimatnya," jawab Ganjar
Adapun dialog kebangsaan ini dipandu langsung Mangadar Situmorang (Rektor UNPAR periode 2015-2019 dan 2019- 2023) sebagai moderator.
"Ini akan menjadi platform penting bagi mahasiswa untuk mendengarkan pandangan dan berinteraksi dengan para Bacapres."
"Mahasiswa juga bisa langsung mengajukan pertanyaan tentang isu-isu yang mereka anggap penting dalam Pemilihan Presiden 2024 nanti, yang dapat menjadi referensi bagi mereka dalam berpartisipasi dalam masa depan politik Indonesia,” ujar Rektor UNPAR Prof Tri Basuki Joewono, Selasa (10/10/2023) dilansir TribunJabar.id.
Pilihan untuk Anak Muda
Sementara itu, Ganjar mengaku bersyukur kegiatan yang dilakukan di Unpar bisa berjalan baik dan lancar.
Menurutnya, peran pemuda sangatlah penting dalam kontestasi pemilihan umum.
Dengan tema yang diberikan pihak Unpar mengenai kepemudaan bisa terlibat dalam politik, maka Ganjar pun memberikan dua pilihan kepada para mahasiswa untuk membangun bangsa.
"Pertama lewat sistem (masuk partai) dan keduanya di luar sistem. Banyak cara yang bisa membangun negeri ini dan berkontribusi," tutur Ganjar dikutip dari TribunJabar.id.
Pria berusia 54 tahun itu menyebut bahwa orang-orang yang pernah masuk partai politik dan sampai sekarang masih ada meritokrasi yang mana itu menjadi salah satu pilihan.
Akan tetapi, banyak pula sosio-preneur muncul, semisal aktivis, ormas, LSM bisa berkontribusi, tetapi, semua tidak berdiam
"Semua aktivitas terlibat dan berbicara pemecahan persoalan apakah sosio-lingkungan, kemiskinan, antikorupsi, kepedulian anak disabilitas, maka rasanya diskusinya jauh lebih menarik, hangat, dan hidup," jelas Ganjar.
"Saya senang aura positif muncul dari mereka (mahasiswa) terlihat dari caranya bertanya begitu antusias tinggal kasih mereka ruang untuk dapat terlibat. Maka, saya istilahkan, saya lamar anda untuk terlibat," ujarnya.
(Tribunnews.com/Deni/Milani Resti)(TribunJabar.id/Muhammad Nandri Prilatama)