Dialog Dengan Anak Muda Jogja, Anies Paparkan Konsep Peningkatan Pendapatan Hingga Penanganan Sampah
Anak-anak muda Yogyakarta berlomba memberikan pertanyaan dan menyampaikan harapan kepada bacapres Anies Baswedan di Eternity Coffee
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Anak-anak muda Yogyakarta berlomba memberikan pertanyaan dan menyampaikan harapan kepada bacapres Anies Baswedan di Eternity Coffee, Minggu siang (22/10). Di acara bertajuk 'Desak Anies (Ubah Bareng) Jogja' itu Anies berhasil memuaskan para penanya dengan jawaban-jawaban yang diberikan sehingga dihadiahi tepuk tangan meriah.
Acara tersebut terdiri dari berbagai segmen. Setiap segmen yang menghadirkan pertanyaan-pertanyaan kritis khas anak muda direspons Anies dengan santai dan cerdas. Termasuk saat ada audiens yang bertanya tentang strategi Anies dalam meningkatkan kemampuan finansial anak muda. "Peningkatan UMP atau UMR memang sangat menentukan, tapi yang lebih menentukan adalah memudahkan anak-anak muda untuk mendapatkan akses permodalan untuk berwirausaha," jelas Anies.
Saat ini, lanjut Anies, kemudahan akses permodalan ke perbankan merupakan langkah yang jauh lebih penting dilakukan oleh pemerintah terhadap anak-anak muda. Bacapres dari Koalisi Perubahan itu berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah itu jika kelak diamanahkan menjadi presiden. "Banyak industri mikro kecil yang sulit tumbuh karena akses permodalan hanya diberikan pada sektor formal bukan informal. Padahal dengan memudahkan akses informal anak-anak muda tidak akan bergantung pada upah yang rendah," kata Anies.
Baca juga: Mengisi Kuliah Umum di PUTM, Anies Ceritakan Pengalaman Merealisasikan Prinsip Keadilan Sosial
Selain itu, Anies juga menjawab tentang isu tentang sampah yang saat ini terjadi di hampir semua kabupaten/kota di Indonesia. Menurut Anies, persoalan sampah terjadi karena tidak ada kebijakan dan arahan yang terpusat dari pemerintah pusat ke daerah tentang penanganan sampah. "Penanganan sampah di semua daerah seharusnya dimasukkan ke dalam KPI (key performance indicator) yang menjadi rujukan pusat mentransfer dana ke daerah. Bila yang ditargetkan tidak tercapai maka tidak ada transfer dari pusat ke daerah," tegas Anies.
Semua gagasan dan jawaban yang disampaikan Anies selalu mendapat tepuk tangan. Termasuk saat bacapres yang diusung Nasdem, PKS, dan PKB itu ditantang menjelaskan dalam waktu tidak lebih dari dua menit tentang visi misi pasangan AMIN yang jumlahnya mencapai 148 halaman. "Menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kurang dari dua menit kan. Itu saja yang kita inginkan dalam visi misi itu, kita tidak ingin ada ketimpangan antar wilayah," ujar Anies.
Anies menilai 'Desak Anies' merupakan acara yang baik untuk menguji kualitas bacapres. Bagi mantan rektor Universitas Paramadina itu, saat ini merupakan fase bagi semua bacapres untuk mendengar, fase menyampaikan gagasan, dan fase bertukar pikiran dengan masyarakat. Sebab keterbukaan antara calon pemimpin dengan rakyat merupakan hal yang sangat penting. "Apalagi dengan teman-teman muda. Mereka pemilik masa depan, jadi sangat sah bagi anak muda untuk berdialog menyampaikan gagasan dan pikirannya," tandas Anies.