Bahlil: Baru Satu Pemuda Datang dari Solo Sudah Pusing yang Lain
Bahlil pun mengungkit pernyataan Presiden Soekarno mengenai pemimpin pemuda. Lalu, ia menyindir ada pihak yang pusing karena Gibran jadi Cawapres
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut pemilihan Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) sudah membuat pusing sejumlah pihak.
Hal tersebut diungkap Bahlil saat memberikan sambutan dalam acara deklarasi 'Penerus Negeri' di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Baca juga: Bahlil: Kenapa Kita Mempersoalkan Jadi Cawapres Harus 40 Tahun, Dimana Akal Sehat Kita?
Mulanya, Bahlil mengajak semua relawan yang hadir untuk memperjuangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 mendatang.
"Sebelum saya mengakhiri, apakah betul betul kita ini semua sudah siap memperjuangkan dan memecahkan kemenangan Prabowo-Gibran?" tanya Bahlil disambut riuh peserta acara yang semuanya milenial.
Baca juga: Bahlil Sindir Arsjad Rasjid Jadi Ketua TPN Ganjar Presiden: Muridnya Pak Rosan
Lalu, Bahlil pun mengungkit pernyataan Presiden RI pertama Soekarno mengenai pemimpin pemuda. Lalu, Ia menyindir ada pihak yang pusing karena Gibran menjadi cawapres.
"Jenderal, kalau sudah begini mau apa lagi? Bung Karno mengatakan beri aku 10 pemuda maka aku guncangkan dunia. Baru satu pemuda yang dari Solo datang, sudah pusing yang lain," ujar Bahlil disambut sorak peserta acara.
"Baru dari Solo dikirim sudah pusing, apalagi saya kirim dari Papua. Dari Maluku, dari Sulawesi, dari Kalimantan, dari Sumatera, dari NTT, dari NTB. Mungkin yang lain pikir gimana ya? paten nggak?" sambungnya.
Lebih lanjut, Bahlil pun menyatakan bahwa Prabowo juga sosok yang tepat menjadi pendamping Gibran. Menurutnya, Prabowo memiliki kemampuan yang mumpuni memimpin negeri.
Baca juga: Dikritik Elite PDIP di Jakarta, Gibran Pilih Blusukan ke Boyolali Temui Petani hingga Perajin Tempe
"Pak jenderal Prabowo ini ahli strategi. Tidak perlu ragukan kemampuan militernya. Diplomasi luar negeri. Pengusaha juga, politisi juga, jadi mau cari yang seperti apa lagi? sudah kaya nggak akan mikir diri sendiri. Saya aja sering minta duitnya. Cuma kalau kasih banyak kita ambil juga. Begitu kan. Tqpi kalau kita masih mencari-cari mikir perut, gimana mau mikir rakyat? nggak bisa bos. Pemimpin itu harus selesai dengan dirinya sendiri baru memikirkan rakyat dengan baik," pungkasnya.