Pakar Politik Prof Ikrar Nusa Bhakti: Jokowi Sekarang Seperti Raja
Pakar Politik Prof Ikrar Nusa Bhakti menyebut Presiden Jokowi berubah. Saat ini Jokowi bak raja.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Politik Prof Ikrar Nusa Bhakti menyebut ada perbedaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dulu dengan sekarang.
Menurutnya, Jokowi saat ini bak raja.
Pernyataannya ini merujuk pada bagaimana sikap Jokowi di penghujung masa baktinya sebagai kepala negara yang seakan mulai menunjukkan haus kekuasaan.
Mulai dari upaya presiden tiga periode yang kemudian gagal, hingga keterlibatan adik ipar Jokowi, Anwar Usman yang saat itu menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dalam memutus perkara gugatan uji materiil batas usia capres-cawapres.
Putusan itu yang kemudian seolah memberi karpet merah bagi anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai Cawapres diusianya yang belum 40 tahun.
Hal ini disampaikan Prof Ikrar saat wawancara khusus dengan News Manager Tribun Network, Rachmat Hidayat di Studio Tribunnews, Komplek Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta pada Senin (13/11/2023).
Baca juga: Pidato Megawati Disebut Tunjukkan Kekecewaan dan Kemarahannya kepada Jokowi Sekeluarga
"Saya melihat Jokowi ini yang tadinya 'Jokowi Adalah Kita' sekarang sudah menjadi 'Jokowi seperti Raja'. Itu yang saya pikir nggak benar ini," kata dia.
Sikap Jokowi tersebut lanjut Prof Ikrar, membuat banyak pihak mengkritiknya.
Termasuk dirinya yang sebelumnya mendukung Jokowi, berbalik ikut mengkritik.
Baca juga: Peta Politik Kekuatan Jokowi di DPR Jika PDIP, Nasdem, PKB, dan PPP Keluar dari Koalisi Pemerintahan
"Jadi itulah yang kemudian orang melihat, wah ini bisa bahaya nih. Kalau MK saja suatu lembaga Yudikatif tertinggi di republik ini bisa di mainkan oleh Presiden, apalagi kemudian badan-badan lain," kata Prof Ikrar.
Prof Ikrar pun mengaku sebenarnya berharap Presiden Jokowi dalam mengakhiri jabatannya dapat meninggalkan legacy positif atas capaian dan kinerjanya memimpin Indonesia, bukan justru memainkan perannya di Pilpres 2024.