Kala Tiga Capres-Cawapres Ambisi Menang Satu Putaran, Bagaimana Hitung-hitungan menurut Survei?
Tiga kubu capres-cawapres berambisi bakal memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran. Bagaimana hitung-hitungan berdasarkan survei?
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Tiga capres-cawapres yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saling mengeklaim yakin akan menang satu putaran dalam Pilpres 2024.
Dari kubu Ganjar-Mahfud, keyakinan ini sempat disampaikan oleh Ketua DPP PDIP, Said Abdullah.
Said pernah mengungkapkannya pada 22 Agustus 2023 lalu, berkaca dari hasil survei Litbang Kompas saat itu.
"Kami optimis bahwa kontestasi pada tanggal 14 Februari 2024 akan kami lewati dengan satu putaran," katanya.
Sementara di kubu Prabowo-Gibran, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep meyakini pasangan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini bakal menang satu putaran.
Pernyataannya ini disampaikannya saat bertemu relawan Jokowi di Medan pada Senin (13/11/2023).
Baca juga: 7 Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru: Anies-Cak Imin vs Prabowo-Gibran vs Ganjar-Mahfud
Senada dengan Said, keyakinan Kaesang berdasarkan hasil survei dari lembaga survei.
Kemudian dari kubu Anies-Cak Imin, Anies sendiri yang meyakini bahwa dirinya dan Cak Imin bakal menang satu putaran di Pilpres 2024.
Hal ini disampaikannya saat menyapa Cak Imin di acara Bimtek anggota legislatif Fraksi NasDem di Jakarta Barat, Minggu (12/11/2023).
"Bapak Abdul Muhaimin Iskandar. Satu putaran? Insya Allah," tuturnya.
Di sisi lain, aturan terkait syarat Pilpres digelar satu putaran telah tertuang dalam pasal 416 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang berbunyi:
"Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50 persen (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20 persen (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 (setengah) jumlah provinsi di Indonesia.”
Sehingga, jika dimisalkan, pasangan A menang dari pasangan B dan C memperoleh suara 55 persen suara dan unggul di 28 provinsi di Indonesia, maka pasangan A dinobatkan menjadi pemenang Pilpres dalam satu putaran.
Hanya saja, jika tidak ada pasangan yang memenuhi syarat 50 persen dengan suara minimal 20 persen di separuh jumlah provinsi di Indonesia, maka Pilpres akan dilanjutkan ke putaran kedua.
Jika hal ini terjadi, maka Pilpres dilanjutkan di putaran kedua dengan pasangan peringkat satu dan kedua yang berhak maju.
Hal ini juga sudah diatur di pasal 416 ayat 2 UU Nomor 7 Tahun 2017 yang berbunyi:
“Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.”
Berkaca dari aturan ini, pasangan yang mana yang bakal menang satu putaran berdasarkan hasil survei dari beberapa lembaga survei? Berikut ulasannya.
Survei Charta Politika
Lembaga survei Charta Politika Indonesia telah merilis survei terbaru tekrait elektabilitas pasangan capres-cawapres 2024.
Adapun survei tersebut digelar pada 26-31 Oktober 2023 dengan melibatkan 2.400 responden.
Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas Ganjar-Mahfud mengungguli Prabowo-Gibran dengan raihan 36,8 persen suara.
Sedangkan Prabowo-Gibran hanya kalah tipis dengan 34,7 persen raihan suara.
Sementara, Anies Baswedan-Cak Imin berada di posisi buncit dengan raihan 24,3 persen,
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, menjelaskan bahwa hasil survei ini tidak jauh berbeda ketimbang survei-survei yang dilakukan pihaknya sebelumnya.
"Tidak terlalu jauh berbeda, Ganjar dan Mahfud ada di 36,8 persen, Prabowo dan Gibran ada di angka 34,7 persen, Anies dan Cak Imin ada di angka 24,3 persen, jadi ada selisih sekitar 2,1 persen kalau kita lihat," tuturnya secara viral dalam unggahan di kanal YouTube Charta Politika, Senin (6/11/2023).
"Tidak terlalu banyak perubahan kalau dibandingkan dengan 13-17 Oktober untuk 3 nama," sambungnya.
Lembaga Survei Indonesia (LSI)
Sementara berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 16-18 Oktober 2023, Prabowo-Gibran mengungguli Ganjar-Mahfud dengan selisih hampir lima persen suara.
Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran memperoleh 35,8 persen suara sedangkan Ganjar-Mahfud meraih 30,9 persen suara.
"Ketika kita tanyakan secara umum dukungan masyarakat terhadap tiga nama calon presiden, seperti yang sudah saya sampaikan di depan, ada 35,8 persen mendukung Prabowo, 30,9 persen mendukung Ganjar, 19,3 persen mendukung Anies," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dikutip dari YouTube LSI yang ditayangkan pada 22 Oktober 2023 lalu.
Djayadi mengatakan, jika dilihat secara sederhana, maka bisa terlihat majunya Gibran sebagai cawapres Prabowo dapat meningkatkan perolehan suara Ketua Umum Gerindra itu.
Meski elektabilitas Prabowo berpotensi meningkat, tetapi perubahannya tidak terlalu banyak.
"Kalau di sini berubah sekitar 3,4 persen. Jadi ada potensi untuk meningkat. Seberapa real-nya, itu kan belum tahu," katanya.
Indikator Politik Indonesia
Kemudian, menurut hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia, paslon Prabowo-Gibran kembali unggul dari Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin.
Adapun survei tersebut, dilakukan pada 16-20 Oktober 2023 kepada 2.567 responden.
Direktur Eskekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengungkapkan Prabowo-Gibran mengantongi 36,1 persen suara.
Sementara Ganjar-Mahfud mendapat 33,7 persen dan Anies-Cak Imin hanya meraih 23,7 persen suara.
"Simulasi pasangan tidak berbeda signifikan dari simulasi tiga nama," kata Burhanuddin secara daring yang ditayangkan di YouTube Indikator, Kamis (26/10/2023).
Baca juga: Survei LPI Sebut Ganjar-Mahfud Ungguli Prabowo-Gibran setelah Putusan MKMK, Ini Hasil 3 Survei Lain
Di sisi lain, Burhanuddin turut menyoroti elektabilitasi Prabowo yang menurun ketika dipasangkan dengan Gibran.
Hanya saja, dia mengungkapkan survei dilakukan sebelum Gibran resmi ditetapkan menjadi bacawapres Prabowo.
Kemudian, survei juga dilakukan tepat usai mengabulkan gugatan batas usia capres-cawapres oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada 16 Oktober 2023 lalu.
"Setelah MK mengambil keputusan, survei tanggal 16-20 Oktober, suara Pak Prabowo ketika bergandengan dengan Gibran agak turun. Dari 37 ke 36,1 persen," tutur Burhanuddin.
Penurunan juga terjadi pada paslon Ganjar-Mahfud ketika ada responden beralih menjadi merespons tidak tahu atau tidak menjawab saat survei dilakukan pasca Gibran diisukan menjadi pendamping Prabowo.
Di sisi lain, pasangan Anies-Cak Imin menjadi yang paling diuntungkan lantaran adanya perpindahan suara pendukung lama Prabowo yang beralih ke pasangan ini.
"Tesis kita bahwa Prabowo-Gibran meskipun memiliki potensi untuk menarik massa Ganjar karena Mas Gibran adalah kader PDIP."
"Tapi potensi itu belum terealisasi, dalamsurvei setelah putusan MK itu," kata Burhanuddin.
Poltracking
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, mengungkapkan elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 40,2 persen berdasarkan survei yang digelar pada 28 Oktober 2023 lalu.
Hanta mengatakan, tren semacam ini terus dialami pasangan Prabowo-Gibran dibanding survei September.
Jika dibandingkan dengan survei September, kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 9,5 persen.
Sehingga, Hanta menilai jika tren elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik hingga mencapai di atas 45 persen, maka Pilpres 2024 berpotensi satu putaran.
"Kalau ternyata pasangan Prabowo-Gibran melampaui 45 persen, ada potensi pilpres berlangsung satu putaran," tuturnya dalam pemaparan hasil survei secara daring dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat (10/11/2023).
Berbeda dengan Prabowo-Gibran, tren elektabilitas Ganjar-Mahfud justru menurun.
Jika dibandingkan dengan elektabilitas September 2023, Ganjar-Mahfud mengalami penurunan mencapai 1,5 persen ketika bulan Oktober mencapai 30,1 persen.
Tren kenaikan elektabilitas juga dialami oleh Anies-Cak Imin yang pada survei Oktober 2023 meraih 24,4 persen atau naik 6 perse dibanding survei sebelumnya.
Dengan tren ini, Hanta mengatakan margin antara Ganjar-Mahfud justru semakin didekati oleh Anies-Cak Imin.
Sedangkan margin dengan Prabowo-Gibran justru semakin menjauh.
"Kisarannya margin antara pasangan Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud itu agak menjauh, di saat yang sama Ganjar-Mahfud dan Anies Muhaimin semakin mendekat," ujar Hanta.
Sebagai informasi, survei yang dilakukan Poltracking Indonesia dilakukan pada 29 Oktober-3 November 2023 dengan melibatkan 1.220 responden dan memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen.
LSI Denny JA
Berdasarkan survei yang dilakukan LSI Denny JA pada 6-13 November 2023 terhadap 1.200 responden, elektabilitas Prabowo-Gibran paling tinggi dengan meraih 40,3 persen suara.
Disusul Ganjar-Mahfud dengan raihan 28,6 persen suara dan di peringkat ketiga ada pasangan Anies-Cak Imin yang mendapat 20,3 persen sauara.
"Jadi jika pilpres dilaksanakan di saat survei kita kerjakan maka pasangan Prabowo-Gibran adalah pasangan capres-cawapres dengan elektabilitas tertinggi mencapai 40,3 persen, disusul Ganjar Mahfud 28,6 persen, dan pasangan AMIN di angka 20,3 persen, ada yang belum tentukan pilihan kruang lebih 10,8 persen," kata pembicara LSI Denny JA, Adjie Al Faraby, saat memaparkan survei, Senin (20/11/2023) dikutip dari YouTube LSI Denny JA.
Dari hasil survei ini, Adjie menilai pasangan Prabowo-Gibran sudah pasti memasuki putaran kedua,
Hal ini lantaran masih ada 10,8 persen responden yang belum menyatakan pilihan.
"Kita simpulkan bahwa kemungkinan pilpres akan diselenggarakan dalam dua putaran pilpres, dengan data per hari ini, karena yang belum tahu atau belum jawab hanya tersisa 10,8 persen, dan dari data ini jika pilpres dilaksanakan dalam dua putaran, maka pasangan Prabowo-Gibran adalah pasangan pertama yang lolos putaran kedua dengan angka 40,3 persen," ujarnya.
Baca juga: 7 Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru: Anies-Cak Imin vs Prabowo-Gibran vs Ganjar-Mahfud
Namun, kata Adjie, belum diketahui siapa lawan Prabowo-Gibran di putaran kedua Pilpres 2024 lantaran tiket masih direbutkan oleh Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin.
Adjie mengatakan, hal tersebut masih dimungkinkan lantaran selisi elektabilitas Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin di bawah 10 persen.
"Lalu pertanyaannya siapa pasangan lain yang ikut lolos bertarung dengan Prabowo-Gibran di putaran kedua? Dari data ini kita lihat bahwa sisa tiket masih akan diperebutkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin karena selisih elektabilitasnya hanya di bawah 10% atau tidak lebih dari 2 digit," pungkasnya.
Kesimpulan
Berdasarkan survei dari lima lembaga di atas yang dilakukan dalam periode Oktober-awal November 2023, belum ada pasangan yang mampu memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran meski mayoritas hasil survei menunjukkan Prabowo-Gibran menang.
Meski Prabowo-Gibran menang, namun mereka tidak mampu memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran lantaran raihan suaranya belum mencapai lebih dari 50 persen suara berdasarkan Pasal 416 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2017.
Baca juga: Hasil 3 Survei Pasangan Capres Cawapres Bulan November Versi PWS, Populi Center, dan Poltracking
Diketahui dari tiga survei yang dimenangkan Prabowo-Gibran, mereka rata-rata meraih 30-40 persen suara.
Contohnya berdasarkan hasil survei di Indikator, Prabowo-Gibran memperoleh 36,1 persen suara.
Kemudian menurut hasil survei terbaru LSI Denny JA, mereka meraih 40,3 persen suara atau masih belum mencapai lebih dari 50 persen suara.
Sehingga, kemungkinan besar, jika berkaca dari empat hasil survei di atas, maka Pilpres 2024 tetap akan digelar dua putaran.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024