Pengamat Kritisi Kampanye Makan Siang dan Susu Gratis dari TKN Prabowo-Gibran
Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengkritisi strategi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahma W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengkritisi strategi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membagikan makan siang dan susu gratis.
Menurutnya masyarakat menginginkan bicara ide dan gagasan, bukan tentang makan dan minum susu gratis.
Adapun hal itu disampaikan Ray pada diskusi Para Syndicate bertajuk Kampanye Pilpres, Politik Gemoy vs Politik Gagasan, Kamis (30/11/2023).
"Ini jelas menurut saya harus dikritik, karena kampanye ini kita inginkan berbicara ide. Bukan berbicara tentang makan dan minum susu gratis," kata Ray.
Ia juga menyebutkan atas hal itu Bawaslu harus menindaklanjuti kegiatan tersebut. Menurutnya jika itu kampanye, potensial disebut praktik politik uang.
Baca juga: Prabowo-Gibran Awali Kampanye dengan Bagi Makan dan Susu Gratis, Gerindra: Bantu Tekan Stunting
Ray menegaskan bahwa bahwa praktik politik uang tidak harus diberikan uang. Tetapi segala sesuatu yang bersifat materil.
"Kalau Anda sebut kampanye itu dengan makan siang dan minum susu. Artinya itu punya potensi disebut dengan praktek politik uang," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka mengawali kampanye perdana pada Selasa (28/11) dengan bagi-bagi makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia.
Berbagi makan siang dan susu gratis jadi salah satu program Prabowo-Gibran untuk menyelesaikan masalah stunting, sekaligus meningkatkan gizi bagi generasi berikutnya.
Program susu dan makan siang gratis ini merupakan swadaya dari tim kampanye nasional (TKN) dan tim kampanye daerah (TKD).
Anggota Komisi IX DPR dari fraksi Partai Gerindra, Suir Syam mengatakan dalam upaya membuat seorang anak pintar dan terhindar dari stunting perlu diawali dengan pemberian makanan yang punya nilai gizi bagi anak.
"Jadi, untuk seseorang itu pintar, itu yang utama adalah gizi dulu. Kalau gizinya baik, mulai dari anak di dalam rahim ibu sampai umur dua tahun, kalau gizinya bagus, karbohidrat cukup, protein cukup, kemudian vitamin dan mineral cukup, maka anak itu otaknya akan cerdas dan sehat," kata Suir Syam kepada wartawan, Kamis (30/11/2023).