Petani Kulon Progo Curhat ke Istri Ganjar soal Harga Bahan Pokok hingga Tambang
Atikoh juga mendengarkan keluhan KWT dan masyarakat mengenai kondisi kehidupan mereka.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Istri Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyatin dicurhati oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) soal permasalahan harga pokok serta pertambangan yang terjadi di Kulon Progo, Yogyakarta.
Atikoh juga mendengarkan keluhan KWT dan masyarakat mengenai kondisi kehidupan mereka.
Hal itu terungkap saat sesi dialog sekaligus menyerap aspirasi kelompok wanita tani (KWT) dan Muslimat NU di Balai Roro Jonggrang Nepi, Kulon Progo, DIY pada Rabu (6/12/2023) pagi.
Mulanya, Atikoh menyampaikan betapa pentingnya Indonesia menjadi negara berdaulat secara pangan seperti cita-cita pendiri bangsa yakni Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno atau Bung Karno.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada petani yang terus berproduksi sehingga rakyat Indonesia bisa makan dengan cukup.
"Peran petani luar biasa. Mengutip pernyataan Bung Karno bahwa masalah pangan itu masalah perut sebuah bangsa," kata Siti Atikoh.
Baca juga: 4 Tempat yang Sering Dikunjungi Capres dan Cawapres Saat Kampanye Pilpres, Ini Datanya
Atikoh lalu mengajak petani berdiskusi.
Dia kemudian menunjuknseorang petani wanita bernama Istiyanti. Lalu, Istiyanti dipersilakan Siti Atikoh untuk maju ke panggung.
Istiyanti mengeluhkan harga pangan yang kerap tidak jelas bagi petani. Sebab, dia menilai operasi pasar justru menjadi 'hambatan' bagi petani.
"Pas panen bagus, terus operasi pasar. Harga jatuh seolah petani dimiskinkan," curhat Istiyanti.
Istiyanti mengaku saat ini harga beli tergolong bagus. Namun, beberapa dekade yang lalu, petani di Kulon Progo merasa hanya sebagai alat untuk konglomerat.
Selain masalah harga pangan, Istiyanti yang merupakan petani holtikultura dan padi ini mengeluhkan adanya tambang di pesisir Kulonprogo.
Dia menyampaikan dirinya hidup di daerah itu dari kecil sampai tua hingga memiliki keturunan. Namun, kehadiran tambang justru mengancam kehidupan maayarakat di sana.
"Kami mohon ruang hidup kami dirampas dengan penambangan bijih besi di Kulonprogo yang tak menghasilkan buat negara. Kami merasa hanya diapusi (dibihongi, red). Mohon dicabut kontrak karyanya," harap dia.
Menurut Istiyanti, praktik penambangan itu memakan lahan pertanian. Padahal, dia menganggap produksi pertanian lebih produktif dibanding pertambangan tersebut.
Dia juga mengharapkan jaringan listrik bisa masuk ke lahan pertanian. Menurut Istiyanti, pemerintah harus berpihak kepada rakyat, kalaupun tidak maka jangan mengganggu kehidupan mereka.
"Kalau tak bisa dibantu, minimal jangan ganggu kami," tegas dia.
"Ganjar-Mahfud menang, menang, menang," tutup diskusinya.
Atikoh pun mencoba menjawab curhat dari Istiyanti. Dia menyadari rendahnya harga beli komoditas pangan di tingkat petani karena panjangnya rantai ekonomi.
Atikoh mengatakan perlunya formulasi baru untuk memangkas rantai tersebut. Dia kemudian menyampaikan visi-misi suaminya yang ingin menguatkan Bulog (BUMN).
"Agar stabilitas harga, ketersediaan pangan, bisa propetani," terang Atikoh.
Terkait kontrak karya tambang di lahan pertanian produktif, Atikoh mengaku akan mencatatnya lebih dahulu untuk dilaporkan kepada suaminya, Ganjar Pranowo.
Apabila Ganjar terpilih di Pilpres 2024, Atikoh berjanji isu ini akan dikoordinasikan dengan pihak terkait.
Menurut Atikoh, penting membahas isu ini dengan duduk bersama dan mendengarkan masing-masing pihak. Apabila memang pertambangan tersebut tidak produktif, maka lebih baik digunakan untuk pertanian.
"Daripada untuk sesuatu yang tak produktif kenapa tidak diproduksi dan wujudkan kedaulatan pangan," tegas Atikoh.
Sebagai informasi, Atikoh melakukan kunjungan safari politiknya di Yogyakarta pada Rabu (6/12/2023).
Diantaranya, agenda pertemuan dengan KWT dan Muslimat di Balai Roro Jonggrang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Lalu, acara selanjutnya menggelar pertemuan dengan Industri Ekonomi Kreatif di Jogja T-shirt di Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Menjelang siang, Atikoh akan berdialog dengan Kelompok Tani dan Panen Brambang di Joglo Wukirasri Singosaren, Wukirsari, Kab. Bantul, Yogyakarta.
Kemudian, Atikoh dijadwalkan mengunjungi Panti Asuhan Santa Maria Ganiuran di Panti Asuhan Santa Maria Jogodayoh, Sumbermulyo, Kec. Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
Menutup rangkaian acara, Atikoh akan melakukan konsolidasi perempuan pendukung Ganjar di Lapangan Dwi Windu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.