Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seberapa Besar Debat Capres Pengaruhi Pemilih? Berikut Data dan Analisisnya

Debat menghadirkan tiga calon presiden (capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Seberapa Besar Debat Capres Pengaruhi Pemilih? Berikut Data dan Analisisnya
dok.
Gagasan Anies, Prabowo dan Ganjar di Debat Pilpres 2023 tentang pemberantasan korupsi, Selasa malam, 12 Desember 2023, dinilai terlalu menyentuh ranah teknis dan dianggap hanya janji kampanye belaka. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Debat perdana Pilpres 2024 yang berlangsung di gedung KPU Jakarta, Selasa (12/12/2023) berlangsung lancar.

Debat menghadirkan tiga calon presiden (capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Melalui debat para capres berupaya meyakinkan pemilih agar memilihnya pada hari pencoblosan di TPS 14 Februari 2024 mendatang.

Baca juga: 6 Bahasa Gaul yang Diperkenalkan 3 Capres Saat Debat Pilpres Tadi Malam: Ordal hingga Sorry Yeeee

Namun seberapa besar debat capres putaran pertama mempengaruhi  pemilih untuk memilih capres di Pilpres 2024?

Survei Litbang Kompas

Sebanyak 68,5 persen responden yang dihubungi Kompas.id usai debat perdana menilai kegiatan debat perdana calon presiden (capres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (12/12/2023) cukup menarik.

Menurut hasil analisis Kompas.id yang dikutip pada Kamis (14/12/2023), dari total 124 responden berhasil ditelepon selama debat berlangsung, tergambar apresiasi positif publik menilai kegiatan debat.

Berita Rekomendasi

"Sebanyak 68,5 persen responden menilai debat berlangsung menarik. Bahkan, 23,4 persen responden mengaku bahwa debat sangat menarik. Hanya 7,3 persen responden yang menilai debat tidak menarik," demikian hasil analisis Kompas.id.

Debat pertama khusus menyoroti gagasan ketiga capres yakni capres nomor urut 1 Anies Baswedan, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

Topik yang diangkat dalam debat perdana adalah pemerintahan, hukum, hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, pelayanan publik, dan kerukunan warga.

Debat berlangsung dalam durasi total 2 jam 47 menit yang terdiri atas 6 segmen.

Apresiasi juga muncul dari publik ketika menilai setiap capres dalam penampilannya di panggung debat.

Setiap kandidat mendapatkan penilaian positif, baik dari pernyataan yang jelas, penguasaan materi, maupun penampilan di panggung.

Dalam 3 indikator itu, Anies mendapat penilaian baik dari 87,6 persen responden, Prabowo 74,7 persen, dan Ganjar 87,1 persen.

Menurut pengakuan responden, debat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mempertimbangkan kembali pilihannya dalam pemilihan umum mendatang.

Meski relatif kecil, tercatat terdapat 9,7 persen responden yang berubah pilihannya.

Sementara 73,4 persen responden lainnya mengaku tak terpengaruh pilihannya dengan adanya debat.

Tidak Berpengaruh

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, menyimpulkan berdasarkan kajian elektabilitas yang ia lakukan bahwa debat capres-cawapres tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suara pemilih.

“Kalau mengukur elektabilitas dari hasil survei sebelum debat dan hasil survei setelah debat, dari rangkaian pilpres 2004 sampai 2019 kemarin, pengaruh debat tidak terlalu besar sebenarnya,“ jelasnya dikutip dari BBC Indonesia.

Dia mengatakan orang-orang yang menonton debat cenderung sudah menjadi pengikut setia alias partisan.

Sementara, para pemilih mengambang atau undecided voters kebanyakan tidak berminat atau tidak terjangkau oleh debat tersebut.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode 29 November hingga 4 Desember 2023, sebanyak 28,7 persen responden belum menentukan pilihan menjelang Pilpres 2024.

Apakah debat dapat meyakinkan para pemilih mengambang untuk menentukan pilihan?

Saiful Mujani mengatakan bahwa biasanya masyarakat yang menonton debat capres-cawapres adalah mereka yang sudah menentukan pilihan terlebih dahulu, bukan orang yang ‘kosong atau undecided voters’.

“Jadi orang yang menonton itu meneguhkan apa yang mereka yakini selama ini tentang calon presiden. Oleh karena itu [mereka] jadi bias karena melihat substansi debat itu sendiri, jadi partisan penontonnya.

“Karena sudah partisan, pengaruhnya tidak signifikan. Dan sikap partisan ini jauh lebih kuat daripada argumen yang rasional.” kata Saiful.

Sementara, para pemilih mengambang cenderung tidak berminat untuk menonton debat capres-cawapres atau mereka tidak memiliki akses untuk menontonnya. Sebab, sebagian besar dari pemilih mengambang berasal dari kelas menengah bawah, bukan menengah atas.

“Mereka belum memilih bukan karena mereka sedang menunggu argumen program mana yang lebih bagus, tidak. Mereka belum terjangkau saja, belum termobilisasi langsung atau belum mendapat sembako,” ujarnya.

Pendapat Berbeda

Direktur Algoritma Research and Consulting sekaligus dosen ilmu politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana, menilai debat capres masih dapat mempengaruhi masyarakat yang mencari kejelasan terkait program yang diusung masing-masing paslon.

“Karena dugaan saya itu akan bisa merubah keadaan dalam elektabilitas capres-cawapres,“ ungkap Aditya.

Hasil survei terbaru periode November-Desember 2023 dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Indikator Politik dan Litbang Kompas menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran berada di peringkat satu.

Di sisi lain, perbedaan elektabilitas Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud masih sengit dalam memperebutkan peringkat kedua.

Pemilih Masih Bisa Berubah Pikiran

Peneliti senior BRIN, Firman Noor, mengatakan suara mengambang dapat menjadi penentu yang signifikan terhadap kemenangan kandidat pilpres.

Bahkan para swing voters yang saat ini sudah memiliki pilihan, masih bisa berubah pikiran menjelang pencoblosan nanti.

“Jadi ini besar sebetulnya, 28 persen ini sangat besar. Dan ini sebenarnya peringatan, kita tahu dalam survei itu orang akan ditanya juga, apakah Anda sudah pasti dengan pilihan Anda atau masih bisa berubah,” kata Firman.

Oleh karena itu, ia mengatakan pilihan para pemilih mengambang masih dapat berubah seiring waktu.

Karena masa kampanye yang terus bergulir dapat membuka peluang bagi elektabilitas calon untuk meningkat pesat maupun jatuh dalam sekejap.

“Meskipun dia pilih Prabowo [di survei] tapi belum tentu juga. Jadi ada yang bilang jangan GR [gede rasa] dulu, jangan siap-siap baju safari buat pelantikan dulu dengan situasi sekarang. Karena undecided votersnya masih besar,” tuturnya.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.id/BBC Indonesia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas