Ragam Komentar Hasto PDIP: Sebut Gibran Tiru Jokowi, Sentil Golkar Tak Bisa Calonkan Kader Sendiri
Sekjen, Hasto Kristiyanto, melemparkan kritik kepada kubu pasangan nomor urut 2 pada Pilpres 2024, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen), Hasto Kristiyanto, melemparkan kritik kepada kubu pasangan nomor urut 2 pada Pilpres 2024, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pada debat cawapres kemarin malam, Jumat (22/12/2023), Gibran menjadi sorotan karena melemparkan pertanyaan-pertanyaan dengan istilah sulit kepada cawapres lain.
Kepada cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Gibran bertanya mengenai SGIE (State of the Global Islamic Economy).
Baca juga: Jokowi Nyaman Pakai Dasi Kuning, Hasto: Hadiah untuk Golkar yang Tak Bisa Calonkan Kader di Pilpres
Sementara kepada cawapres nomor urut 2, Mahfud MD, Wali Kota Solo itu bertanya perihal Carbon Capture and Storage (CCS).
Menurut Hasto, gaya Gibran dalam berdebat meniru apa yang pernah dilakukan oleh ayahnya, yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Gibran dinilai oleh pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini, memberikan pertanyaan jebakan ke dua cawapres lainnya untuk mencari keuntungan.
"Ini kan suatu pengulangan dari apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi pada tahun 2014 ke Pak Prabowo dan Hatta," ujar Hasto, Jumat.
Kala itu, dalam debat capres 2014, Jokowi bertanya ke Prabowo soal langkahnya meningkatkan peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), tanpa menjabarkan lebih jauh singkatan TPID.
Prabowo pun saat itu bertanya balik ke Jokowi soal kepanjangan TPID dan mengakui ia tidak hafal setiap singkatan.
Selain itu, Hasto juga buka suara perihal status keanggotaan Presiden Jokowi di PDI Perjuangan (PDIP).
Ia menyebut bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih bagian dari PDIP.
Sebagai informasi, akhir-akhir ini status keanggotan Presiden Jokowi di partai dipertanyakan setelah keluarganya berbondong-bondong merapat ke kubu Prabowo.
Apalagi Jokowi baru-baru ini memakai dasi berwarna kuning yang dikaitkan dengan kepindahannya ke Partai Golkar.
Mengenai dasi tersebut, Hasto menyinggung bagaimana partai besar seperti Golkar tidak bisa mencalonkan kadernya sebagai capres maupun cawapres di Pemilu 2024.
"Soal (Jokowi mengaku nyaman) pakai dasi kuning, kita lihat partai Golkar ini kan partai besar."
"Tapi oleh proses politik akhirnya tak bisa mencalonkan calon presiden dan calon wakil presiden yang berasal dari partai Golkar."
"Sehingga ketika kemudian mendapatkan hadiah dasi kuning yaitu satu hal yang wajar dalam politik," kata Hasto di Jakarta, Sabtu (23/12/2023).
Hasto pun menyebut dasi kuning yang dikenakan oleh Jokowi itu tak lebih dari hadiah karena Golkar sebagai partai besar tidak mengusung kader sendiri sebagai capres ataupun cawapres.
Mereka justru mendukung Gibran Rakabuming Raka yang notabene anak dari Jokowi untuk maju sebagai cawapres.
"(Itu cuma hadiah?) Iya. Karena sudah tidak mencalonkan dari kadernya sendiri," tegas Hasto.
Menurut Hasto, apa yang terjadi pada Golkar ini berbeda dengan PDIP yang terus menggembleng kader sehingga mampu melahirkan calon-calon pemimpin dari rakyat.
"Yang terjadi pada Golkar beda dengan PDIP yang melakukan satu kaderisasi sehingga hadiah yang diberikan oleh PDIP adalah hadiah dari rakyat, dukungan pergerakan rakyat."
"Karena Pak Ganjar dan Mahfud dari kalangan rakyat bisa. Bukan dari kalangan elite," terangnya.
Prabowo Tak Lepas dari Komentar Hasto
Selain mengomentari Gibran, Hasto juga mengeluarkan pendapatnya mengenai pernyataan Prabowo yang belum lama ini viral di media sosial.
Prabowo sempat mengeluarkan kata-kata 'ndasmu etik' saat Rakornas Partai Gerindra beberapa hari yang lalu.
Baginya, apa yang disampaikan oleh Prabowo itu mencerminkan sikap sesungguhnya dari Menteri Pertahanan (Menhan) ini.
"Jadi pernyataan dari Pak Prabowo yang menyatakan etik ndasmu, itu menunjukan karakter yang sebenarnya dari Pak Prabowo," kata Hasto kepada awak media di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Tak hanya itu, Hasto juga menyebut bahwa sejatinya agenda debat capres pada Selasa (12/12/2023) lalu itu juga menunjukkan sikap dari masing-masing capres.
Menurut Hasto, dalam debat perdana itu, Prabowo mengedepankan sisi emosionalnya.
"Terbukti, di dalam debat yang pertama, Pak Prabowo menampilkan sisi karakternya yang otentik dengan apa yang dipersepsikan rakyat bahwa beliau ini sangat emosional," bebernya.
Atas hal itu, sambung Hasto, proses debat dan pernyataan para kontestan pilpres baik capres atau cawapres pada masa-masa seperti ini penting untuk disimak.
Menurutnya, dalam setiap pernyataan atau sikap saat menyampaikan gagasannya itu menunjukkan karakter yang sesungguhnya dari para calon pemimpin.
"Jadi lihat saja maka debat ini sebenarnya menampilkan suatu karakter yg autentik, di mana setiap calon dan wakil calon presiden itu akan menampilkan jati dirinya dan dia tidak bisa lagi untuk mengandalkan orang per orang di dalam menampilkan kepemimpinannya untuk rakyat," tukasnya.
(Tribunnews.com/Deni/Nuryanti/Fransiskus Adhiyuda/Rizki Sandi Saputra)