Arti Tobat Ekologis, Ungkapan Cak Imin dalam Debat Cawapres
Arti 'tobat ekologis' yang disampaikan oleh cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam debat cawapres, Minggu (21/1/2024).
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, melontarkan frasa 'tobat ekologis' dalam debat cawapres yang diselenggarakan di di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
"Kita harus melakukan tobat ekologis, tobat itu dimulai dari etika lingkungan dan etika pembangunan."
"Jangan ugal-ugalan, jangan ngangkangi (melangkahi) aturan, jangan sembrono (asal-asalan), ojo sak karepe dewe (jangan semaunya sendiri)," kata Cak Imin saat debat cawapres dikutip dari YouTube KPU RI.
Diketahui, istilah 'tobat ekologis' dipopulerkan oleh Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si' pada 24 Mei 2015. Berikut penjelasannya.
Arti Tobat Ekologis
Dilansir situs Laudato Si' Movement, tobat ekologis atau pertobatan ekologis (ecological conversion) didefinisikan sebagai transformasi hati dan pikiran menuju cinta yang lebih besar terhadap Tuhan, sesama, dan ciptaan.
Ini adalah sebuah proses untuk mengakui kontribusi manusia terhadap krisis sosial dan ekologi dan bertindak dengan cara yang memelihara persekutuan: menyembuhkan dan memperbarui rumah kita bersama.
Istilah ecological conversion pertama kali digunakan di Gereja Katolik oleh St. Yohanes Paulus II dalam masa kepausannya pada 17 Januari 2001.
St. Yohanes Paulus II menyebut bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan sebagai 'gambaran Tuhan' dan mereka diberi tahu untuk menguasai bumi.
Namun dia menggarisbawahi bahwa hubungan itu tak bersifat mutlak, tetapi diwakilkan.
St. Yohanes Paulus II melihat bagaimana 'manusia telah mengecewakan harapan Tuhan' dengan menghancurkan dataran dan lembah, mencemari air dan udara, serta merusak habitat bumi.
Baca juga: Performa Cak Imin dalam Debat Dinilai Berkelas dan Berkualitas
“Oleh karena itu, kita harus mendorong dan mendukung 'ecological conversion' yang dalam beberapa dekade terakhir telah menjadikan umat manusia lebih peka terhadap bencana yang sedang mereka hadapi,” kata St. Yohanes Paulus II.
Tujuan dari pertobatan tersebut, termasuk kembali ke hubungan yang benar antara manusia, Tuhan, dan dunia.
Kemudian, dalam Laudato Si', Paus Fransiskus menyerukan apa yang pernah dikatakan St. Yohanes Paulus II.
Paus mengidentifikasi krisis ekologi yang terjadi saat ini sebagai “seruan untuk melakukan pertobatan mendalam".
"Jadi, apa yang mereka perlukan adalah 'pertobatan ekologis', di mana dampak-dampak dari pengalaman mereka dengan Yesus Kristus mewujud dalam hubungan mereka dengan dunia sekitar."
"Mengabdikan diri kita menjadi pelindung karya-karya Tuhan penting dalam kehidupan yang bajik; itu bukanlah hal opsional atau aspek sekunder dari pengalaman kekristenan kita," poin ke-217 Ensiklik Laudato Si'.
Sementara itu, Jubir Timnas AMIN, Tatak Ujiyati, juga telah memberikan penjelasan mengenai tobat ekologis yang disampaikan oleh Cak Imin.
Pihaknya menyebut, pembangunan yang dilakukan terus-menerus dapat merusak lingkungan.
Indonesia memang memiliki kekayaan alam, tetapi sampai saat ini pemanfaatannya tidak bijak.
Akibatnya, banyak masalah yang muncul seperti konflik agraria, kerusakan lingkungan, kemiskinan masyarakat, masyarakat adat, serta desa-desa juga tidak mandiri.
Tatak menilai, pembangunan yang terus-menerus dilakukan nyatanya telah merusak lingkungan.
"Yang dimaksud dengan pertobatan ekologi itu adalah kita perlu memanfaatkan itu dengan lebih bijaksana sehingga mengurangi masalah-masalah lingkungan masalah konflik agraria masalah sosial dan kemiskinan," ujarnya dalam talkshow Tribun Network yang disaksikan via daring, Minggu (21/1/2024).
Pembangunan Berkelanjutan
Setelah mengatakan soal tobat ekologis, Cak Imin menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang adil bagi seluruh masyarakat tanpa ada ketimpangan bagi kelompok rentan.
"Inti dari pembangunan berkelanjutan tak ada satu pun yang ditinggalkan, dari petani, peternak dan nelayan, masyarakat adat dan seluruh masyarakat rentan lainnya," ujarnya.
Cak Imin bersama Anies Baswedan juga berkomitmen untuk meningkatkan anggaran untuk sejumlah kepentingan.
Di antaranya, anggaran untuk mengatasai krisis iklim hingga meningkatkan anggaran dana desa.
Tak segan-segan, jika terpilih, dia akan menyiapkan anggaran yang besar untuk tiap desa, yakni Rp5 miliar.
"Kita akan menyiapkan anggaran untuk mengatasi krisis iklim, termasuk riset sekaligus implementasi energi terbarukan."
"Kita sahkan RUU Masyarakat Adat secepat-cepatnya, dana untuk desa kita naikan Rp5 miliar per tahun agar warga desa bisa merasakan pembangunan," ujarnya.
Tak sampai di situ, Cak Imin juga berikomitmen untuk kembali melanjutkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk masyarakat miskin dan kelompok rentan lainnya.
"Kita juga akan melanjutkan subsidi BBM untuk masyarakat miskin, petani dan kelompok rentan lainnya," ujar Cak Imin.
(Tribunnews.com/Deni/Rina Ayu Panca Rini/Milani Resti)