Sorotan FSGI Soal Visi Misi Capres-Cawapres Terkait Pendidikan
FSGI menyoroti visi misi capres-cawapres pada debat kelima, para capres dinilai masih berkutat pada pendidikan gratis dan kesejahteraan guru.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyoroti visi misi capres-cawapres pada debat kelima malam ini, Minggu (4/2).
Sekjen Fedreasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo menyebut, para capres masih berkutat pada pendidikan gratis dan kesejahteraan guru.
“Visi dan misi pendidikannya belum memunculkan pendidikan yang berkebudayaan," ungkap dia dalam keterangan tertulisnya.
Ia menerangkan, pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat, kebudayaan adalah bagian dari pendidikan. Budaya dalam pendidikan bangsa merupakan inti dari suatu proses.
Semakin tinggi kebudayaan makin tinggi pula pendidikan atau cara mendidiknya. Pendidikan juga merupakan proses kebudayaan, sebab proses pendidikan terjadi dalam konteks kebudayaan.
“Misalnya, di suatu daerah pesisir maka Pendidikan yang berkebudayaan maritim yang dibangun, begitupun ketika lingkungan penggunungan, maka kebudayaan penggunungan yang dikembangkan,” ujar Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti.
Paslon 01 menyebutkan tentang Pendidikan dan kebudayaan mencakup akses pendidikan berkeadilan, kualitas dan kesejahteraan guru, hingga keterjangkauan biaya pendidikan tinggi, namun hanya menyebut secara umum dan belum tertuang dalam arah program kebijakannya.
Paslon 02 juga belum mengaitkan visi dan misinya antara pendidikan dan kebudayaan. Bidang pendidikan, sains, teknologi, dan kebudayaan, visi misi Prabowo-Gibran tertuang dalam Asta Cita 4 yang berbunyi Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Baca juga: Solusi Ganjar soal Biaya Kuliah Mahal, Minta Liberalisasi Pendidikan Dihentikan
Paslon 03 pun sudah mengarahkan Pendidikan dan kebudayaan dalam visinya, yaitu terkait Indonesia sebagai negara maritim yang mayoritas wilayahnya adalah laut, yaitu melalui Visi "Menuju Indonesia Unggul Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”, namun misi Pendidikan belum tajam mengaitkan Pendidikan dan kebudayaan.
"Kurikulum menyesuaikan dengan budaya dan kekayaan alamnya. Penelitian juga diarahkan pada berbagai teknologi pengolahan makanan laut yang berkualitas ekspor, teknologi pengawetan ikan, teknologi penangkapan hasil laut, dll," lanjut Retno.
Bali misalnya, menjadikan seni dan budaya mereka menjadi bagian dari pendidikan. Misalnya, meningkatnya jumlah sekolah tinggi dan sekolah vokasi bidang perhotelan dan pariwisata.
Seluruh peserta didik di Bali diajarkan menari, karena tarian bagian budaya mereka dan tarian dan segala bentuk budaya masyarakat Bali seperti Ngaben dan alam yang dijaga baik misalnya, merupakan daya tarik bagi wisatawan asing untuk ke Bali. Masyarakat Bali tetap memelihara budaya leluhurnya, namun budaya juga bisa menghidupi mereka.
Ketika kebudayaan adalah bagian dari pendidikan, maka tujuan pendidikan akan tercapai.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.