Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mungkinkah Ahok dan Anies Satu Koalisi Jika Pilpres 2 Putaran?

Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga kader PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali jadi sorotan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mungkinkah Ahok dan Anies Satu Koalisi Jika Pilpres 2 Putaran?
kolase Tribunnews.com
Ahok dan Anies 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga kader PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali jadi sorotan.

Pasalnya Ahok berani mundur dari jabatan Komisaris Pertamina dan langsung menyatakan dukungannya kepada calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Dukungan Ahok ke Ganjar ini menjadi perbincangan publik, terutama di akun media sosial Ahok.

Netizen bertanya bagaimana jika Pilpres 2 putaran kemudian paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berkoalisi dengan paslon nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Peluang Pilpres 2 Putaran

Seperti diketahui jelang pencoblosan di Pilpres 2024, elektabilitas atau tingkat keterpilihan capres-cawapresmenurut hasil survei sejumlah lembaga survei tampaknya bersaing ketat.

Persaingan terutama terjadi antara paslon nomor urut 1 Anies-Muhaimin dengan paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.

Berita Rekomendasi

Sejumlah lembaga survei menempatkan Anies-Muhaimin unggul atas Ganjar-Mahfud, demikian pula sebaliknya.

Sementara paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran elektabilitasnya rata-rata di atas 40 persen, tampaknya akan lolos ke putara 2 Pilpres jika mengacu ke hasil survei.

Dalam beberapa hari terakhir ramai diisukan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin kemungkinan akan berkoalisi melawan Prabowo-Gibran di putaran 2 Pilpres.

Pokok Persoalan

Jika benar nantinya Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin berkoalisi di putaran 2 Pilpres maka dengan demikian Ahok akan berada satu barisan dengan Anies.

Anies dan Ahok diketahui berseberangan secara politik sejak Pilkada DKI Jakarta 2027 lalu.

Anies dan Ahok saat itu sama-sama mencalonkan Gubernur DKI Jakarta.

Namun kekalahan Ahok di Pilkada DKI diduga karena diserang isu berbau SARA.

Kini sebagai politisi PDIP, Ahok mendeklarasikan diri mendukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

Muncul Isu Kuda Putih

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto berharap adanya deklarasi Ahok kepada Ganjar-Mahfud turut diikuti oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini disampaikan menjawab adanya pertanyaan bahwa munculnya Ahok mendeklarasikan dukungan pada Ganjar-Mahfud sebagai kuda putih Jokowi guna mencegah terjadinya koalisi kubu pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 3.

"Enggak ada kuda putih. Tapi itu mengejutkan, kemungkinan besar mengejutkan Pak Jokowi," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2024).
Menurutnya, deklarasi yang disampaikan Ahok mengejutkan Jokowi karena keduanya merupakan tokoh yang dekat dan pernah berkolaborasi pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012.

Saat itu, Ahok menjadi pasangan Jokowi, yakni calon gubernur dan wakil gubernur.

Keduanya pun terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI saat itu.

"Karena apa pun Pak Ahok ini one of person dari keberhasilan Pak Jokowi saat itu. Sehingga ini semua dalam satu gerakan etika dan moral. Gerakan kebenaran," jelasnya.

Hasto lantas menyinggung bahwa deklarasi Ahok mendukung Ganjar-Mahfud merupakan kesadaran pribadinya.

Ganjar Tak Ambil Pusing

Sementara itu Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo tak mau ambil pusing apabila dukungan Ahok kepadanya menutup pintu dukungan dari pendukung pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, bila lolos ke putaran 2 Pilpres.

Ganjar berharap orang-orang mendukungnya atas nilai mereka yang percayai dan dia tak masalah bila ditinggalkan karena nilai tersebut.

"Kalau orang nanti mau bergabung atau tidak bergabung, kami punya nilai dan nilai itu secara universal bisa dipertanggung jawabkan. Take it or leave it, itu saja," kata Ganjar di Balikpapan, Selasa (6/2/2024).

Menurut Ganjar, semua pihak bisa mempertimbangkan pilihannya masing-masing serta berasumsi mengenai dampak kehadiran Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terhadap peta politik.

Namun, politikus PDI-P menilai Ahok merupakan seseorang yang memegang teguh sebuah nilai.

"Dia sudah lama bersama saya dan tentu saja dia punya nilai-nilai, nilai-nilai itu dia tunjukkan waktu jadi anggota DPR, waktu jadi wakil gubernur, kemudian menjadi gubernur sebentar," ujar Ganjar.

Ganjar meyakini bahwa Ahok masih punya nilai yang sama ketika terjerat kasus penodaan agama hingga keluar penjara, menjadi komisaris utama PT Pertamina (Persero), hingga akhirnya mundur untuk mendukung dirinya.

"Ingat semua kasusnya? Orang jualan ayat, dan kemudian dia masuk penjara, dan dia ikhlas itu, lalu dia menjadi seorang profesional dengan bayaran yang cukup, dan dia memilih keluar untuk membantu saya karena sebuah nilai," kata Ganjar

Oleh sebab itu, Ganjar berharap agar orang mendukung dirinya karena nilai yang diperjuangkan, seperti yang dilakukan Ahok.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas