Mahfud MD Ungkap Kesamaan Pandangan Megawati dan JK Soal Pilpres 2024 dan Situasi Demokrasi saat ini
Mahfud MD sebuat ada kesamaan pandangan antara Megawati dengan Jusuf Kalla dalam melihat Pilpres 2024 dan situasi demokrasi saat ini.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD mengungkapkan adanya kesamaan pandangan antara Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla dalam melihat Pilpres 2024 dan situasi demokrasi saat ini.
Mahfud MD awalnya mengungkapkan terdapat 16 Guru Besar yang menemui Megawati dan memintanya untuk membuat gerakan perbaikan demokrasi.
Mahfud menegaskan gerakan yang didorong tersebut bukanlah gerakan kekerasan.
"Karena kalau demokrasi kayak begini, persis seperti yang dikatakan Pak Jusuf Kalla. Besok orang mau jadi calon tidak perlu pakai pemilu saja. Yang punya uang dan punya hubungan dengan kekuasaan, itu saja langsung kalau caranya seperti ini," kata Mahfud usai mengunjungi rumah seniman Butet Kartaradjasa di Yogyakarta dalam keterangan video yang diterima pada Senin (11/3/2024).
"Kan Pak Jusuf Kalla pidato di UI begitu, kan. Bu Mega membaca seperti itu juga," sambung dia.
Mahfud juga mengatakan Mega memiliki pemikiran yang jauh ke depan, sehingga melihat masalah dalam Pilpres 2024 belum akan selesai dengan upaya angket di DPR dan gugatan PHPU ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Mahfud menduga akan banyak dinamika menuju pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Oktober 2024 mendatang nanti.
Oleh karena itu, kata dia, Mega tidak mau buru-buru bersikap terkait dengan Pilpres 2024 dan situasi demokrasi saat ini.
"Urusan angket dan hukum ke MK itu didorong agar dikerjakan sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh. Dan itu bisa dilakukan tanpa harus menunggu Bu Mega harus turun langsung. Karena itu kan urusan sangat teknis di bawah," kata Mahfud.
Baca juga: Jadwal Rekapitulasi Suara Diperpanjang, MK: Pengajuan PHPU Dibuka Jika Hasil Pemilu Sudah Ditetapkan
Sebagaimana diketahui, pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut dinantikan sebagian pihak untuk menyikapi berbagai dugaan kecurangan dalam Pilpres 2024.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto telah mengungkapkan alasan Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla alias JK tak kunjung bertemu.
Ia mengatakan rencana pertemuan Megawati dengan semua tokoh-tokoh termasuk JK dilakukan secara bertahap.
Menurut dia, Megawati juga sudah bertemu dengan mantan Menteri Perumahan Rakyat Siswono Yudo Husodo.
"Ini bertahap sedang dilakukan. Ibu Mega juga menerima para tokoh, sebelumnya misalnya dengan Pak Siswono," kata Hasto saat ditemui di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat pada Kamis (7/3/2024).
Hasto mengatakan pertemuan Megawati dan para tokoh termasuk tokoh demokrasi tersebut dilakukan secara tertutup.
Ia mengatakan pertemuan dilakukan secara tertutup untuk menghindari kebisingan yang tidak perlu.
"Karena kita menghindari kebisingan yang tidak perlu, sehingga pertemuan secara tertutup dengan banyak tokoh itu telah dilakukan dan akan dilakukan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata dia.
Baca juga: Respons Ala Ganjar dan Mahfud soal Isu Erina Gudono Menantu Jokowi Maju Pilkada Sleman
Hasto mengaku juga sudah bertemu dengan JK ketika menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar UI pada hari ini.
Menurut dia, dalam diskusi tersebut ia menyampaikan pentingnya mengkritisi proses Pemilu 2024.
"Tadi saya juga bertemu dengan Pak JK. Kami sampaikan berbagai aspek-aspek bahwa pengkritisan terhadap Pemilu 2024 ini harus dilakukan karena ini merupakan masa depan kita," kata dia.
"Sekiranya kita tadi lakukan suatu review secara menyeluruh, penyelidikan secara menyeluruh, buat apa pemilu-pemilu yang akan datang? Karena nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai etika, nilai-nilai hukum, itu telah dikerdilkan," sambung dia.