PKS dan NasDem Respons Peluang 'Rematch' Anies vs Ahok di Pilkada Jakarta
PKS dan NasDem merespons peluang rematch antara Anies Baswedan vs Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada Jakarta 2024 nanti. Yakin Anies menang.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas jelang Pilkada Jakarta 2024.
Hasilnya, eks Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, menempati urutan pertama dengan mengantongi 29.8 persen.
Lalu disusul Ketua DPP PDIP, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang mencatatkan elektabilitas sebesar 20.0 persen.
Hal itu menyebabkan peluang pertandingan ulang antara Anies vs Ahok di Pilkada Jakarta mengemuka.
Adapun sebelumnya kedua tokoh itu pernah bersaing di Pilkada Jakarta 2017.
Berikut komentar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan NasDem mengenai peluang rematch antara Anies vs Ahok di Pilkada Jakarta 2024.
PKS
Juru Bicara (Jubir) PKS, Muhammad Iqbal, menyebut partainya menyambut baik siapa pun lawan yang bisa bertarung di Pilkada Jakarta.
"Kami dari PKS sebenarnya menyambut baik siapa pun yang itu bisa bertarung di Jakarta asal memenuhi syarat dan saja semakin banyak calon ini menunjukkan bahwa memang nanti warga Jakarta akan ada banyak pilihan," tutur Iqbal, Jumat (19/7/2024), dilansir Kompas TV.
Ia percaya diri Anies Baswedan selaku incumbent (petahana) mempunyai peluang besar untuk memenangkan Pilkada Jakarta.
Apalagi, kali ini PKS bakal menyandingkan Anies dengan Sohibul Iman untuk bersaing di Jakarta.
"Tapi kami melihat survei, memang Mas Anies adalah pilihan yang satu dan itu tentu saja beliau sebagai incumbent memiliki peluang yang lebih besar."
Baca juga: Elektabilitas Ahok Bisa Imbangi Anies di Pilkada Jakarta, PDIP Sebut Publik Rindu Pemimpin Tegas
"Dan pada kali ini kami juga akan menyandingkan Mas Anies dengan Sohibul Iman atau disingkat pasangan AMAN ini bisa jadi akan menjadi lebih kuat dan kami optimis untuk bisa menang," terangnya.
Ia optimis, jika pada akhirnya Anies berduel dengan Ahok, mantan Rektor Universitas Paramadina itu akan meraih kemenangan.
"Betul, betul," ungkap Muhammad Iqbal.
NasDem
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim, mengaku siap apabila Ahok maju Pilkada Jakarta.
"Ya, kita siap saja," papar Hermawi saat ditemui awak media usai mengunjungi Kantor DPP PKS, Kamis (18/7/2024).
Ia juga menyatakan pertarungan antara Anies vs Ahok pernah terjadi dan publik sudah mengetahui hasilnya.
Pada putaran kedua Pilkada Jakarta 2017, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Anies-Sandi memperoleh 57,96 persen suara, sedangkan Ahok-Djarot hanya mencatatkan 42,04 persen.
"Kan kita sudah pernah. Sudah pernah terjadi dan Anda semua sudah tau hasilnya," tutur Hermawi.
Lebih lanjut, Hermawi menyebut NasDem sudah menggodok tiga nama yang bisa diusung maju Pilkada Jakarta.
Ketiga nama tersebut adalah Anies Baswedan, Ahmad Sahroni, dan Wibi Andrino.
"Tapi kan kalau di Jakarta sudah kita jalan sedemikian jauh, sudah pleno antara DPW DKI Nasdem, dengan Bappilu Pusat, sudah ada tiga nama yang berproses, Anies Baswedan, Ahmad Sahroni dan Wibi," terangnya.
Namun, sampai saat ini, NasDem belum bisa memastikan siapa sosok yang akan didorong untuk Pilkada Jakarta.
Ia hanya menegaskan partainya mempunyai tenggat waktu untuk mengusung calon kepala daerah pada 31 Juli 2024 nanti.
"Nah, itu muter terus di sekitar itu, tapi yang mana (yang didukung), ya, saya belum bisa pastikan," ujarnya.
Ahok: Rematch dengan Anies Menarik
Ahok menilai akan menarik apabila terjadi rematch antara dirinya melawan Anies di Pilkada Jakarta kali ini.
"Justru kalau bisa, bisa rematch dengan Pak Anies lebih menarik supaya mengukur sampai di mana bangsa ini setelah naik levelnya menuju Bhinneka Tunggal Ika," ujar Ahok dalam acara ROSI di Kompas TV, Kamis.
Pada Pilkada 2017 silam, sempat terjadi perpecahan antara pendukung Ahok dengan Anies.
Namun, Ahok meyakini perpecahan serupa tidak akan kembali terjadi apabila dirinya melawan Anies di Pilkada Jakarta 2024.
Mantan Gubernur Jakarta itu menyebut masyarakat saat ini sudah berubah dan berpikiran lebih maju.
"Maksud saya, kalau Anda mengatakan bahwa ini takut ribut, paling cocok, ya, rematch dong, untuk mengukur supaya apel dengan buah apel bandingnya," kata Ahok.
"Bukan soal PD (percaya diri) enggak PD, tapi demi bangsa ini menilai, kalau bisa ikut menarik menurut saya."
"Untuk mengukur apakah terjadi lagi demo besar, terjadi lagi pasang tulisan di mana-mana," sambungnya.
Kendati demikian, Ahok mengatakan peluang rematch tersebut cukup sulit untuk terwujud.
Mengingat saat ini, PDIP tidak dapat mengusung calon gubernur (cagub) Jakarta tanpa berkoalisi dengan partai lain.
Ia menyinggung sisa partai yang belum menentukan jagoannya di Pilkada Jakarta.
Menurutnya, akan cukup sulit bagi PDIP untuk mengusungnya sebagai cagub.
"Gak akan terjadi pembelahan kok, tapi rematch kemungkinan susah karena sisa partai ini enggak mungkin, secara teori politik susah."
"Kalau Anda menuduh Jakarta akan seperti 2017 harus diulang dong, bukan berarti saya mau minta ulang supaya ulang berpecah lagi," tuturnya.
(Tribunnews.com/Deni/Rizki/Jayanti)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.