Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Anies Baswedan Perlu Sosok Pendamping yang Mampu Dongkrak Elektabilitas

M Jamiluddin Ritonga, menilai Anies Baswedan memerlukan sosok pendamping yang mampu mendongkrak elektabilitas di Pilkada Jakarta 2024.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pengamat: Anies Baswedan Perlu Sosok Pendamping yang Mampu Dongkrak Elektabilitas
Instagram/aniesbaswedan
Anies Baswedan perlu sosok pendamping yang mampu dongkrak elektabilitas di Pilkada Jakarta 2024. 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, menilai Anies Baswedan memerlukan sosok pendamping yang mampu mendongkrak elektabilitas di Pilkada Jakarta 2024.

Jamil mengatakan, saat ini Anies Baswedan sudah aman untuk maju pada Pilkada Jakarta.

Dimana, kepastian itu telah diperoleh setelah NasDem dan PKS menyatakan mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu maju dalam Pilkada Serentak 2024.

Ia kemudian menyoroti PKB memang sudah condong ke Anies.

Namun, kepastian Anies Baswedan maju masih terganjal calon wakil gubernur (cawagub) yang akan mendampinginya.

Ia mengatakan, PKB belum menyetujui Sohibul Iman menjadi pendamping Anies.

Sedangkan, NasDem telah menyerahkan sepenuhnya kepada Anies siapa yang akan menjadi pendampingnya.

Baca juga: Survei Indikator: Sohibul Iman Belum Bisa Menambah Elektabilitas Anies di Pilkada Jakarta

Berita Rekomendasi

"Hal itu tentunya menjadi kerikil bagi Anies untuk mengarungi Pilkada Jakarta 2024 yang sangat ketat," kata Jamil, dalam keterangannya, Kamis (25/7/2024).

Selanjutnya, Jamil mengatakan, tampaknya ada dua cara untuk mendorong PKB dan PKS bersepakat terkait pendamping Anies.

"Pertama, siapa pendamping Anies ditentukan dari elektabilitas. Sosok yang elektabilitasnya paling tinggi otomatis menjadi pendamping Anies," ucapnya.

Kriteria itu, jelasnya, berlaku untuk kader PKB, PKS, dan lainnya.

Dimana dengan kriteria ini semua berpeluang menjadi cawagubnya Anies.

Baca juga: Pengamat Soroti Dukungan Surya Paloh ke Anies: Barter Politik untuk NasDem Dapatkan Kursi Menteri

"Dengan kriteria elektabilitas, diharapkan PKB dan PKS dapat menerima siapa nantinya yang jadi pendamping Anies. PKS yang sudah menetapkan cawagubnya dapat menarik calonnya bila elektabilitasnya kalah dari kandidat lainnya. Sebaliknya, bila Sohibul Iman elektabilitas memang paling tinggi, PKB diharapkan legowo menerimanya," tuturnya.

Kemudian, cara kedua, Jamil menyebut, peluang menyatukan PKB dan PKS dalam memilih cawagub dapat dinetralisir dengan mengajak PDIP berkoalisi.

"Dengan Masuknya PDIP, diharapkan PKS mau mengalah menyerahkan cawagub ke kader Banteng," ungkapnya.

Ia melanjutkan, jika kader PDIP menjadi cawagub, diharapkan dapat mendongkrak elektabilitas Anies lebih tinggi lain. Sebab, pemilih calon dari PDIP dengan Anies berbeda, sehingga berpeluang besar menambah pundi-pundi suara.

"Kalau itu dapat diwujudkan, maka kekuatan pengusung Anies semakin kuat. Hal itu dapat membuat peluang Anies menang semakin besar," kata Jamil.

Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait Pilkada Jakarta 2024 dengan simulasi tiga pasangan calon terlihat pasangan Anies-Sohibul Iman belum bisa menambah elektoral Anies Baswedan.

Dalam simulasi Indikator Politik, Anies berpasangan dengan Sohibul, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan Ida Fauziah, dan Ridwan Kamil dengan Rahayu Saraswati.

Hasilnya, Anies-Sohibul meskipun urutan pertama, namun adanya Sohibul tidak menambah elektabilitas signifikan, yakni 43,7 persen.

Kemudian, Ahok-Ida sebesar 32,7 persen, dan Ridwan Kamil-Rahayu 16,6 persen.

Sementara yang tidak menjawab sebesar 7,0 persen.

Dari hasil survei tersebut Sohibul belum bisa mendongkrak elektabilitas Anies karena basis pemilih Anies dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tumpang tindih.

Sebagai informasi, survei Indikator ini dilakukan selama periode 18-26 Juni 2024 dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah sampel survei ini sebanyak 800 orang dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) ± 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas