Anies Baswedan Bermanuver Dekati PDIP, Kaesang Batal Maju Pilkada 2024 Setelah Ada Putusan MK
Beda nasib Anies Baswedan dan Kaesang Pangarep setelah ada keputusan MK soal syarat pencalonan kepala daerah jelang Pilkada 2024.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anies Baswedan langsung melakukan manuver mendekati PDIP untuk mendapat tiket maju sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jakarta 2024 setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah.
Sementara putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dipastikan tidak akan maju dalam Pilkada 2024, karena terbentur syarat batas minimal usia calon kepala daerah setelah MK memutuskan calon gubernur atau calon wakil gubernur minimal berusia 30 tahun pada saat ditetapkan menjadi peserta Pilkada.
Anies Baswedan saat ini sedang berupaya mendekati PDIP, karena partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut kini memiliki tiket untuk mengusung calon sendiri dalam Pilkada Jakarta 2024.
Baca juga: Senyum Semringah Anies saat Datangi DPD PDIP Jakarta, Bahas Wong Cilik, Dapat Tiket Pilkada?
Bahkan DPP PDIP pun sudah mengirimkan elitenya untuk melakukan komunikasi dengan Anies Baswedan menjelang pendaftaran calon kepala daerah akan berlangsung pada 27-29 Agustus 2024.
Putusan MK seakan membawa angin segar bagi Anies dan PDIP, karena sebelumnya peluang Anies dan PDIP sempat tertutup.
Manuver Anies Baswedan Untuk Dapat Tiket Maju Pilkada Jakarta
Anies Baswedan mendatangi markas PDIP Jakarta di Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (24/8/2024) siang.
Ia pun melakukan pertemuan tertutup dengan elite PDIP Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membicarakan soal Pilkada Jakarta 2024.
Baca juga: Anies Baswedan Bicara Kemungkinan Dirinya Jadi Kader PDIP: Masih Jalan Prosesnya
"Jadi hal-hal yang menyangkut Pilkada tentu kita obrolkan," kata Anies usai melakukan pertemuan dengan Ketua DPD PDIP Jakarta Adi Wijaya alias Aming.
Mengenai kemungkinan dirinya diusung PDIP dalam Pilkada Jakarta, Anies mengatakan hal tersebut merupakan kewenangan DPP PDIP.
"Kita semua menunggu apa yang menjadi keputusan. Jadi tadi sama sekali kita tidak menyinggung tentang keputusan, langkah, dan lain-lain. Karena semuanya di luar kewenangan kita," ucap Anies.
Anies menjelaskan, dalam pertemuan tersebut mereka juga membahas soal masa depan Jakarta.
Baca juga: Tawa Jokowi saat Ditanya soal Kaesang Terlanjur Urus Surat tapi Batal Maju Pilgub
"Kita juga berbicara tentang bagaimana agar pemikiran-pemikiran kebangsaan, pemikiran-pemikiran tentang Bung Karno, ke-Indonesiaan, keagamaan itu kita berjalan seiring dan membuat suasana di Jakarta aman, teduh, damai," ungkapnya.
Anies pun menjawab soal isu dirinya akan menjadi kader PDIP.
Menurut dia, hal tersebut prosesnya masih berjalan.
Anies pun tak menjawab apakah dirinya sudah ditawarkan untuk bergabung dengan PDIP.
Dia mengaku sedang menunggu keputusan untuk dibuat.
"Sekarang ini kita tunggu dulu sampai semua keputusan dibuat. Habis itu kita tentukan langkah ke depannya seperti apa," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Adi Wijaya atau Aming tak menjawab secara pasti soal kemungkinan PDIP mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024.
"InsyaAllah," ucapnya.
Aming berseloroh pertemuannya dengan Anies hanya kangen-kangenan lantaran lama tak jumpa.
"Beliau kangen sama saya, mau ketemu saya, sudah lama enggak ketemu. Boleh dong?" ujarnya.
PDIP saat ini menjadi satu-satunya partai yang bisa menjadi kendaraan politik bagi Anies Baswedan maju dalam Pilkada Jakarta 2024.
Pasalnya partai besar lainnya yang memiliki kursi di DPR sudah merapat bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mengusung Ridwan Kamil dan Suswono dalam Pilkada Jakarta 2024.
Ridwan Kamil-Suswono diketahui didukung 12 partai yakni Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PSI, Gelora, Garuda, PKB, PKS, Perindo, PPP, dan Nasdem.
Ridwan Kamil pun merespons manuver Anies Baswedan merapat ke PDIP.
Menurut Ridwan Kamil pertemuan Anies dan DPD PDIP Jakarta merupakan hak bagi siapa pun dalam proses administrasi politik.
"Itu mah kan hak anak bangsa, hak individu, silakan saja tidak ada masalah. Karena kan sedang proses namanya negosiasi administrasi politik," kata Ridwan Kamil di Kantor DPD Golkar, Menteng, Jakarta, Sabtu (24/8/2024).
Mantan Gubernur Jawa Barat ini mengatakan dirinya tak takut untuk bersaing dengan siap pun dalam Pilkada Jakarta nantinya.
"Saya sudah pernah Pilwalkot 8 pasang, menang. pernah Pilgub 4 pasang, melawan 3 jenderal diberi kemenangan. Di Jakarta insyaAllah dengan siapa saja, karena niatnya mau membangun, gagasannya insya Allah relevan solutif, tapi harus melalui namanya kontestasi kompetisi sudah diniatkan," ucapnya.
Kaesang Pilih Tak Maju di Pilkada 2024
Berbeda dengan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep yang sebelumnya digadang-gadang bakal maju dalam Pilkada Jakarta atau Pilkada Jawa Tengah.
Kaesang yang sudah mendapat rekomendasi dari Partai NasDem berduet dengan mantan Kapolda Jateng, Ahmad Luthfi dipastikan tidak akan maju Pilkada 2024.
"Setelah keputusan MK, apapun hasil konsultasi KPU dan DPR RI minggu depan, saya memastikan Kaesang Pangarep tidak akan maju di Pilkada 2024," kata Sekjen PSI Raja Juli Antoni dalam keterangannya, Sabtu (24/8/2024).
Raja Juli pun mengatakan sejak awal, Kaesang tidak berminat untuk maju dalam Pilkada 2024.
"Mas Kaesang sebenarnya lebih memilih untuk berkonsentrasi berbisnis dan mengurus kekuarga terutama karena akan segera akan lahir anak pertama dan menemani istrinya, Mbak Erina Gudono, yang sekolah di salah satu kampus terbaik AS," ungkapnya.
Namun, setelah ada putusan MA soal usia calon kepala daerah, kata dia, internal PSI mendesak Kaesang untuk mengambil ruang konstitusional itu dengan terlibat dalam kontestasi Pilkada 2024.
Sampai menjelang keberangkatan ke Amerika Serikat, Kaesang belum 100 persen memutuskan mengambil kesempatan menjadi cawagub Jateng.
"Meskipun belum 100% pasti baik dari Mas Kaesang maupun aspirasi partai-partai di KIM Plus akan mengusung Mas Kaesang di Jateng sebagai Sekjen partai saya mengetahui bahwa salah seorang staf admistrasi kami berinisiatif membantu Mas Kaesang mengurus persyaratan administrasi Pilkada," ungkapnya.
"Jadi, sebelum keberangkatan Mas Kaesang ke Amerika Serikat mengantarkan istrinya kuliah, pada saat itu ada aspirasi dari PSI dan partai-partai KIM Plus sudah semakin mengerucut, ingin mendaulat Mas Kaesang sebagai calon wakil gubernur di Jawa Tengah," sambungnya.
Lebih lanjut, Antoni menambahkan pengurusan persyaratan administrasi itu sudah dilakukan sebelum keputusan MK.
"Semua proses administrasi itu dihentikan setelah keputusan MK. PSI taat konstitusi dan sepenuhnya mengikuti keputusan MK," ucapnya. (Tribunnews.com/ fersianus/ igman)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.