Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Drama 2 Jam Anies Tertahan di Belakang Kantor PDIP: Langkah Kaki Terhenti saat Hendak Temui Megawati

Di tengah perbincangan dengan Rano Karno, Anies dihampiri oleh seorang elite PDIP yang memintanya segera bersiap-bersiap untuk menemui Megawati di

Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Drama 2 Jam Anies Tertahan di Belakang Kantor PDIP: Langkah Kaki Terhenti saat Hendak Temui Megawati
Kolase Tribunnews/Ist
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) serta mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Banten Rano Karno. 

Anies pun hanya bisa menyaksikan pidato Megawati dalam acara itu melalui sambungan daring.

“Tadi kalau tidak salah, Pak Anies ada sekitar 2 jaman lebih di kantor DPP ini (sambil menunjuk gedung B), tapi habis itu pergi,” ujar sumber itu kepada Tribunnews.

Ahok Tertawa

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. (Tribunnews.com/Fersianus Waku)

Pada saat Anies menanti kepastian perihal pencalonannya ditemani Rano Karno di sebuah ruangan di gedung B, suasana berbeda terjadi pada mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di gedung utama DPP PDIP.

Ahok tampak tertawa saat "digoda" Megawati Soekarnoputri dalam pidato pengumuman pasangan calon kepala daerah.  

Diketahui, nama Ahok juga masuk dalam bursa calon Gubernur dari PDIP pada Pilkada Jakarta 2024.

Mulanya Megawati menceritakan kondisi PDIP yang tidak mendapatkan rekan koalisi pada Pilkada 2024 dan terkesan seperti "dikepung" banyak parpol.

Bahkan, Megawati mengaku sempat berkontemplasi dengan mendiang ayahanda, sang proklamator, Bung Karno, tentang kondisi zaman penjajahan dan saat ini. 

Baca juga: 3 Plus Minus Ahok atau Anies Diusung di Pilkada Jakarta 2024, Saat PDIP Bimbang

Berita Rekomendasi

Kondisi kian tidak menguntungkan bagi PDIP setelah sebagian besar parpol di DPR RI berupaya merevisi Undang-undang Pilkada untuk menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait ambang batas pencalonan kepala daerah.

"Beliau pernah ngomong, kalau saya lebih mudah mengusir penjajah, maka (nanti) kita akan 'melawan' bangsa sendiri. Saya baru ngerti, oh begini. Karena dispute rupanya berkeinginan untuk melanggengkan kekuasaannya," ucap Megawati di hadapan penguru DPP, DPD, DPC dan sejumlah pasangan calon kepala daerah. 

Namun, Megawati menilai adanya pergerakan unjuk rasa dari banyak civil society hingga mahasiswa yang menolak upaya DPR RI itu sebagai bentuk rakyat Indonesia saat ini pintar tapi bungkam.

"Kemarin kan sudah mulai terlihat seperti seringkali saya ngomong, rakyat itu tidak bodoh, rakyat itu pintar, hanya ini," kata Megawati sembari mencontohkan gerakan tangan membekap mulut.

Perihal bungkam, Megawati lantas menyindir Ahok yang ada di barisan terdepan kursi. 

"Dulu saya pernah ngomong, sampai tadi juga saya bilang ke Ahok. Ahok, selotip tetap berjalan loh," ucap Megawati disasmbut tangan dan gelak tawa para petinggi PDIP, termasuk Ahok.

"Habis senengannya nyerocos aja, gitu lho. Terus saya bilang juga, itu di luar banyak media, nanti jangan mau diwawancarai yah. Jadi nanti enggak usah (wawancara) karena perintah Ketum, enggak boleh," imbuh Megawati.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas