Pramono-Rano Karno Tak Bisa Dipandang Remeh, Rido Bisa Kalah, Jokowi Buktinya
Prano akan menghadapi Rido (Ridwan Kamil-Suswono) di Pilkada Jakarta yang juga telah mendaftar ke KPUD Jakarta kemarin.
Editor: Hasanudin Aco
“Kasih kesempatan untuk Mas Pram dan PDI Perjuangan untuk membukitkan bahwa calon yang mereka usung ini calon yang layak untuk dipilih,” ucapnya.
“Ridwan Kamil ataupun Suswono tidak boleh memandang sebelah mata,” ujarnya.
Posisi Pramono Strategis
Burhanuddin tidak membantah bahwa Pramono Anung bisa dikatakan sangat dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Tapi di sisi lain, Pramono juga memiliki kinerja yang baik dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Kondisi itu membuat posisinya sangat strategis.
“Memang Mas Pramono Anung ini punya posisi yang sangat strategis dan secara personal bukan seorang figur yang konfliktual, beliau lebih banyak bekerja di belakang layar,” katanya.
“Jadi bayangkan, di situasi ketika hubungan kedua tokoh ini sedang tidak baik-baik saja, Mas Pram bisa menjadi jembatan, dan bisa diterima juga oleh Pak Prabowo, oleh Mbak Puan, jadi ini figur yang menurut saya lebih menyatukan,” bebernya.
Alasan PDIP Tunjuk Pramono
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkap sejumlah alasan PDIP akhirnya memilih mengusung Pramono ketimbang Anies.
Hasto menyebut, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sengaja tidak menyebut nama Pramono-Rano Karno.
Hasto pun menyinggung pengalaman mumpuni Pranomo selama berkarier di dunia politik.
“Ini sebagai bentuk elemen surprise, bagaimana mas Pramono Anung punya pengalaman luas sebagai politisi dan negarawan di Partai, legislatif, dan Menteri maka Mas Pram solusi terbaik untuk masyarakat Jakarta,” ujar Hasto, Rabu (28/8/2024).
Pengamat: PDIP Pilih Jalan Mengalah
Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti, menilai PDIP seolah memilih mengalah dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung Ridwan Kamil (RK)-Suswono.
Sebab, menurut Ray pasangan Pramono-Rano Karno memiliki elektabilitas yang jauh lebih rendah ketimbang pasangan yang dijagokan KIM Plus.
“Mengapa PDIP seperti linglung? Entah. Tetiba terlihat kehilangan taji dan tanduk untuk menyeruduk. Tak biasa. Di Banten, mereka mampu dengan manis, akhirnya, menarik Golkar bergabung," ucap Ray, dikutip dari Wartakotalive.com, Rabu.