Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dikerubungi Emak-Emak, Gendong Warga, Dolan Gang Sempit: Catatan Blusukan Ridwan Kamil di Jakarta

Dalam kurun waktu kampanye 59 hari, Ridwan Kamil menghabiskan sebagian besar waktunya di gang-gang sempit dan kampung kumuh yang tersebar

Editor: Content Writer
zoom-in Dikerubungi Emak-Emak, Gendong Warga, Dolan Gang Sempit: Catatan Blusukan Ridwan Kamil di Jakarta
Istimewa
Dalam kurun waktu kampanye 59 hari, Ridwan Kamil menghabiskan sebagian besar waktunya di gang-gang sempit dan kampung kumuh yang tersebar di seantero kota. 

Di atas becak, dia berbincang ringan dengan Alfi dan Bran, menanyakan cita-cita kedua anak yang berambut cepak. Perjumpaan singkat namun hangat dan membekas.

Kolaborasi Wujudkan Cita-Cita Jakarta Mengglobal

Setelah melalui pemilihan kepala daerah sebagai wali kota dan gubernur, Ridwan Kamil tahu betul bahwa solusi terbaik kerap muncul dari warga setempat. Setelah menunaikan tugas di kota Bandung dan di provinsi Jawa Barat, ia kini mencoba mengurai problematika di Jakarta, kota terbesar di Indonesia dan provinsi khusus yang menjadi ‘ayah angkat’ wilayah aglomerasi Jabodetabek. 

Dengan luas wilayah daratan dua pertiga Singapura, jumlah penduduk di Jakarta nyaris dua kali lipat populasi negeri jiran tersebut. Tentu, problematika yang dihadapi juga berkali-kali lipat. Dari infrastruktur, banjir, macet, hingga pengangguran perlu diatasi pemimpin berikutnya. Bagi Ridwan Kamil, Jakarta terlalu besar dan kompleks untuk semata-mata pendekatan top-down. Balai Kota bukanlah entitas setengah dewa yang bisa menjawab seluruh masalah spesifik di tiap sudut kota.  

Oleh karena itu, Ridwan Kamil hendak memperbesar ruang kolaborasi multi pihak dengan pendekatan desentralisasi, kolaborasi, dan inovasi (DKI). Warga, organisasi masyarakat, korporasi, dan pemda saling bahu-membahu memajukan wilayah sekelilingnya. Gubernur menjadi fasilitator dan amtenar yang menata kelola dengan baik. Mengayomi seluruh warga, apapun golongan, latar belakang, agama, maupun etnisitasnya. Tua, muda, anak-anak, hingga bayi dalam kandungan.      

Bukan tugas yang mudah, apalagi di tengah krisis iklim dan situasi ketidakpastian global yang bisa berdampak ke roda ekonomi masyarakat. Namun, dengan tekad baja mewujudkan kota yang inklusif dan humanis, dibarengi dengan kerja guyub yang menyatukan semua pihak, Jakarta yang global bisa diwujudkan secara nyata. ***

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas