RIDO dan Tantangan Jakarta, Menjawab Kritik atas Program Inovatif
Program dirancang dengan mempertimbangkan kondisi spesifik Jakarta dan menjawab kebutuhan mendasar masyarakatnya.
Editor: Content Writer
“Festival memberikan mereka ruang untuk berkreasi dan bekerja sama dalam menyelenggarakan suatu acara yang melibatkan banyak pihak. Ini bukan hanya soal hiburan, tetapi juga kesempatan untuk menciptakan kegiatan yang bisa memberi dampak ekonomi, seperti membuka peluang usaha atau pekerjaan sementara untuk para pelaku festival,” ujar Mulya.
“Selama ini, banyak anak muda yang ingin menyelenggarakan festival, tetapi terkendala oleh masalah modal. Dengan adanya program dukungan dari pemerintah, mereka dapat memiliki akses untuk melaksanakan ide-ide kreatif mereka, sekaligus mengurangi potensi tawuran yang seringkali muncul akibat ketidakstabilan ekonomi dan sosial,” Mulya menambahkan.
Ambisi Besar 1 Juta Lapangan Kerja untuk Jakarta
Dalam dunia politik, ambisi besar sering kali dipandang sebagai tantangan yang berat, namun juga sebagai tanda visi yang jauh ke depan. Kritikan tentang program Satu Juta Lapangan Kerja sering dinilai tidak mungkin bisa dilakukan, dan tidak dilandasi oleh hitungan matematis yang tepat.
Salah satu janji ambisius yang diusung oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono, adalah menciptakan satu juta lapangan kerja dalam lima tahun masa jabatan. Menurut Mulya, meski ambisius, program tersebut sangat mungkin tercapai jika didukung dengan kerja keras dan strategi yang tepat.
Ia menegaskan bahwa memiliki ambisi besar dalam menjalankan pemerintahan bukanlah hal yang salah. Bahkan, ia menganggap bahwa seorang pemimpin harus memiliki ambisi untuk membuat perubahan yang signifikan. "Ambisi itu bukanlah sesuatu yang harus dipandang negatif. Pemimpin seperti Pak Prabowo juga memiliki ambisi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai 8 persen, dan banyak orang menganggap itu ambisius. Tapi, apakah itu tidak bisa tercapai? Tentunya bisa tercapai dengan kerja keras," jelas Mulya.
Program satu juta lapangan kerja ini, menurut Mulya Amri, telah diperhitungkan dengan matang. Dalam rencana tersebut, sebanyak 600.000 lapangan kerja akan tercipta di sektor formal, yang mencakup ekonomi-ekonomi baru seperti pariwisata dan ekonomi digital. Sebagai kota global yang akan terus berkembang, Jakarta diharapkan bisa menarik investasi asing yang akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga Jakarta.
"Jakarta adalah kota global yang terus berkembang, dan kami yakin bisa menarik investasi asing yang akan membuka banyak lapangan kerja di sektor-sektor baru seperti pariwisata dan ekonomi digital. Ini adalah lapangan kerja formal yang akan menciptakan peluang bagi anak muda Jakarta untuk berkarir dalam industri yang terus tumbuh," ujar Mulya.
Selain itu, sekitar 300.000 lapangan kerja diharapkan dapat tercipta dari sektor UMKM. Pemerintah DKI Jakarta akan memberikan dukungan penuh kepada UMKM untuk berkembang, yang pada gilirannya akan membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat Jakarta, khususnya di sektor informal.
"UMKM memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja. Dengan memberikan fasilitas, pembiayaan, dan pelatihan bagi pelaku UMKM, kami berharap bisa meningkatkan jumlah pelaku usaha kecil yang pada gilirannya akan membuka peluang kerja lebih banyak lagi," tambah Mulya.
Sementara itu, 100.000 lapangan kerja lainnya diprediksi akan tercipta melalui program padat karya, yang melibatkan masyarakat dalam kegiatan perbaikan kampung dan infrastruktur. Salah satu program yang diusung adalah dana RW sebesar satu miliar per RW selama lima tahun, yang akan digunakan untuk mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat RW.
Salah satunya, Maghrib Mengaji
Program Magrib Mengaji, meski tidak bersifat wajib, diharapkan dapat mendorong lebih banyak masyarakat untuk aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar mereka. "Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat mental spiritual masyarakat, memberikan kesempatan bagi warga untuk lebih dekat dengan ajaran agama mereka, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari," tambah Mulya.
Pemerintah DKI Jakarta, menurutnya, hadir untuk memberikan dukungan, baik dari segi dana maupun fasilitas, sehingga kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan masyarakat dapat lebih terorganisir dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi kehidupan spiritual mereka. Salah satunya adalah dengan menyediakan makanan bagi peserta yang mengikuti kegiatan Maghrib Magaji di masjid atau mushola setempat, guna mempermudah pelaksanaan kegiatan ini.