Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demokrat Bantah Tudingan PDIP Soal Partai Coklat Bermain di Pilkada, Ini Penjelasannya

Hinca Pandjaitan membantah tudingan dari PDIP mengenai adanya partai coklat yang bermain saat perhelatan Pilkada 2024.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Demokrat Bantah Tudingan PDIP Soal Partai Coklat Bermain di Pilkada, Ini Penjelasannya
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan membantah tudingan dari PDIP mengenai adanya partai coklat yang bermain saat perhelatan Pilkada 2024. [Rizki Sandi Saputra] 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan membantah tudingan dari PDIP mengenai adanya partai coklat yang bermain saat perhelatan Pilkada 2024.

Diketahui, partai coklat yang dimaksudkan adalah oknum anggota polisi dan aparatur sipil negara (ASN) yang turut terlibat aktif memenangkan salah satu paslon tertentu. 

Khususnya, paslon yang mendapatkan endorse dari kekuasaan.

Menurut Hinca, pihak kepolisian sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan selama Pilkada 2024.  

Baca juga: Strategi KIM Plus Menang Telak di Pilkada 2024 Meski Tanpa Mahkota, Golkar Paling Apes

Dia mengatakan, bukan suatu yang mengherankan jika polisi menjaga TPS di sejumlah daerah.

"Tugas-tugas kepolisian memang begitu, artinya menjaga ketertiban, menjaga harkamtibmasnya itu ya. Dan dia hadir di masyarakat. Dalam rangka ini semua. Nah ketika pilkada mereka hadir menjaga, paling tidak berapa itu, satu polisi, nggak bisa satu TPS. Kan harus dijaga itu ya," kata Hinca di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (29/11/2024).

Berita Rekomendasi

Dia mencontohkan perhelatan Pilkada Sumatra Utara 2024 yang memenangkan menantu Jokowi, Bobby Nasution versi hitung cepat (quick count). 

Dia mengklaim kepolisian sudah menjalankan tugasnya dengan baik.

"Saya melihat kepolisian ya menjalankan tugasnya sebagai polisi, jaksa menjalankan fungsinya sebagai jaksa, dan KPU penyelenggara, Bawaslu yang mengawasi, partai politik atau peserta pemilu menjalankannya. Begitulah pesta ini berjalan, sehingga saya tidak setuju dan tidak melihat ada partai coklat," jelasnya.

Di sisi lain, Hinca memahami jika ada pihak yang kalah merasa tidak puas dalam kontestasi Pilkada kali ini. 

Dia menyebut kejadian ini persis dialami pada Pilpres 2024 lalu.

Baca juga: Menteri AHY: Proses Pilkada Serentak 2024 Berjalan Aman, Mudah-mudahan juga Demokratis

"Setiap kali ada pesta demokrasi, selalu ada istilah kecurangan ini. Selalu begitu ya, setiap yang kalah selalu (bilang) curang. Pilpres kemarin kan juga begitu. Salurannya (pengaduannya) ada, mana itu salurannya? tentu pendekatan hukum. Kemana? kalau administratif ke Bawaslu-nya, kalau hasil sengketa pemilunya dalam hal ini Pilkadanya ke MK," pungkasnya.

Anomali di Pilkada Banten

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengaku tidak habis pikir dengan anomali yang terjadi di Pilkada Banten 2024. 

Menurut Basarah, Cagub Airin Rachmi Diany yang merupakan mantan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran di Banten dan menang Pileg 2024, justru mengalami kekalahan dalam hitung cepat atau quick count Pilgub Banten.

"Anomali yang pertama, di luar akal kami seorang Airin, Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran sukses memenangkan Prabowo-Gibran di Banten pada saat dia menjadi calon gubernur harus mengalami intervensi kekuasaan untuk menggagalkan pemenang," kata Basarah saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (28/11/2024). 

Bahkan, anomali atau keanehan pada Pilkada Banten 2024 sangat ‘telanjang’ diperlihatkan oleh pihak-pihak yang menyalahgunakan kekuasaan. 

Anomali berikutnya, kata Basarah, perolehan suara pasangan calon gubernur Banten nomor urut 1, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi yang dalam sepekan sebelum hari pencoblosan masih 77 persen, namun karena ‘serangan’ kekuasaan justru berbanding terbalik pada hari pencoblosan. 

"Semua hasil survei yang hampir satu minggu melaporkan perbandingan yang sangat signifikan antara proses survei suara Airin dengan kandidat yang lainnya di atas 70 persen up kemudian hanya dalam waktu beberapa hari saja bisa berubah secara signifikan," ungkap Basarah. 

Anggota DPR RI ini menegaskan, bagi PDIP, bukan menang kalahnya yang dipersoalkan dalam Pemilu.

Namun, cara-cara penyalahgunaan kekuasaan dengan melibatkan partai coklat (Parcok/oknum polisi), Aparatur Sipil Negara (ASN) dan lain sebagainya itu yang tidak boleh ditolerir. 

"Oleh karena itu kami akan tetap melakukan legal action perlawanan sesuatu hukum," tegasnya.

Basarah mengatakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional Ronny Talapessy hingga Airin Rachmi Diany dan DPD Partai Golkar Banten, untuk melakukan langkah hukum dalam menyikapi abuse of power di Pilkada Banten. 

"Demi keadilan, demi sebuah peradaban demokrasi yang sedang kita bangun ini untuk tidak ternodai oleh praktik-praktik abuse of power yang dilakukan," pungkas Basarah.

Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan lembaga Charta Politika pada Rabu (27/11/2024), dengan dara masuk 100 persen, pasangan Andra-Dimyati unggul 57,52 persen. Sedangkan Airin-Ade 42,48 persen.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas