Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Herman Laporkan Dokter yang Operasi Usus Buntu Desfa ke Polisi

Herman melalui pengacaranya melaporkan seorang dokter karena diduga lalai saat mengoperasi Desfa Anjani bocah di Palembang, Sumsel.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Herman Laporkan Dokter yang Operasi Usus Buntu Desfa ke Polisi
TRIBUN SUMSEL/RACHMAD KURNIAWAN
Herman dan Yani, ayah dan ibu Desfa Anjani menunggui putrinya yang sedang dirawat. Kondisi Desfa Anjani belum diketahui setelah masuk ke ruang PICU RS Mohammad Hoesin, Palembang, Sumsel. 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Herman dan Yani, melalui kuasa hukumnya, melaporkan dokter yang mengoperasi Desfa Anjani, tapi diduga ada kelalaian dan menimbulkan derita bagi bocah itu.

Menurut Edisan Wahidin SH, kuasa hukum keluarga Herman, laporan diajukan ke Polda Sumsel.

Terlapor dianggap melanggar Pasal 4 UU Nomer 36 Tahun 2014 tentang Ketenagakerjaan..

"Dalam isi pasal tersebut disebutkan setiap tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan korban luka berat, maka terancam tiga (3) tahun penjara," tutur Edison, Rabu (8/3/2023).

Sebagai ayah Desfa, Herman berharap laporan mereka segera ditindaklanjuti. Dari pertemuan dirinya dengan dokter yang dilaporkan, Herman menilai belum ada itikad baik kepada keluarganya.

Dokter itu membesuk anaknya saat sudah di RSMH. "Dia hanya besuk sekali saat anak saya sudah dirawat di RSMH Palembang. Oknum tersebut beralasan ini hanya kesalahan medis," tambahnya.

Baca juga: Derita Desfa Anjani Bocah Palembang, Operasi Usus Buntu Gagal, Kini Tambah Kurang Gizi

Desfa Anjani (7) terbaring dalam kondisi memprihatinkan di rumah sakit. ia diduga mengalami efek kegagalan operasi usus buntu, dan kini ditangani di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Palembang, Sumatera Selatan.
Desfa Anjani (7) terbaring dalam kondisi memprihatinkan di rumah sakit. ia diduga mengalami efek kegagalan operasi usus buntu, dan kini ditangani di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Palembang, Sumatera Selatan. (TRIBUN SUMSEL/HANDOUT)

Kondisi Desfa Anjani hingga Rabu (8/3/2023) dilaporkan masih sangat memprihatinkan. Ia dirawat intensif di ruang PICU RS Mohammad Hoesin, Palembang.

BERITA TERKAIT

Kain kompres ditempelkan di dahinya. Tubuh bocah kurus itu terkulai, matanya terpejam, selang terpasang di hidung dan tangan kanannya.

Mulutnya sedikit terbuka, seperti menahan sakit. Dialah Desfa Anjani, bocah Palembang berusia tujuh (7) tahun.

Desfa diduga mengalami dampak kegagalan operasi usus buntu di sebuah rumah sakit di Palembang. Ia tiga kali dioperasi, dan justru keadaannya bertambah parah.

Dari perut bocah itu, keluar cairan kuning kehijauan. Dari rumah sakit pertama tempat dioperasi, ia kemudian dilarikan ke RS Hermina Jakabaring.

Tapi karena ketiadaan ahli gizi dan kekurangan alat perawatan memadai, Desfa dirujuk ke RSMH Palembang.  

Desfa Anjani adalah putri ketiga pasangan Yani (38) dan Herman (44), warga Jalan Fakih Usman Lorong Sintren, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang.

Jurnalis Tribun Sumsel Tribun Network menemui Yani dan Herman di rumah sakit tempat anak itu dirawat, Selasa (7/3/2023) dan Rabu (8/3/2023).

Yani menceritakan, anaknya awalnya didiagnosa sakit tifus dan dirawat di Rumah Sakit Bari. Kondisi Desfa membaik, kemudian sembuh dari sakitnya.

"Namun beberapa hari kemudian mengeluh sakit perut dan sering kembung," ujar Yani saat dijumpai.

Ketika Desfa dibawa kembali periksa ke rumah sakit, dan bagian perut Desfa diperiksa, anaknya dinyatakan mengidap usus buntu.

"Saat itu lalu dilakukan rontgen, dan dari hasil medis dinyatakan anak saya mengalami usus buntu. Dokter B yang menangani, mengatakan harus dilakukan tindakan," lanjut istri Herman ini.

Lalu, pada 6 Februari 2023 tindakan operasi usus buntu pada anaknya pun dilakukan di rumah sakit yang sama.

Sesudah operasi, Desfa masih dalam perawatan pascaoperasi di rumah sakit. Pada 10 Februari 2023 ia diperbolehkan pulang.

"Pulang pascaoperasi dikasih obat paracetamol dan antibiotik," kata Yeni ditanya apakah ada obat-obatan yang dikonsumsi Desfa sesudah keluar rumah sakit.

Namun, kondisi kesehatan Desfa Anjani turun dan semakin mengkhawatirkan. Dari luka jahitan operasi tersebut keluar cairan kental berwarna kuning kehijauan.

Ia lalu dibawa ke RS Hermina Jakabaring, sebelum kemudian dirujuk ke RSMH Palembang pada  Selasa (7/3/2023).

Berat badan Desfa saat dibawa kembali ke rumah sakit drop dari 18 kilogram kini hanya 12 kilogram. Ia diperkirakan kekurangan banyak nutrisi.

"Fokus dokter sekarang mau perbaiki gizi anak saya karena kan posisi dia tubuhnya lemah dan kurang gizi karena tidak makan sejak masuk rumah sakit, hanya lewat infus," kata Herman, Rabu (8/3/2023).

Masuk ke RSMH Palemebang, Desfa langsung ditangani di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Menurut Herman, pemeriksaan menunjukkan ada infeksi di bekas jahitan operasi usus buntu.

"Iya infeksi, kata dokter ada bagian usus yang pecah," katanya. Herman belum tahu persis kondisi Desfa di PICCU karena keluarga tak diizinkan masuk.

Namun saat dalam perjalanan menuju RSMH, kata Herman, Desfa Anjani masih bisa diajak berkomunikasi.

"Kami belum ada yang boleh masuk, jadi tidak tahu kondisi Desfa bagaimana," kata Herman yang tetap menunggui putrinya di bagian luar rumah sakit.(Tribunnews.com/TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan/Fransiska Kristela)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Diduga korban malapraktik orang tua bocah kali operasi usus buntu gagal melapor ke polda sumsel

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas